Dua Puluh Lima - Kita ini apa?

97 6 0
                                    

'Jadi kalian sekarang apa?'

Pertanyaan singkat yang dilontarkan Ale saat nongkrong kemarin masih terngiang-ngiang di kepala gadis yang sedang duduk melamun di atas sofa abu-abu itu hingga sekarang. Karena sampai detik ini dia pun belum menemukan jawaban yang tepat.

Matanya menatap seseorang yang baru saja berjalan ke arah dapur. Sebelah tangannya membawa satu kantong plastik berukuran besar yang kini diletakkan di atas kabinet dapur. Hasil belanjaan impulsif mereka barusan.

Sore ini pria itu menjanjikan sesi belajar sebelum presentasi seminar hasil. Namun di pertengahan jalan menuju rumahnya, David tiba-tiba saja menagih janji yang bahkan hampir dilupakan oleh Alana. Memasak pisang ijo untuknya.

Awalnya langsung ditolak oleh gadis yang sore ini terlihat sangat santai dengan kaos hitam press body dan joger abu-abu. Rambutnya dia biarkan tergerai lurus tanpa repot-repot dicatok. Namun melihat wajah kecewa David, dia luluh juga.

Walaupun akhirnya bukan pisang ijo yang mereka buat. Melainkan buko manffa yang menurut Alana pengerjaannya lebih mudah dan sederhana. David tidak menolak, selagi gadis itu yang memasak.

Akhirnya mobil yang mereka kendarai berbelok ke salah satu swalayan sebelum melanjutkan perjalanan ke tempat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya mobil yang mereka kendarai berbelok ke salah satu swalayan sebelum melanjutkan perjalanan ke tempat ini. Membeli bahan-bahan yang sekiranya diperlukan untuk membuat buko mangga. Sekaligus beberapa stok makanan seperti buah-buahan, sereal, susu, dan roti yang sengaja Alana selipkan troli belanjaan mereka. Tentu saja untuk memberi sedikit kehidupan di kulkas David.

"Alana?"

Lamunan Alana terpecah begitu mendengar namanya disebutkan. Netra Alana menangkap sesosok pria yang berdiri menjulang di depannya. Terlihat santai dengan kaos putih bertuliskan nama sebuah band serta celana pendek yang sangat jarang dia pakai jika ke luar rumah. Seseorang yang akhir-akhir ini sering muncul dalam pikirannya. Seperti sekarang ini.

"Ya?" Jawab Alana pendek.

"Mau masak dulu atau belajar dulu?" Tanya David dengan kedua tangan berada di saku celananya.

"Masak dulu. Soalnya harus buat jellynya. Nanti sambil nunggu jellynya dingin kita bisa ambil jeda buat belajar." Jawab gadis itu yang langsung disetujui oleh David.

Keduanya berjalan beriringan menuju dapur. Membongkar plastik belanjaan mereka lalu. berbagi tugas. Alana bertugas memasak jelly dan sagu mutiara dan David kebagian tugas untuk mengupas dan memotong buah mangga hingga menjadi kubus kecil untuk isian buko nanti.

Tidak butuh waktu lama hingga jelly sudah masak dan masuk ke dalam loyang kaca karena mereka tidak menemukan cetakan. Begitu juga dengan beberapa potong mangga yang sudah tersedia di dalam mangkok.

"Udah." Alana menepuk-nepuk tangannya begitu memasukkan satu loyang jelly ke dalam kulkas. "Sekarang tinggal nunggu ini dingin."

"Mau belajar sekarang?" Tanya seseorang yang tengah bersandar di kabinet dapur.

Titik Temu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang