18

302 53 9
                                    

"Xue Yang? Kau sudah mau pergi? Ibu memasak sup ke sukaan mu." Xue Yi terkejut melihat Xue Yang tampak terburu buru meninggalkan rumah.

"Xue Yang..." Xue Yi meraih lengan nya saat Xue Yang akan melangkah keluar.
"Maafkan ibu..." Xue Yi, meremas lengan Xue Yang.
"Jika kau ingin mencari tempat untuk melampiaskan amarah. Datanglah kepada ibu, ibu mohon jangan sakiti diri mu." Xue Yi menatap sedih Xue Yang yang enggan untuk melihat nya.

"Aku hanya menginginkan keluarga utuh yang normal. Tetapi, semua itu tidak akan pernah aku dapatkan sekeras apa pun aku merengek atau berteriak." Xue Yang melepas tangan Xue Yi dan menghilang di balik pintu keluar.

"Maaf Xue Yang.. maafkan ibu..." Xue Yi hanya bisa menangis sendiri di ruangan yang sepi itu.

.+.

"Nie Huaisang tampak masih saja merasa bersalah." Wei Wuxian membaca pesan beruntun yang di kirimkan oleh Nie Huaisang.
"Apa kau sudah lega sekarang?" Hua Cheng berjalan di sisi sebelah Wei Wuxian mereka tampak menuju lift bersama.

"Kau sebelumnya khawatir jika mereka akan melihat mu dengan buruk setelah mendengar cerita mu." Hua Cheng
"Untuk sebagian orang, berdekatan dengan seseorang yang melakukan konsultasi kejiwaan adalah hal yang cukup menakutkan." Wei Wuxian

"Aku bersyukur menjadi bagian dari teman teman mu." Wei Wuxian
"Aku lebih bersyukur kau menjadi milik ku." Hua Cheng menggenggam tangan Wei Wuxian. Keduanya tersenyum satu sama lain.

Ting....~

Xue Yang tersentak saat melihat Wei Wuxian dan Hua Cheng tampak sedang menunggu lift. Sontak ia melangkah keluar saat Wei Wuxian dan Hua Cheng memasuki lift.

"Oi bocah! Kau tidak naik?" Teriakan Hua Cheng juga tampak di abaikan oleh Xue Yang.
"Dia menghindari kita?" Wei Wuxian
"Seperti nya begitu, ia bahkan memilih menggunakan tangga darurat." Hua Cheng

"Apa sekarang aku di benci oleh nya?" Wei Wuxian
"Tidak perlu kau fikirkan, dia hanya seorang remaja yang pemikiran nya masih sangat sensitif dan labil. Semakin kau kejar, ia hanya akan semakin keras kepala." Hua Cheng

"Walau begitu, aku merasa kasihan dengan nya. Dalam kasus ini, dia juga korban." Wei Wuxian
"Baik, itu benar. Maka biarkan ia mengambil langkah nya sendiri. Tidak perlu terlalu memusingkan diri dengan sikapnya yang acuh kepada mu." Hua Cheng
"Baiklah..." Wei Wuxian mengangguk patuh.

Di tangga darurat, Xue Yang tampak memeluk kedua lutut nya sendiri. Ia meredam isakan nya di antara lututnya. Menangis seorang diri di tangga sepi itu. Tanpa seorang pun yang menyadari atau pun menemani nya.

.+.

Berhari hari berlalu, Xue Yang tampak semakin menghindari Wei Wuxian. Bahkan, ia pun juga semakin jarang terlihat keluar rumah. Tidak hanya tak keluar rumah, ia bahkan lebih senang menyendiri di kamar nya.

"Dapatkah kau datang dan berbicara dengan Xue Yang? Dia bersikap semakin aneh dan menjadi diam. Aku takut jika tiba tiba ia melakukan sesuatu yang berbahaya." Xue Yi tampak berbicara di telfon dengan seseorang.

"Malam ini, aku akan berusaha datang." Di sebrang telfon. Wei Changse tampak sibuk dengan pekerjaan yang selama ini ia tunda tunda

.+.

"Oh, Xue Yang.. di jam ini kau akan kemana?" Xie Lian dan teman teman nya terkejut melihat  pukul 11 malam. Xue Yang masih berkeliaran di lorong apartemen.

Xue Yang hanya diam, namun untuk beberapa detik ia berhenti melangkah dan membungkuk sopan memberi salam lalu pergi tanpa sepatah kata pun

"Dia.. apa dia mengabaikan kita?" Nie Huaisang
"Dia pasti membenci kita semua." Wen Ning
"Aku akan mengikutinya, kalian masuk duluan." Xie Lian

"Oi! Kau mau kemana?" Jin Zixuan
"Hanya sebentar, masuklah lebih dulu." Xie Lian berlari mengikuti arah Xue Yang pergi.
"Tsk!" Mau tak mau, Jin Zixuan pun mengikuti nya.

"Dia masih saja tidak bisa mengabaikan seseorang." Nie Huaisang
"Xue Yang masih anak anak, jika terjadi sesuatu dengan nya bagaimana? Apa lagi ini sudah larut." Wen Ning

"Itu benar, remaja omega sekarang sungguh suka keluyuran seorang diri." Nie Huaisang
"Ayo masuk." Lan Wangji, Kedua nya pun mengangguk dan menuju lift

"Oh, hanya kalian? Dimana Xie Lian dan Jin Zixuan?" Wei Wuxian mengerut kan alis nya bingung saat hanya melihat Wen Ning, Nie Huaisang dan Lan Wangji yang sampai.

"Mengejar Xue Yang." Nie Huaisang
"Mengejar?" Hua Cheng

"Ya, kami bertemu di lorong. Dan ia pergi keluar." Wen Ning
"Pada jam ini?" Wei Wuxian melihat jam di ponsel nya

"Kemana dia pergi." Wei Wuxian
"Ia tidak mengatakan apa apa saat kami bertanya." Wen Ning
"Dia mengabaikan kami." Nie Huaisang

"Kalian juga?" Hua Cheng
"Dia juga mengabaikan mu?" Nie Huaisang melihat Wei Wuxian
"Ya, dia bahkan segera pergi saat berpapasan." Wei Wuxian

"Apakah itu cara merajuk anak jaman sekarang?" Lan Wangji
"Entahlah." Hua Cheng

.+.

"Kemana dia pergi, aku yakin melihat nya berjalan kearah ini." Xie Lian tampak melihat kekanan dan kekiri. Mencari cari Xue Yang yang tiba tiba saja menghilang.

"Sudahlah, ayo kembali. Ia akan baik baik saja." Jin Zixuan tampak berjalan di belakang nya dengan langkah malas.

"Kau! Kembalilah lebih dulu." Xie Lian melihatnya dengan tatapan kesal.
"Ek! Baik baik..." Jin Zixuan menghelang nafas nya dan mengikuti langkah Xie Lian.

"Oh, itu dia!" Xie Lian memperhatikan Xue Yang yang sedang duduk di sebuah ayunan. Ia tampak duduk sendirian di taman bermain itu.

Ya, siapa juga yang akan berkeliaran diluar pada pukul 11 malam seperti ini?

"Oh..? Dia... Menangis?" Xie Lian tersentak saat melihat Xue Yang tampak menyeka pipinya. Ia semakin tersentak saat melihat Xue Yang tiba tiba mengeluarkan sebuah pisau cutter.

"Hei! Apa yang akan kau lakukan!" Dengan segera Xie Lian berlari kearah nya dan merampas pisau Cutter itu.

"Kau.. tidak bisa kah tidak menganggu waktu pribadi seseorang." Xue Yang tersentak. Ia terkejut dengan teriakan Xie Lian juga Saat pisau itu di rampas dari tangan nya.

"Kau tidak boleh melakukan hal gila seperti itu! Aku tau kau mengalami banyak kesulitan tetapi, melukai diri sendiri bukan solusi nya." Xie Lian

"Melukai diri? Siapa yang akan melakukan hal bodoh seperti itu." Alis Xie Yang menukik tajam.

"Xie Lian, di tangan nya ada sebuah apel." Jin Zixuan
"Huh?" Xie Lian melihat tangan Xue Yang yang lain, dan benar saja ia tampak memegang sebuah apel merah.

"Bisa kau kembalikan pisau ku?" Xue Yang
"Tidak." Xie Lian mengambil apel itu, lalu membelah nya menjadi dua bagian.

"Apa kau sengaja menghindari kami?" Xie Lian memberikan hasil potongan nya kepada Xue Yang.
"Tidak ada alasan bagi ku untuk terus berada di dekat kalian." Xue Yang menaikan bahunya acuh.

"Maaf untuk sikap kami saat itu, tetapi kami khusus nya aku. Aku tidak memandang mu seperti yang kau katakan. Karna, kau pun terlahir seperti ini bukan karna keinginan mu." Xie Lian

"Aku berterima kasih untuk kepedulian mu kepada ku. Tetapi, kata kata manis mu itu. Tidak akan ada guna nya saat pandangan sekitar tentang anak anak seperti ku tidak berubah. Simpan saja kata kata manis mu itu." Xue Yang berbalik pergi kembali masuk kedalam gedung.

"Benar... Kau benar Xue Yang.. kesalahan itu bukan kesalahan kalian. Lalu, mengapa kalian lah yang di salahkan." Xie Lian meremas potongan apel lain nya yang ia pegang.

TBC !!!

Be My Alpha ..? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang