5. Yang Baikan

228 29 3
                                    

.

.

.

"Kakak maukan melatihku menciptakan lagu agar aku menang festival musik" rengek Wonyoung sambil bergelantungan di lengan Sunghoon.

"Tapi aku juga sibuk latihan untuk persiapan konserku beberapa minggu lagi" ucap Sunghoon tak enak hati, dan Riki yang sedari tadi melihat Wonyoung hanya bisa merotasikan matanya jengah dan eneg melihat gadis itu sok manja pada ayahnya, mana ayahnya sok baik lagi, gimana ibunya tidak ngamuk.

"Yahh" Wonyoung langsung memasang wajah sedihnya, dan Sunghoon yang melihatnya jadi tak tega, dan Riki yang melihat itu semakin sebal, ingin mencakar wajah Wonyoung yang sok sedih.

"Stop!! Aku bisa bermain musik! Akan ku ajari kau menciptakan lagu, tak usah Kak Sunghoon" cegah Riki yang sudah membaca kemodusan Wonyoung, ia tahu gadis itu hanya mencari cara agar dekat dengan ayahnya, dan dugaannya semakin benar karena sekarang Wonyoung melototinya kesal.

"Kau sungguh bisa?" tanya Sunghoon pada Riki.

"Ya iyalah! Aku pemain band handal!" bangga Riki.

Sunghoon terseyum lalu kembali menoleh ke Wonyoung "nah Wonyoung, biar Riki saja yang mengajarimu, dia bisa bermain piano dan menulis lagu" ucap Sunghoon dan Wonyoung yang mendengarnya langsung manyun.

Sunghoon menghela nafas melihat Wonyoung "itu sudah ada Riki, kau datang untuk mencari pelatihkan?" tanya Sunghoon lagi, dan Wonyoung mengangguk.

"Pulanglah ini sudah malam tak baik gadis berseragam di luar" ujat Sunghoon namun Wonyoung tiba-tiba senyum senyum memandangnya, dan itu membuat Riki kesal, ia tahu apa isi otak gadis itu.

"Ini sudah malam kak.... aku takut pulang sendiri" guman Wonyoung malu-malu, dan Sunghoon memaklumi itu dan lekas berdiri.

"YAK! Kau bisa kesini sendiri, masa pulang sendiri takut!" sewot Riki, dan Wonyoung ingin sekalo menghajar pria kurang ajar itu yang selalu merusak rencananya.

"Sudahlah aku akan mengantarmu" ucap Sunghoon berusaha agar mereka berdua tak bertengkar, dan Wonyoung yang mendengar itu bersorak dalam hati.

"STOPPP!!" Riki kembali mencegah Sunghoon. "Aku... aku saja yang mengantarnya pulang ke tempat pemberhentiaan bus saja kan? Kak Sunghoon masih harus latihan! Latihan saja lagi sana, hus hus" Riki akhirnya memutuskan mengantar Wonyoung.

.

.

Wonyoung berjalan keluar universitas sambil manyun, dan Riki yang melihatnya tersenyum kemenangan, pokoknya hanya ibunya yang boleh bersama ayahnya, tak boleh yang lain.

"Kau tak usah mengabtarku! Aku muak melihat wajahmu!" kesal Wonyoung di depan wajah Riki.

Riki menangkat bahunya cuek "Ya sudah, katanya tadi kau takut pulang sendiri" guman Riki mengejek.

Wonyoung semakin di buat kesal oleh Riki dan akan meledak "wajahmu mirip dengan orang itu! Orang yang merebut Kak Sunghoon dariku! Kalian sama menyebalkannya!" maki Wonyoung, dan Riki tahu yang di maksud gadis itu adalah ibunya.

"Dasar kuntilanak! Wajah pacar Kak Sunghoon lebih cantik, lebih bohay dari pada kau rata depan belakang!" Riki ikut marah karena tak terima ibunya yang cantik di hina gadis itu.

"Sana pulang sendiri biar di makan jelangkung!" maki Riki kesal dan berjalan ke arah lain memutuskan pulang sendiri juga. Dan Wonyoung menghembuskan nafasnya kesal dan juga berjalan ke arah lain.











....




Riki membaca komik ditangannya, ia rebahan sambil menunggu ayahnya pulang latihan. Dan tak berapa lama akhirnya ayahnya pulang dengan wajah yang terlihat lelah.

"Kau belum tidur?" tanya Sunghoon dan Riki menggeleng.

Sunghoon mendudukkan dirinya di sofa, ia lalu mengambil ganggang telfon rumah di meja pendek samping sofa, Sunghoon mulai memencet beberapa nomer tujuannya dan Riki yang penasaran siapa yang tengah di telfon ayahnya mendekat dan menajamkan telingannya untuk menguping.

"Hai selamat malam Jaeyun" ucap Sunghoon tersenyum, ternyata ia menelfon Jaeyun kekasihnya, Riki pun ikut tersenyum

"Malam Sunghoon..."

Riki bisa mendengar suara malu-malu ibunya di sebrang sana, karena posisi dia mensejajarkan telingannya dekat ganggang telfon di telinga ayahnya.

"Kenapa belum tidur?" tanya Sunghoon sambil terkekeh.

"Karena kau sedang menelfonku" jawab ibunya dan Riki berusaha menahan tawanya, jawaban ibunya logis sekali.

"Oh iya ngomong ngomong aku merindukanmu malam ini" kekeh Sunghoon malu-malu dan Riki mencibir mengejek sang ayah.

"Aku juga merindukan Sunghoon, sangat merindukanmu" ucap Jaeyun di sebrang sana namun malah hati Riki yang lebih berbunga bunga.

"Tapi aku sudah mendengar suaramu indahmu, malam ini aku akan mimpi indah" gombal Sunghoon, dan Riki memasang ekspresi ingin muntah.

"Aku juga senang mendengar suara Sunghoon, dan besok masuklah kuliah jangan sampai bolos lagi" ucap Jaeyun perhatian dan Riki mengucapkan kata 'ciyee' tanpa suara berusaha menjahili ayahnya yang jatuh cinta.

"Iya apapun perintahmu, sayang" cengir Sunghoon dan Riki memasang wajah jijiknya melihat ayahnya yang lebay.

"Tidurlah ini sudah malam, kau pasti lelah sehabis latihankan" Jaeyun memperingatkan.

"Hum, dan kau juga ya, aku ingin bertemu denganmu besok, aku mencintaimu, Jaeyun" ucap Sunghoon, dan Riki terlihat sanyam senyum sendiri.

"Iyaaa.... dan aku juga mencintaimu, Sunghoon"

"Bye"

"Byeee..."

"Ciyeee yang baikan!!" goda Riki ketika sambungan telfon itu putus dan ayahnya sangat senang dan bahkan memeluk Riki erat karena rencana bocah iti berhasil, Riki hanya terkekeh melihat ayahnya yang sangat bahagia.




















   ....



Sedangkan di sebrang sana, Jaeyun yang baru saja menyimpan ganggan telfon, sehabis telfon dengan kekasihnya tersenyum lebar.

"Kyakkkkkkk......." saking senangnya ia tak tahan untuk tidak teriak dan lompat lompat bahagia di atas kasur.


.





.





.







.

Tbc.

Yeyyy akhirnyaa, maaf ya baru bisa update hari ini 😭😭🙏🏻, beberepa hari terakhir ini lagi sibuk, sampai aku lupa kalo ada hutang nulis wp 😭😭 padahal aku asik baca au di sela sibuk 😭🙏🏻. Maaf yaa yang sudah nunggu lama 🥺. Terima kasih buat yang sudah ikutin cerita ini, maaf kalau masih ada typo 🙏🏻. See you ^^

Back to 05 [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang