[Chapter 7 : Run Away]

68 11 0
                                    

"Aku tidak mau!"

"Kau tidak bisa menolak."

Nam-kyu terus ditarik paksa oleh Dakho agar keluar dari ruangan bawah tanah tersebut.

"Lepaskan aku!"

"Diam! Menurutlah dan ikut aku."

Dia terus memberontak, membuat Dakho yang terus menariknya, kesal lalu memukul wajahnya.

BUGH

Nam-kyu terjatuh dengan sudut bibir mengeluarkan darah karena pukulan tersebut. Dakho menarik rambutnya lalu menengadahkan wajah penuh memar itu.

"Dengar, kau itu adalah budak. Kau tau? Budak," ucap Dakho menekankan kata terakhir dengan seringainya.

"Aku. Bukan. Budak."

Dakho kembali kesal saat bocah di depannya malah menatapnya tajam. Tangannya mulai menyeret tubuh itu kembali dengan menarik rambutnya.

Saat sudah sampai di ujung atas tangga, Nam-kyu menarik tangan Dakho yang lengah dari kepalanya lalu menggigitnya keras dan membuat Dakho reflek melepaskan tangannya. Sadar pamannya lengah kembali, dengan segera dia mendorong pamannya hingga jatuh terguling di tangga lalu keluar dari ruangan itu, memutar kunci yang kebetulan tergantung di luar pintu lalu membuangnya sembarangan.

Dirinya segera berlari mencoba menemukan pintu keluar. Merasakan seseorang memasuki rumah, Nam-kyu mencoba bersembunyi di bawah meja. Terlihat dua orang pria memasuki rumah dengan terburu-buru, menghampiri pintu yang terhubung dengan ruang bawah tanah. Mereka datang karena mendengar suara teriakan dari ruangan itu. Sepertinya itu orang-orang yang akan membelinya.

Salah satu pria tersebut berusaha mencari kunci pintu, satunya lagi berusaha mendobraknya.

"Bos, pintunya sulit didobrak," ucap salah satu pria.

"Lakukan dengan benar! Aku sedang mencari kuncinya di sini."

Nam-kyu berusaha menemukan jalan keluar, tapi akan sulit jika ada mereka berdua. Saat sedang bergelut dengan pikirannya, dia tidak sengaja melihat sesuatu yang seperti bisa membantunya. Itu vas.

Dia mengambil vas itu, mendekati mereka perlahan dari belakang saat mereka sibuk sendiri. Seperti menyadari sesuatu, orang yang dipanggil bos itu berbalik lalu melihat bocah perempuan sedang mengangkat vas kepadanya.

"Kau..."

PRANG

"BOS!" Teriak pria yang tadi mendobrak pintu.

Nam-kyu mengigit tangan pria itu dengan keras lalu kabur keluar dari rumah. Nam-kyu berusaha kabur, asing dengan tempat yang dia lewati. Saat sedang berlari, dirinya sadar kalau sedang diikuti.

"NAM-KYU, KEMARI KAU!"

"KEMARI KAU!"

Dia mengenal suara itu. Itu suara pamannya dan anak buah orang tadi. Sepertinya orang itu berhasil membebaskan paman, pikirnya.

Nam-kyu kesulitan berlari karena tangan dan kakinya masih terikat sepasang borgol dan berkali-kali jatuh.

Secara tidak sadar, dirinya sudah berada di ujung tebing yang tidak terlalu tinggi, di bawahnya terdapat aliran sungai yang lumayan deras. Nam-kyu terpojok, tidak ada tempat untuk lari lagi, sedangkan dua orang yang terus mengejarnya sudah berada tidak jauh di depannya.

"Kau tidak bisa lari lagi." Dakho mendekatinya perlahan.

Nam-kyu terus mundur hingga terpeleset dan jatuh ke dalam aliran sungai. Dua orang yang mengejarnya terdiam dengan panik.

THE HUNTER [FEM! READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang