friendzone 01

546 32 0
                                    

Di ruang sepetak, terdapat dua pemuda berusia remaja sedang berkutat dengan dokumen putih berisi data diri. Mereka ialah Jaemin dan Renjun, kedua pemuda tersebut berniat akan melamar pekerjaan di sebuah Instansi ternama yang lokasi berada di kepadatan kota. Keduanya sama-sama minim pengalaman, apalagi mereka baru saja lulus dari universitas. Namun mereka tetap nekat.

Jaemin selesai lebih dulu. Dia merapihkan dokumen miliknya dan dimasukkan ke dalam map cokelat. Setelahnya, jaemin kembali duduk santai menyender di dinding kamar sembari memandangi Renjun yang masih sibuk menulis.

"Akhirnya~"
Renjun mengulat meregangkan jari tangannya yang terasa pegal. Ia meraih sebotol air mineral di meja depan, lalu di minumnya.

"Jaemin, semuanya udah beres kan?" tanya Renjun sembari membereskan dokumen miliknya, merapihkan dokumen itu lalu dimasukkan ke map yang senada dengan Jaemin.

"Hm, udah beres semua, tinggal kita dateng ke Kantornya aja." sahut Jaemin.

Renjun ikut duduk bersandar di dinding kamar di samping Jaemin, matanya menatap ke arah depan dimana ada lemari cukup tinggi milik Jaemin yang tidak tertutup rapat.

"Jaemin, kalo kita gak diterima disana, kita mau ngelamar kemana lagi?" ujar Renjun dengan lesu.

Ia merasa tidak yakin dengan pilihannya sendiri. Renjun sangat tahu perusahaan yang akan ia datangi bukanlah Perusahaan kecil. Melainkan salah satu Perusahaan besar yang telah membuka cabang di kota lain. Dan mereka dengan nekatnya justru melamar di Perusahaan Pusat.

Jaemin menghembuskan nafas kasar. "Coba aja dulu, kalo kita gak mencoba, kita gak bakal tau."

Jaemin beralih menatap Renjun yang sedang memasang wajah murungnya. "Jangan khawatir, Ren. Kita emang baru lulus Kuliah, tapi Gue yakin, pasti ada salah satu Perusahaan yg terima kita." sambung Jaemin, dengan tangannya yang menepuk-nepuk paha Renjun.

"Renjun takutnya cuma Jaemin doang yg diterima. Nilai Jaemin kan lebih sempurna dibanding punya Renjun." ujar Renjun dengan lesu.

Ya, nilai Jaemin sangat jauh di atasnya. Sewaktu kuliah, Jaemin anak yang teladan, nilainya selalu di atas nilai minimum bahkan sempurna. Sedangkan Renjun, kebanyakan nilainya di seluruh Mata Kuliah ialah standar. Hanya menyentuh nilai minimum saja.

Jaemin terkekeh. "Lo jangan kecil hati gitu, Ren,"

"Lagian kita kan udah buat perjanjian, kalo kita harus Kerja di tempat yg sama. Itu artinya, kalo cuma Gue yg diterima disana, Gue pasti tolak." ujar Jaemin, sembari menepuk pelan pundak Renjun.

"Janji ya?"
Renjun mengarahkan jari kelingkingnya kepada Jaemin yang langsung disambut tautan jari kelingking oleh Jaemin.

"Janji." sahut Jaemin kemudian.

Raut wajah Renjun berubah mendramatis, sangat terharu dengan perlakuan Jaemin.

Jaemin menepuk-nepuk pucuk kepala Renjun dengan wajahnya yang ikut mendramatis. Gelak tawa pun terdengar setelahnya.

.
.
.
.
.
🖤🖤🖤
.
.
.
.
.

Keduanya sedang berada di Pasar malam dekat Kosan mereka. Hendak membeli baju kemeja sebagai pakaian formal untuk melamar pekerjaan besok.

Jaemin hanya menemani Renjun karena dia sudah membeli pakaiannya lebih dulu.

"Jaemin, lihat, ini cocok gak?"
Renjun memperlihatkan kemeja putih yang dipegangnya kepada Jaemin.

"Hm.. Oke sih, tapi Size nya kebesaran deh, Ren."
Ucap Jaemin sembari menempelkan kemejanya ke tubuh Renjun mencoba mengepaskan di tubuh Sahabatnya itu.

Friendzone - Jaemren [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang