friendzone 14

336 24 3
                                    

"Gak mungkin Presdir." bantah Jaemin sesaat setelah mendengarkan penjelasan dari Jehan.

"Apa yg gak mungkin?"

"Saya tau Renjun, Presdir, dan Saya udah kenal Renjun dari lama, gak mungkin kalo Renjun cinta sama Saya."

Jehan terkekeh, sebelah sudut bibirnya terangkat hingga membentuk seringaian.

"Berarti Kamu belum kenal Renjun kalo kamu gak menyadari apa yg Renjun rasakan selama ini ke Kamu."

"Maksudnya?"

"Jaem, Saya udah tau apa yg kalian lakukan di Kosan tempo lalu. Dan harusnya kalo kamu kenal Renjun lama, Kamu pasti tau apa alasan Renjun mau diajak-

"Tunggu! Jjadi Presdir Jehan ttau ssoal-

"Yeah~ Saya tau. Apa yg kalian berdua lakukan di hari itu Saya tau semuanya Jaemin."

Bak orang yang tertangkap basah, Jaemin hanya mampu terdiam membeku.

Ada perasaan bersalah dalam dirinya, apalagi jika mengingat dia melakukan hubungan badan dengan Renjun dalam keadaan sadar.

Sadar akan hubungan mereka yang hanya sebatas sahabat, dan sadar bahwa Orang yang sedang ia ajak berhubungan sudah memiliki kekasih.

Dengan tatapan matanya yang sudah meredup, Jaemin menatap Jehan dengan dalam. Menyiratkan perasaan bersalahnya.

"Ssaya minta maaf, Presdir, Saya gak bermaksud ngelakuin itu ke Renjun, Saya cuman-

"Gak perlu minta maaf Jaem. Saya bukan siapa-siapa Renjun lagi, dan Waktu itu pun, status Saya cuman kekasih Renjun, bukan tunangan apalagi Suami. Status saya masih lemah, jadi Kamu gak usah ngerasa bersalah sama Saya,"

"Justru, akibat perbuatan kalian, Saya jadi tau yg sebenernya Jaem. Tentang perasaan Renjun ke Saya dan tentang perasaan Renjun ke kamu, itu sangatlah berbeda,"

"Maaf, tapi Saya perlu bicara ini ke Kamu. Waktu kamu pergi, Saya baru menyadari Posisi Saya dihati Renjun, Jaem. Saya kira, Renjun memang serius dengan Saya, dan Saya terlalu yakin dengan perasaan Saya ke Renjun. Tapi sesaat setelah Kamu pergi, semuanya terungkap Jaem. Tentang perasaan Renjun, dia hanya nyaman dengan Saya tapi tidak cinta dengan Saya,"

"Itu gak mungkin Presdir."

"Awalnya juga Saya masih ngelak Jaem, tapi ada satu titik dimana Saya udah terlalu yakin dengan pemikiran Saya, dan Renjun, dia belum yakin dengan ucapan Saya. Dan untuk menyakinkan Renjun, Saya waktu itu maksa Renjun untuk berciuman... Dan yaa... Dia nolak, Dia berontak, dan Dia tampar Saya."

"Ren, apa itu semua benar?"

Rasanya masih tidak mungkin. Ia masih belum sepenuhnya percaya.

Namun jika dipikir lagi, ada benarnya juga.

Ketika mereka melakukan semua itu, Renjun memang tidak pernah menolak perlakuan darinya, bahkan tidak ada pemberontakan sama sekali.

Sedangkan dengan Jehan, yang jelas-jelas dia kekasihnya, mengapa Renjun justru menolak.

"Apa itu masih belum meyakinkan Jaem?" tanya Jehan dengan kekehan sarkasnya. Terlebih saat melihat Jaemin hanya termenung.

"Tapi rasanya masih gak mungkin.."

"Berarti kamu bodoh, Jaemin."

.
.
.
.
.
🖤🖤🖤
.
.
.
.
.

Perlu waktu Dua hari untuk Jaemin merenungkan ini semua. Perihal perkataan dari Jehan, juga perihal ia yang mencoba mengulik kenangan masa lalunya yang sudah terlewat bersama Renjun.

Friendzone - Jaemren [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang