friendzone 04

151 18 0
                                    

"Jaemin!"

Seseorang menghentikan pergerakan Jaemin yang ingin menutup pintu kamar. Bisa Jaemin lihat, Renjunlah yang sedang berdiri di depan pintu.

Jaemin terdiam sejenak. Hingga selang beberapa detik kemudian, Ia merespon Renjun.

"Ada perlu apa, Ren?"

Wajah Renjun yang tadinya berseri seketika berubah menjadi murung ketika mendengar ucapan Jaemin yang pikirnya masih ketus.

Selama ini, Renjun mengira Jaemin mendiaminya karena masih marah kepadanya yang bisa dibilang tidak mau mendengar omongan dari Jaemin. Dan ternyata memang benar. Sahabatnya itu masih marah kepadanya.

"Jaemin.. bisa Aku ngomong sebentar sama Jaemin?" pinta Renjun lirih dengan wajah tertunduk dan kedua jemarinya yang bertaut.

Jaemin memejamkan kedua kelopak matanya, dengan helaan nafas beratnya. "Sini masuk." ucap Jaemin yang sudah membuka lebar pintu kamar.

Senyum Renjun merekah, dengan cepat ia menuruti perintah Jaemin untuk masuk ke dalam kamar kosan milik Jaemin.

"Mau ngomong apa Ren?"

Baru saja Renjun duduk, Jaemin sudah melontarkan pertanyaan yang baginya sangat terburu.

Wajah Renjun kembali murung. Sejak detik itu, Renjun baru menyadari jika sikap Jaemin telah berubah kepadanya. Jaemin bukan Jaemin yang ia kenal. Jaemin di depannya seolah orang orang asing yang hanya singgah di raga sahabatnya.

"Gak jadi Jaemin, maaf kalau Aku ganggu waktu istirahat Kamu." Renjun tidak sanggup. Ia memilih beranjak dari kasur Jaemin dan hendak pergi. Namun, saat langkahnya baru sampai ambang pintu, pergerakannya langsung terhenti akibat ucapan mendadak dari Jaemin.

"Gue tau, Lo mau kasih tau Gue, kalo Lo udah jadian sama Jung Jehan, kan?"

Renjun mematung. Sebelah tangannya yang memegang knop pintu seketika terlepas begitu saja.

Jaemin berjalan mendekat. Ia lalu merengkuh pundak Renjun untuk setelahnya ia balikkan tubuh Renjun agar menghadap ke arahnya.

"Gue turut bahagia atas semua itu, Ren."

Renjun mendongak, menatap lekat wajah Jaemin yang berjarak dekat dengannya.

"Jaemin tau darimana?"

"Gak perlu dipikirin, yg jelas, Gue mau ngucapin selamat buat Lo. Semoga hubungan Lo dan Jung Jehan bisa langgeng. Dan semoga, Jehan bisa terus bahagiain Lo, Ren."

"Makasi Jaemin."

Jaemin tersenyum, ia menganggukkan kepalanya pelan sebagai Respon.

Renjun yang masih terharu reflek merengkuh tubuh Jaemin dan memeluknya erat. Ia tumpahkan segala perasaan dalam dirinya dipelukan Jaemin.

Sedari dulu, Renjun hanya tinggal seorang diri. Selama 22 tahun lamanya ia hidup, segala perasaan yang ada dalam dirinya tidak pernah ia bagi ke siapapun. Hingga datanglah Jaemin ke dalam hidupnya.

Renjun percaya kepada Jaemin, orangnya yang baik, perhatian dan selalu bisa mengerti dirinya membuat Renjun menjadikan Jaemin sebagai Sahabatnya.

Kemanapun Jaemin pergi pasti selalu Renjun ikuti. Kemanapun Renjun ingin pergi pasti ia akan meminta Jaemin untuk menemani.

Persahabatan yang sangat diimpikan bagi semua orang. Renjun sangat bersyukur atas kehadiran Jaemin disisinya. Dan semoga saja, Renjun berharap Jaemin akan selalu berada disisinya menemani sisa hidupnya.

-----

Kejadian di malam itu membuat hubungan antara Jaemin dan Renjun kembali seperti semula. Keduanya kembali berinteraksi seperti sedia kala. Bak tiada permasalahan di satu bulan yang lalu.

Sekarang pun, Renjun sudah berada di depan kamar Jaemin, menggedor pintu kamar itu untuk menjemput Jaemin berangkat kerja.

Jaemin yang dasarnya masih berada di kamar mandi pun tidak mendengarnya, berakhir Renjun terus berdiam diri di depan pintu.

"Loh, Renjun?" ucap Jaemin yang setengah terkejut melihat keberadaan Renjun di dekat kamarnya.

Renjun menoleh, ia segera beranjak dari duduknya setelah melihat kehadiran Jaemin.

"Tumben dikunci pintunya."

"takut ada maling."

"Maling? Sejak kapan emang ada maling? Kos kita kan aman Jaemin, di sekeliling ada tembok tinggi, di depan juga ada gerbang tinggi, emang maling bisa masuk?"

"Bisa, buktinya tuh, si maling mau masuk kan?" Jaemin memajukan dagunya ke arah Renjun.

"Aku?" Renjun menujuk dirinya sendiri berusaha memastikan, dan langsung diangguki oleh Jaemin.

"Ish! Aku bukan maling ya Jaemin!!" amuk Renjun kesal. Ia bergegas mendekati Jaemin lalu melayangkan pukulan bertubi kepada sahabatnya yang rese itu.

"Auw Auw, Ren? Udah dong, sakit ini."

"Gak! Jaemin udah buat Aku kesel!" Renjun terus memukul-mukul main tubuh Jaemin meluapkan rasa kesalnya. Dan Jaemin hanya bisa pasrah, salah sendiri juga ngusik ketengangan rubah lugu yang nyatanya galak.

Di tengah keributan kedua sahabat itu, seseorang datang menyapa. "Ekhem!" deheman yang berasal dari mulutnya mampu membuat Jaemin dan Renjun terusik. Mereka langsung membenarkan posisinya yang sedikit ambigu ketika mendapati kehadiran Jehan.

"Presdir Je-

"Jehan. Jehan aja, jangan panggil Presdir lagi disaat kita sedang di luar."

Renjun mengulum bibirnya, ia lalu mangut-mangut. "Iya, maaf ... Jehan."

"Nice." ucap Jehan dengan terkekeh melihat wajah kekasihnya yang tampak menggemaskan. Tangannya kemudian terulur mengusak surai kecoklatan milik Renjun.

"Ish! Jehan jangan di acak-acak rambutnya~!" Renjun segera mencekal tangan Jehan yang masih berada di puncak kepalanya.

"Gemesin banget sih Kamu."

Cup

Renjun sontak membulatkan matanya kala dengan entengnya Jehan mengecup keningnya.

"Jehan?"

"Udah ayo berangkat, Sayang."

Renjun segera mencegah pergerakan Jehan yang akan menariknya berjalan beriringan.

"Kenapa?"

"Ajak Jaemin juga."

"Jaemin?" Jehan mengernyit, ia kemudian menolehkan wajahnya ke belakang. Ternyata ia baru ingat jika masih ada Jaemin di belakang mereka.

"Selamat Pagi, Presdir." sapa Jaemin dengan ramah.

"Pagi juga, Jaemin." sapa balik Jehan tak kalah ramah.

"Jaemin mau ikut bareng kita?"

"Eh, gak usah, Saya berangkat sendiri aja, Presdir."

"Jaemin? Kenapa gak mau bareng? Kan kita searah?"

"Gue berangkat sendiri aja, Ren. Gak enak takut ganggu kalian."

"Engga ganggu kok, Udah Jaemin berangkat bareng Aku sama Jehan aja ya?" ucap Renjun dengan kedua tangannya yang bertaut berlagak memohon kepada Jaemin.

Tak ada pilihan lain, berakhirlah Jaemin ikut semobil bersama mereka.



~~~~

Friendzone - Jaemren [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang