Chapter 257

5 0 0
                                    

'Aku suka Tristan.'

Dia telah mengembangkan perasaan terhadapnya. Mungkin sampai pada taraf menghadapi kematian yang akan segera datang dengan tenang.

Kenyataannya, Sabina sendirilah yang tidak bisa bertindak rasional. Baik secara objektif maupun subjektif, dia adalah orang bodoh yang mengorbankan hidupnya hanya demi emosi semata...

Siapa pun akan berpikir seperti itu.

"Baiklah. Aku tidak akan menolaknya lagi."

Sadar akan perasaannya sendiri, Sabina mengatur pikirannya dengan rapi.

"Putuskan pertunangan."

"....Apa?"

Tristan tampak menahan napas sejenak, seolah-olah dia tidak mengharapkan jawaban positif.

"Karena kita sudah membuat pengaturan pernikahan terpisah, kita bisa melanjutkan sesuai rencana."

Kematian yang mewah, glamor dan damai.

Sabina bergumam.

"Benar, kematian seperti itu juga tidak terlalu buruk."

Ia memilih kematian yang lebih baik daripada mati mengenaskan tanpa apa pun. Setidaknya ia bisa pergi setelah menikmati kekayaan, kekuasaan, dan cinta.

Lagipula, semua orang pada akhirnya akan mati.

Jika seseorang hidup tanpa penyesalan saat akhir tiba, lamanya hidup tidak menjadi masalah.

"Kamu akan menikah?"

"Mengapa kamu terkejut?"

Tidak, dilihat dari alur pembicaraan tadi, bukankah dia bisa mengetahuinya?

Sabina bertanya tidak percaya.

"Tertarik padaku dan menjadi Valentine adalah hal yang berbeda."

"Bagaimana mereka berbeda?"

"Aku tidak bisa membiarkanmu mati."

Kapan dia meminta untuk mati bersama....

Tristan yang sudah tulus pada Sabina, mengatakan sesuatu yang sama sekali berbeda dari sebelumnya.

"Itu berisik."

Dia membalas dengan dingin.

Rasanya seperti balas dendam karena mengatakan detak jantungnya berisik.

"Jadi, apakah kalian berencana untuk bertukar surat cinta tanpa menikah?"

Kalau begitu, dia tidak akan datang ke kamar tidur pria lain di tengah malam.

"Kamu bilang aku harapanmu."

Kamu bilang kamu akan mengikuti mimpiku dan akan melakukannya.

Sabina menatapnya dan berbicara dengan tegas.

"Jika memang begitu, percayalah meskipun itu hanya sesaat."

"...."

"Terimalah kemunafikan dengan rela."

Setelah mengambil keputusan dalam hatinya, dia tampak lebih kuat dari sebelumnya.

"Dan menurutku, kau menganggap dirimu sebagai semacam malaikat maut..."

Sabina juga berpikiran sama. Sampai dia mengakui perasaannya terhadapnya.

Namun sekarang, artinya berbeda.

"Jika itu berarti melindungi dunia dan menebusmu, aku bersedia membakar jiwaku."

Ya, jika itu tujuannya...

My Puma BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang