Mata Milk mengedar ke segala arah. Dia mencari gadis bermata monolid, yang tidak terlalu tinggi. Dengan kacamata hitam, Milk akhirnya berhasil menemukan Love yang berada di baris paling belakang.
"Love?" Kata Milk sedikit berteriak.
"Maju ke depan. Jangan berbaris di belakang, badan minimu tidak terlihat" kata Milk.
Gadis itu menurut, sementara View sedikit tersenyum. Dia mulai menyadari ada yang berbeda dengan sikap Milk. Mengapa dia sangat hapal sekali dengan gadis cantik bernama Love?
"Kau naksir dengan gadis itu ya?" View berbisik sambil tersenyum.
Milk tidak akan menghiraukan celotehan aneh dari sahabatnya itu. Malas sekali harus menjelaskan pada View, mulutnya sangat bocor.
"Baiklah, untuk pemanasan sebelum beraktivitas, View akan memimpin kita untuk peregangan"
View memandang kaget ke arah Milk. Sungguh? Benarkah dia menjadi instruktur untuk peregangan pagi ini? Milk sudah gila rupanya.
"Kenapa menyuruhku?" Keluh View berbisik.
"Karena kamu cerewet sekali."
Dengan senyum palsu, View menuruti permintaan Milk. Setidaknya dia mengerti beberapa gerakan pemanasan. View rajin GYM, tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal olahraga.
15 menit berlalu, kegiatan pemanasan berakhir.
"Kita selalu punya tradisi di Universitas. Anggota BEM kurang lebih ada 30 orang, kalian harus bisa mendapatkan tanda tangan semua senior BEM di sini. Terserah bagaimana caranya, kalian harus mendapatkannya" perintah Milk.
Inilah bagian yang paling menyenangkan dari ospek. Mencari tanda tangan para senior, dan tugas mahasiswa baru adalah melakukan segala cara untuk mendapatkannya.
"Kami akan berpencar, jadi kalian harus hapal semua wajah kami. Tanda tangan akan dikumpulkan di hari terakhir kalian ospek. Siapapun yang tanda tangannya tidak penuh, aku akan memberinya hal paling menyeramkan. Sesuatu yang bahkan kalian tidak bisa bayangkan."
Ancaman Milk sukses membuat mahasiswa baru bergedik ngeri. Melihat wajah Milk saja sudah ketakutan setengah mati, di tambah harus menerima hukuman dari gadis itu.
Milk dan View meninggalkan auditorium, diikuti dengan anggota BEM lainnya. Mereka akan berpencar, dan permainan akan segera di mulai.
Kalian tahu kemana perginya View dan Milk? Mereka pergi menaiki mobil dan meninggalkan universitas. Untuk mendapatkan tanda tangan Ketua dan Wakil Ketua BEM sungguh tidak mudah. Itu sebabnya, mereka harus menghindar sebisa mungkin.
"Milk, bagaimana dengan asramamu? Kita ke sana saja ya? Aku ingin tidur"
"Tidak bisa!"
Milk mencegah tindakan View sebisa mungkin. Tidak tidak, dia tidak akan mungkin membawa View masuk ke dalam kamarnya.
Gadis itu bisa lari dari asrama dan memberitahu seluruh kampus bahwa Milk memiliki roomate. Membayangkannya saja membuat Milk panik sendiri.
"Hei, santai. Ada apa denganmu? Biasanya juga aku kesana"
"Tidak View. Tidak bisa. Kali ini jangan ke asrama, aku tidak ingin ke sana"
View menghentikan mobilnya di pinggir jalan, dia mengarahkan pandangannya ke arah Milk. Gadis itu mulai curiga.
"Apa kamu menyembunyikan sesuatu? Aku merasa ada yang aneh" kata View menerka-nerka.
"Tidak ada. Hanya saja aku tidak ingin pulang, oke?"
Milk berusaha tenang. View ini pandai sekali membaca mimik wajah Milk yang sedikit terlihat panik.
"Baiklah, lalu kita akan ke mana?" View bertanya sambil kembali melajukan mobil sportnya.