Gadis bersurai panjang itu berjalan lesu di lorong kampus. Kepalanya kembali mengingat bagaimana Love pingsan di hadapannya.
Milk merutuki dirinya sendiri. Pertanyaan demi pertanyaan berputar di kepalanya, apakah fisik Love memang selemah itu? Kenapa Love belum memakan apapun sejak pagi?
Frustasi sekali rasanya.
Langkahnya terhenti di pusat kesehatan. Dia menatap View yang terduduk di bangku berwarna putih. View juga melihat ke arahnya.
Gadis jangkung itu berjalan ke arah Milk, menepuk pundak Milk dan menyuruhnya masuk ke dalam.
"Minta maaflah Milk" ujar View.
Sahabat Milk berlalu, meninggalkan Ketua BEM di dalam ruang kesehatan.
Milk berjalan ke arah tempat Love berbaring di sana. Gadis itu masih belum sadar juga rupanya.
Menarik bangku untuk duduk di samping ranjang berwarna Putih, dia menatap nanar ke arah Love.
"Maaf" hanya itu ungkapan yang bisa dia utarakan.
Milk sejujurnya tidak tahu harus bersikap bagaimana jika Love bangun. Dia sama sekali tidak bisa bersikap peduli pada seseorang yang baru saja dia kenal.
20 menit berlalu, Milk masih belum beranjak dari bangkunya, dan masih menatap ke arah Love.
Mata Love terbuka. Dia sadar.
Melihat hal itu, Milk antusias. Dia mencoba memegang tangan Love yang cukup hangat.
"Love?" Milk bertanya untuk memastikan bahwa gadis yang di hadapannya itu sudah sadar sepenuhnya.
Love melihat ke arahnya.
"Phi Milk?"
"Apa masih terasa pusing? Bagaimana keadaanmu?"
Tidak menjawab, Love membenarkan posisinya untuk terduduk. Dia menatap salah satu tangannya yang digenggam oleh Milk.
"Bisakah Phi Milk melepaskannya?"
Milk buru-buru melepaskan genggaman tangannya. Sungguh, dia tidak sadar jika tangannya menggenggam tangan Love.
"Maaf" kata Milk.
Gadis dengan rambut blonde itu menghela napas melihat Milk yang hanya terdiam tanpa mengatakan apapun selain maaf.
Ayolah, dia butuh penjelasan. Penjelasan tentang mengapa Milk tidak kembali ke asrama semalaman. Love menunggunya hingga pagi, hingga dia kesiangan dan tidak sempat untuk sarapan.
"Bisakah kamu memberitahuku kemana kamu semalaman? Phi Milk bahkan tidak kembali ke asrama"
"Eoh?"
Milk melihat ke arah Love.
"Kemana kamu semalaman?"
"A-aku di rumah Ayahku"
Love makin jengkel. Baru beberapa hari mereka tidur bersama, Milk malah memutuskan untuk kembali ke rumahnya.
"Apa aku benar-benar mengganggumu? Kamu benar-benar tidak nyaman berada di sekitarku?"
Love nampak marah. Hal itu juga bisa terlihat dari caranya berbicara pada Milk. Love sama sekali tidak menggunakan kata 'Phi Milk'.
"Love bukan begitu, aku-.."
Love buru-buru turun dari ranjang itu, melepas infusnya dan ingin meninggalkan Milk. Namun, Milk menahannya.
"Mau kemana? Kamu masih sakit"
Love menghempaskan tangan Milk. Sorot matanya berubah, buih-buih air matanya sebentar lagi keluar.