Episode 4

1.9K 146 9
                                    

Wooseok berlari dengan terburu-biru menuju ruang rawat inap yang sudah di beri tahu oleh manajer Hyeyoon. Saat ini Hyeyoon tengah di rawat di kamar VIP salah satu rumah sakit akibat kelelahan.

Kabar Hyeyoon hamil hanya Wooseok dan manajernya yang tahu, serta Geonhee yang saat itu membantu Hyeyoon pingsan ketika mereka masih di Thailand. Selebihnya tidak ada yang tahu.

Entah Wooseok harus sedih atau senang, ia sendiri bingung. Saat ini di fikirannya hanya mencemaskan Hyeyoon.

Saat turun dari bandara tadi, ia langsung melesat dengan cepat membawa mobilnya ke rumah sakit tanpa di temani manajernya. Bahkan ia belum sempat ganti baju.

Ia masih tidak percaya jika Hyeyoon hamil, ini terlalu cepat. Seingatnya terakhir ia melakukannya adalah beberapa minggu yang lalu. Jika memang benar Hyeyoon hamil, berarti saat itu kondisi Hyeyoon tengah subur.

Bodoh sekali kau Wooseok! Kenapa menghamili anak orang?! Rutuknya sendiri. 

Ia melihat seorang perawat masuk ke dalam ruangan, sepertinya itu kamar Hyeyoon. Pasalnya ada dua orang security berjaga di depan pintu masuk VIP.

Wooseok langsung bisa masuk karena security itu ternyata sudah di beri tau untuk memperbolehkan Wooseok masuk. Hanya Byeon Wooseok.

"Suster dimana kamar atas nama Kim Hyeyoon?" Tanyanya pada seorang perawat disana. Ia tidak peduli meskipun perawat itu mengenalinya. Ia hanya ingin bertemu Hyeyoon.

"Ah Tuan Byeon Wooseok, anda suda di tunggu, kamar nya yang ini," Ucap perawat tersebut.

Ia membuka kan sebuah pintu kamar yang terbuat dari kayu, dan Wooseok melihat manajer Hyeyoon juga Geonhee dan Hyeyoon yang tengah terbaring disana.

"Wooseok hyung," Panggil Geonhee.

Wooseok tidak mempedulikan sapaan Geonhee. Dia melewatinya dan mendekati Hyeyoon yang masih tertidur lemas, ia menggenggam tangannya cemas.

"Dokter bilang apa?" Tanyanya pada manajer Hyeyoon.

"Dia positif hamil, usia kandungannya dua minggu, kata dokter dia hanya kelelahan dan harus istirahat, tidak boleh stress dan melakukan aktivitas yang berat," Ucap sang manjaer panjang lebar.

"Dua minggu?"

Manajer Hyeyoon hanya mengangguk.

"Lalu kondisi janinya?"

"Sehat, tidak ada masalah," Balas sang manajer.

"Sukurlah.." Wooseok menghela nafas lega. Ia sempat khawatir jika sesuatu terjadi pada Hyeyoon dan janin yang sedang di kandungnya.

Ia menciumi jemari Hyeyoon dan menempelkan nya di pipinya. Rasanya hangat.. Tangan Hyeyoon terasa hangat di pipinya. Sudah beberapa minggu ini mereka tidak bertemu. Ia rindu..

Tiba-tiba saja mereka harus bertemu dengan kondisi seperti ini, ia menjadi sedih dan menangis. Rasa rindu nya akhirnya tersampaikan meskipun dengan kabar yang membuatnya terkejut.

"Hiks.."

"Hyung.. Jangan menangis.." Geonhee menepuk-nepuk bahunya.

"Aku tidak bisa berfikir selama di pesawat tadi, aku takut terjadi sesuatu dengannya dan janinnya, tapi sukurlah mereka baik-baik saja.." Ucapnya lega.

"Ku fikir kau menangis karena apa," Ucap Geonhee. Di sambut dengan lirikan maut oleh Wooseok.

Manajer Hyeyoon sejak tadi raut wajahnya terlihat serius, dia pusing memikirkan semua ini.

"Sekarang aku ingin tau bagaimana kau akan bertanggung jawab huh? Aku bahkan belum memberitahu CEO, karena saking paniknya, jadi katakan dari awal sampai akhir kenapa ini bisa terjadi?" Tanya manajer Hyeyoon dengan raut wajahnya yang sudah pusing, lelah, dan kesal.

Marriage By Accident (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang