Episode 7 (END)

1.6K 144 26
                                    

Ketakutan terbesar mereka saat ini adalah orang tua Hyeyoon. Wooseok berdiri dengan tegang di hadapan kedua orang tua Hyeyoon untuk meminta restu.

Setelah konfrensi pers tadi, Wooseok resmi di bebaskan dari tuduhan dan Rowoon entah kemana dia di bawa pergi oleh menajernya untuk menghindari para awak media.

Sementara Hyeyoon juga Wooseok memutuskan untuk pergi ke rumah orang tua Hyeyoon untuk meminta restu.

Mereka berfikir badai telah usai tetapi tidak. Badai yang sesungguhnya adalah disini, di rumah orang tua Hyeyoon, berhadapan dengan ayahnya.

Hyeyoon juga Wooseok memberi hormat dengan takut di hadapan keduanya. Mereka melipat kakinya dengan tegang dan duduk disana.

Sementara kedua orang tuanya sudah memasang raut wajah yang menyeramkan, terutama Tuan Kim. Hyeyoon sendiri pun tidak bisa menebak fikiran ayahnya.

Baik Hyeyoon maupun Wooseok hanya saling pandang takut.

"Jadi.. Kalian berdua sudah mendaftarkan pernikahan kalian?" Tanya Nyonya Kim sedikit memulai untuk mencairkan suasana.

"De, omonim," Balas Wooseok.

Ayahnya hanya mendesah berat. Raut wajahnya semakin dingin. Membuat Wooseok semakin takut.

"Jadi.. Benar jika kau yang mengurus semua keperluan putri kami selama hamil?" Tanya kembali ibunya.

Wooseok mengangguk kembali, "de, omonim,"

Nyonya Kim melirik suaminya yang masih tidak mau berbicara dengan putrinya. Ia pun mencubit pinggang suaminya. Agar pria tua itu bicara.

Wooseok dan Hyeyoon tau jika ayahnya masih marah pada mereka. Tapi bagaimana pun, Wooseok hanya ingin meminta restu darinya.

Ia merubah posisi duduknya menjadi lebih serius di hadapan Tuan Kim, membuat pria tua itu terkejut.

"A-abonim.." Panggilnya gugup.

Tuan Kim terkejut, Wooseok memanggilnya 'Abonim'. Ia melihat Wooseok yang serius menghadapnya.

"Abonim.." Ucapnya serius.

Wooseok sudah mengepalkan jemarinya kuat. Ia sudah yakin dan bulat ingin meminta restu pada Tuan Kim untuk meminang Hyeyoon.

"Abonim.. Maafkan saya tidak memberitahu anda tentang hubungan kami. Saya tidak bermaksud untuk merahasiakannya hanya saja, saya ingin Hyeyoon aman untuk sementara waktu sampai bayi kami lahir," Ucapnya serius.

Tuan dan Nyonya Kim tetap diam mendengarkan.

"Saya.. Mencintai putri anda abonim. Dengan tulus, tanpa melihat apapun itu.. Tolong ijinkan saya menikahi Hyeyoon.. Abonim.." Ucapnya kembali dengan tulus dan berani.

Raut wajah tuan Kim terlihat dingin. Ia melipat kedua tangannya di depan dadanya tanpa bicara sepatah katapun. Sementara sang istri lebih terlihat bahagia di bandingkan dirinya.

Wooseok juga Hyeyoon hanya saling pandang cemas. Mereka khawatir Tuan Kim tidak merestui hubungan mereka.

"Apa kau sungguh-sungguh mencintai putriku?" Tanyanya tiba-tiba.

Wooseok mengangguk cepat. "De abonim," Ucapnya.

Tuan Kim menatap perut besar Hyeyoon di sana, "kau yang merawat putriku selama hamil?" Tanyanya kembali.

"De, abonim," Balasnya kembali.

Tuan Kim berdiri dari duduk nya dan meraih bahu Wooseok kemudian memeluknya erat. Hyeyoon juga ibunya saling pandang bahagia. Mereka tidak menyangka jika ayahnya akan memeluk Wooseok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marriage By Accident (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang