Episode 6 (part 2)

1.3K 124 31
                                    

Hyeyoon duduk termenung di ruang tunggu. Ini sudah 3 hari berlalu ia berpisah dengan Wooseok. Bahkan sekedar menanyakan kabarnya pun ia tidak bisa. Sepertinya ponselnya di sita oleh polisi.

Hahhh.. Hyeyoon cukup berdiam diri selama tiga hari ini. Ia memikirkan cara untuk melepaskan Wooseok dari sana karena ayahnya tetap tidak mau melepaskan Wooseok.

Berita tentang kehamilannya pun sudah menyebar di mana-mana. Banyak hujatan kebencian padanya di setiap platform media sosial. Ia membacanya. Tetapi, Hyeyoon berusaha untuk tidak terpancing. Mentalnya cukup kuat.

Yang tidak membuatnya kuat hanyalah rasa rindunya pada Wooseok. Ia sangat mengkhawatirkan kekasihnya.

Selama tiga hari ini ia membiarkan Rowoon dan ayahnya mengatur semuanya. Mereka bilang untuk kepentingannya agar bisa lepas dari Wooseok.

Di balik itu, Hyeyoon sudah memiliki rencananya sendiri. Meskipun Wooseok menyuruhnya untuk menjatuhkannya jika masalah ini terjadi, tetapi tidak untuk Hyeyoon.

Ia akan menyelamatkan prianya.

Meskipun taruhannya adalah karirnya sendiri, ia sudah tidak peduli. Ia hanya ingin lelakinya tidak menjadi pihak yang disalahkan terus menerus.

Seperti sekarang. Konfrensi pers yang akan di lakukan oleh Rowoon untuk menjelaskan semua berita yang ada, berita yang sengaja dibuat untuk menyudutkan Wooseok dengan alasan melindungi Hyeyoon.

Ia mengundang media hanya untuk menuduh Wooseok dan memisahkan Hyeyoon dari Wooseok.

"Hyeyoon-ah," Panggilnya, ia menggenggam jemari Hyeyoon.

Hyeyoon menatapnya dengan dingin.

"Jangan marah, dengan konfrensi pers ini, nama mu tidak akan jelek lagi dan mereka yang menghujat mu akan diam. Wooseok yang bertanggung jawab atas semuanya," Ucapnya.

Hyeyoon hanya diam saja tidak mengatakan apapun.

"Aku tidak mau karir mu rusak karena lelaki itu, kau tau hanya aku yang menyayangimu Hyeyoon-ah," Ucapnya sambil membelai rambut Hyeyoon.

Tetapi ia menatap tidak suka pada perut Hyeyoon.

Ia tidak mau Hyeyoon memiliki seorang anak dari Wooseok. Oleh sebab itu ia akan membuat pria itu bertanggung jawab untuk semuanya.

"Ayo kita harus pergi, media sudah menunggu kita," Ucapnya.

Ia meraih jemari Hyeyoon tetapi Hyeyoon menepisnya. "Jangan begini, jika media tahu, akan semakin melebih-lebihkan beritanya," Ucap Hyeyoon.

Rowoon mengangguk dan mempersilahkan Hyeyoon jalan lebih dulu di depannya.

Sementara itu di ruang aula semua awak media, kamera, sudah berkumpul dan siap untuk melakukan konfrensi pers. Beberapa keamanan pun sudah siap berjaga di sana jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu.

Tidak lama Rowoon dan Hyeyoon pun memasuki ruangan.

Suara setiap jepretan foto kamera saling berbunyi berebut untuk mengambil gambar mereka berdua. Hyeyoon menyipitkan sedikit matanya karena silau cahaya kamera.

Rowoon menuntunnya untuk duduk di meja panjang tersebut dan ia duduk di sampingnya. Dengan dua buah microphone di hadapan mereka.

"Kau sudah siap?" Tanya Rowoon.

Hyeyoon mengangguk.

.

.

.

Di tempat terpisah Wooseok yang sudah mengetahui jika hari ini akan ada konfrensi pers dari Hyeyoon juga Rowoon, ia menonton mereka dari dalam sel.

Karena polisi menyalakan televisi mereka. Sehingga Wooseok bisa melihatnya. Hatinya sedih ketika melihat kekasihnya ada disana. Ia rindu dengan Hyeyoon, sudah berapa hari ini Ia tidak melihat wajahnya.

Marriage By Accident (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang