Bab 3: Fitting baju.

171 18 0
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________________________________

Di sebuah pusat perbelanjaan....

"TAN! UDAH BELOM SIH?! LAMA BANGET, NGAPAIN SIH DI DALEM?! Mana sama menantuku lagi. Hah! JANGAN-JANGAN KALIAN LAGI MISEKAKUNOI YA? MAU LIAT!" Sedari tadi Erusa tidak berhenti berteriak atau menggedor-gedor pintu ruang ganti Tan dan Khaofang.

Saat ini mereka bertiga tengah berada di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Thailand. Ngapain mereka di sana? Ya nyobain baju lah, emangnya ngapain lagi? Jadi, sehabis makan itu Tan dan Khaofang pulang ke rumah dan saat mereka berdua sampai di rumah, mereka langsung disambut baik oleh Erusa, ah tidak, lebih tepatnya hanya Khaofang saja yang disambut sedangkan Tan disuruh mandi oleh Erusa. Ia mengatakan jika mereka bertiga akan pergi ke mall untuk mencoba tuxedo yang telah ia pesan dari jauh-jauh hari dan juga untuk mengambil cincin pertunangan Tan dan Khaofang.

Dan ya, di sinilah mereka sekarang. Sedang mencoba tuxedo dengan Erusa yang sedari tadi tidak berhenti mengganggu mereka.

Oke, back to story.

Sementara itu di dalam ruang ganti Tan tengah sibuk menutup telinga Khaofang agar calon istrinya tidak mendengar sesuatu yang tidak patut untuk didengar.

"Tan, sepertinya Mae mengatakan sesuatu." Ucap Khaofang, ia berusaha menyingkirkan tangan Tan yang menutupi telinganya, tapi sayang tidak berhasil.

Tan menggeleng sembari tersenyum manis. "Tidak, Mae tidak mengatakan apapun. Dan kalau pun ada paling hal yang tidak penting." Jelas Tan, perlahan ia mulai menurunkan tangannya saat tidak mendengar suara ibunya lagi. "Oke, aman." Ucap Tan sembari menoleh ke kiri ke kanan, memastikan Erusa tidak mengintipi mereka berdua.

"Kau ini kenapa Tan? Dari tadi aku merasa kau bertingkah aneh." Ucap Khaofang merasa aneh dengan tingkah laku calon suaminya sedari tadi.

"Hm? Oh! Hehe, bukan apa-apa kok. Sudahlah lupakan saja, ayo kita coba tuxedo milikmu saja?" Khaofang mengangguk setuju, meskipun ia masih merasa Tan aneh tapi mungkin itu hanya perasaannya saja.

"Baiklah, sekarang buka bajumu." Pinta Tan, membuat Khaofang terkejut sampai-sampai matanya melebar.

"Hah? B-buka baju?" Khaofang meremas ujung tongkatnya kuat, kepalanya bergerak ke kanan ke kiri dengan gelisah.

Tan menganggukkan kepalanya. "Mn. Buka bajumu, atau mau kubantu?" Tawar Tan, dan langsung menerima penolakan dari Khaofang.

"T-tidak perlu, a-aku bisa m-melakukannya sendiri." Khaofang berbicara dengan terbata karena malu. Tentu saja ia malu, karena meskipun mereka akan tinggal di satu atap dan tidur di satu ranjang yang sama tapi tetap saja itu tidak sama dengan situasinya saat ini.

Maaf Karena Aku Buta (TanFang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang