➳༻❀✿❀༺➳
Tetapi, Sakura yang ini.
Sakura. Yang. Ini.
Sakura. Ini.
Grep!
"Kau bisa tersandung jika berjalan sambil melamun seperti itu."
"Ne, Sakura-san, kepalamu tidak terbentur saat mengejar kucing tadi, kan?"
Acap kali keheningan datang menyapa, untaian kalimat singkat namun memikat itu pasti langsung terbesit cepat di dalam kepalanya. Terus terngiang memenuhi telinga, seolah tidak mengizinkan sang taruna mengalihkan atensi barang sedetik saja pada hal lain di sekitarnya. Kelopak pun sontak mengerjap cepat disertai helaan napas lega, iris heterochromia lantas melirik pada dua insan yang sejak selesai patroli bersama kelas 2 sudah berjalan santai di sampingnya.
Semisal Hayato tidak sengaja mencengkeram bahunya terlampau erat, nafsi mungkin tak akan menyadari bagaimana presensi sang bidadari lagi-lagi membuat diri tenggelam di dalam kerlipan asmaraloka bahkan dari ujung rambut sampai kaki sudah dilanda panas dingin akibat dorongan rasa semakin kuat. Relung dada kian dipenuhi pancarona juga bunga bermekaran, tumbuh saling melengkapi dengan renjana menguasai kalbu tanpa peduli batasan.
Durja pegal bukan main sebab menahan lengkungan sudut labium terlalu lama, jantung terus bergemuruh bersamaan ribuan kupu-kupu di dalam perut dan hal itu mengakibatkan ia tidak tidur semalaman tentunya. Indra pendengaran seolah dikuasai suara lembut mengalun merdu yang membuatnya seketika refleks menampar kedua pipi, membelenggu diri untuk semakin jelas mengukir indah nama sosok pujaan di setiap celah sanubari.
Dan, Haruka bisa gila jika terus begini.
[Fullname] ... hanya dengan binar dari netra berkilaunya saja sudah berhasil mengambil singgasana istimewa, lantas apakah dengan gantungan aksara sang inkarnasi batari bisa mengambil alih kewarasan atma?
Nyaris ketika patroli tadi kaki jenjang ini melangkah sendiri untuk menemui idaman hati lagi, beruntungnya ia lebih dulu diseret Akihiko kemudian berjalan beriringan walau isi pikirannya tetap enggan berpusat pada setiap obrolan terjadi. Lelaki penuh semangat itu pun sepertinya cukup menyadari jika setiap gerak terlampau gelagapan hingga sering melamun, beberapa kali Haruka ketahuan tak menyimak ucapannya tetapi lebih memalukan karena terciduk sedang merona bahkan tersenyum.
Diperparah dengan saat ini, Hayato sudah menatap dilengkapi seringai menyebalkan sekali. Yang mana Haruka sangat memahami, jika si bedebah pasti sengaja menggodanya seolah mengetahui ada hal apa telah terjadi. Dasar babi.
"Aku baik-baik saja."
"Tetapi, suara jantungmu terdengar keras sampai keluar. Iya 'kan, Nirei-kun?"
"Diam, atau aku akan menghajarmu."
Hayato tertawa pelan. Ia pun berdeham singkat. "Aku berencana mengunjungi rumah [Name] untuk kembali memperbaiki sepeda. Mungkin, ada baiknya hanya mengajak Nirei-kun saja. Karena, kau terlihat lelah setelah patroli dan mengejar kucing tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
AFEKSI : Sakura Haruka
Fanfic【 AFEKSI 】━━ ❝Sebab hati telah terbuka, mana mungkin ia abai begitu saja.❞ © WIND BREAKER, SATORU NII © COVER FANART BY ME! © DACHAAAN, 2024