MEDIA

18 7 0
                                    

Jasmine termenung, tidak percaya Niall akan confess secepat ini. Perlakuannya memang sangat sweet, dan meluluhkan hatinya. Namun, masih banyak yang perlu dipikirkan oleh Jasmine apalagi untuk berhubungan dengan seseorang lagi. Lukanya masih basah, tapi Niall membantu mengobatinya. Jasmine paham bahwa cinta bukan hanya tentang sunshine and rainbows, namun juga pemahaman dan pengorbanan.

"Thank you for your confession, Niall. I appreciate it." Jawab Jasmine, Niall merenggangkan pegangan tangannya dengan perlahan dengan raut kecewa, "Our relationship needs a stronger platform. I love you too, Niall. But convince me, build a strong platform, for me."

Niall tersenyum, matanya berkaca kaca. "I will."

...

Mereka berjalan ke arah hotel, Niall meletakkan telapak tangannya di pinggul Jasmine, memastikan bahwa ia aman dan selalu disisinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berjalan ke arah hotel, Niall meletakkan telapak tangannya di pinggul Jasmine, memastikan bahwa ia aman dan selalu disisinya. Jasmine bahkan hampir melupakan agendanya ke Italia yaitu untuk business trip. Zen telah menelfonnya berkali kali sejak 10 menit lalu, dan mengirimkan artikel-artikel yang berisi foto mereka berpegangan tangan di Brera Art Gallery. Zen hanya ingin memastikan apakah Jasmine ingin take down artikel-artikel tersebut atau tidak.

"You can stay in my hotel room." Ucap Jasmine, sekaligus mengajak.

"No, Jasmine. It's your privacy. While waiting, I can stay in Park Hyatt." Niall menolak ajakan Jasmine secara halus, berusaha untuk menghargai privacy nya.

"No, please. Stay in my hotel room." Jasmine tersenyum, memberikan kartu kamarnya.

Lagi lagi, Niall rasanya ingin mencium pipinya. Namun, tepat ketika ia berpikir hal tersebut, Zen keluar dari lobby hotel dan siap untuk berangkat ke Back Office Mochino. Niall hanya sempat mengelus kepada Jasmine kemudian menerima kartu tersebut.

"Be careful, Jasmine."  

"I already book an SUV Porche for our ride to Mochino. Do you mind?" Zen melaporkan hal yang telah ia kerjakan, yaitu menyewa mobil untuk perjalanan ke partner bisnis. Jasmine mengangguk menyetujui perkataan Zen.

Niall mulai masuk kedalam hotel setelah Zen dan Jasmine telah naik mobil. Perjalanan menuju Mochino sekitar 20 menit, Zen melakukan briefing kepada Jasmine untuk meeting dan benchmark untuk memastikan tidak ada poin yang terlewati. Mereka berkunjung ke Moschino selama satu jam, kemudian memutuskan untuk melakukan makan malam bersama direstoran bintang lima terdekat dari kantor Moschino.

"Armani Days doing so great, Jas. You better take that opportunity to have your signature style. And of course, a great Brand Ambassador, the most relevant one." Jasmine hanya mengangguk-angguk mendengar penjelasan Sofia Allen, CEO Moschino.

"I'm thinking about it too." Jawab Jasmine singkat, kemudian menyuap makanannya.

Keyakinan Jasmine untuk memilih mereka berdua untuk menjadi Brand Ambassador semakin kuat, diskusi mereka pun semakin mendalam mengenai Brand Ambassador. Waktu berjalan tidak terasa, sudah di jam 9 malam. Jasmine memutuskan untuk mundur dari makan malam tersebut, Zen hadir namun di meja yang berbeda untuk menghargai privacy Sofia. Mobil SUV Porche menunggu selama mereka melakukan pertemuan tersebut. Jasmine dan Zen bisa langsung pulang ke hotel tanpa menunggu. Zen paham betul apa yang dibutuhkan oleh Jasmine, bahkan yang disuka dan yang tidak disuka.

Small Talk (ft. niall horan) - in bahasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang