Niall menggoyang-goyangkan kakinya, tanpa sadar memperlihatkan seberapa nervous dirinya. Ia menggigit bibirnya, menunggu jawaban dari beberapa orang didepannya yang telah ia berikan informasi bombastis –menurutnya. Namun, sampai saat ini belum satu katapun keluar dari keempat pria yang duduk didepannya. Hingga salah satunya mengangkat alisnya, dan memegang pundak Niall.
"That's totally fine man." Hanya kalimat itu yang keluar dari bibir Harry, tidak ada lanjutan apapun.
"I-I'm sorry, guys. I'm kinda scared it would affect our tour." Niall kembali mengacak rambutnya sendiri. Walaupun ia tidak menunjukkan struggle dengan kondisinya saat ini kepada Jasmine, namun sesungguhnya ia pun overthinking. The Boys pun bisa melihat hal itu dari dirinya.
"You're a grown up man, Niall. You're 30! The baby must be super cute" Jawab Zayn, sambil tertawa kecil. "I was really excited when Khai was born, it was a magical. Now, when she calls me 'Baba! Baba!', it restores my energy."
Zayn menjelaskannya dengan cukup random, terutama bagian suara Khai. Liam hanya menggelengkan kepalanya heran melihat Zayn. Kondisi ruangan menjadi hening kembali, dan mereka ingin menghabiskan waktu cukup lama di flat. Namun selain mengobrol tentang kondisi Niall, mereka juga perlu bonding kembali untuk tour yang panjang nanti. Oleh karena itu, Harry berusaha memecah suasana yang abu-abu ini dengan melontarkan pertanyaan bodoh.
"Guys, do you know how to like...shave your things without ticklish?" Louis melempar tas kecil miliknya ke depan muka Harry.
"Shut up, man!" Louis pun berdiri, berjalan ke arah pintu kemudian kembali beberapa menit kemudian. "I have ordered a lot of pizza for you guys, let's have fun guys"
"Whoa, mate! You're the best" Niall menyengir melihat beberapa loyang pizza dibawa oleh Louis.
Mereka semua berkumpul untuk mengambil sepotong pizza, Eleanor kembali dengan beberapa kaleng beer dan soda untuk Jasmine. Saat Zayn ingin mengambil pizzanya, tentu saja Harry melakukan hal iseng dan membawa lari loyang tersebut. Zayn ikut berlari mengejarnya, padahal masih ada loyang lain dimeja.
"That's my favorite! The mushroom one, come on! Harry stop!" Zayn berlari-lari sampai nafasnya hampir habis, Harry menaruhnya di meja dekat dapur dan merebahkan badannya dilantai. Tertawa terbahak-bahak.
"You little mushroom man, hahaha!" Harry masih belum berhenti tertawa, sampai akhirnya Zayn mengambil satu potong pizza dan memasukkannya ke mulut Harry yang sedang terbuka lebar.
"Wooo, shut up man" Zayn pun kembali berdiri kemudian tertawa melihat tingkah Harry.
Harry yang diperlakukan seperti itu pun langsung berdiri dan mengejar Zayn balik. Member One Direction yang lain hanya bisa tertawa dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Zayn dan Harry yang konyol seperti anak kecil. Sudah seminggu One Direction menginap diflat tersebut, kecuali Niall. Ia bolak-balik supaya dapat membagi waktu dengan baik antara One Direction dan Jasmine. Terkadang, Jasmine pun berkunjung ke flat One Direction hanya untuk melihat kondisi disana. Walaupun kondisi Jasmine masih kurang fit, namun Ia ingin mendukung pekerjaan Niall juga.
Member One Direction yang lain pun berusaha memahami kondisi Niall yang perlu bolak-balik flat One Direction dan apartment Jasmine. Mereka paham bahwa Niall adalah tipe pria yang totalitas ketika sudah berkomitmen dengan seseorang. Meskipun terkadang mereka butuh waktu bonding yang intens dengan member satu sama lain, namun balik lagi ke pernyataan awal bahwa mereka harus memahami kondisi Niall. Termasuk di sore hari ini, ia perlu kembali ke apartemen Jasmine untuk menemaninya sampai wanita itu tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Small Talk (ft. niall horan) - in bahasa
Fiksi PenggemarA love story between Jasmine Armani and Niall Horan. Jasmine is a rich girl from Spain, with a splurge of privilege and money. Jasmine has a huge business, called Armani Days. Jasmine is a successful business woman who has a high value. Who's Jasmi...