BROKEN WOMAN

12 7 0
                                    

"I want to break up."

"What—why?"

Rasa amarah, sedih, hancur, memenuhi dadanya. Oksigen didalam paru-parunya sudah terbang entah kemana, nafas rasanya sulit dan air mata sudah tak terbendung lagi. Ia menatap pria itu dengan lugas, tanpa keraguan. Pria itu berusaha memegang tangannya, namun selalu menghindar.

"Why? You're asking me why?" Perempuan itu mengepalkan tangannya, namun hanya bisa tertawa sarkas, "Fuck you, and fuck May!"

Perempuan itu berlari menjauh, diikuti pria yang tidak lagi peduli siapa dirinya, dan siapa yang akan memotret mereka melakukan hal yang akan menjadi headline sore nanti. Namun, ia tidak peduli. Setidaknya ia berusaha untuk tidak kehilangan Perempuan itu. Setelah berusaha berlari secepat mungkin, akhirnya pria itu berhasil mendapatkan Perempuan itu dalam genggamannya.

"Fuck you, and fuck May! You probably already fuck May! You didn't deserve me and my child! You will never deserve us!" Perempuan itu tidak bisa berhenti memukul Niall.

Niall berusaha menenangkan Perempuan itu, berusaha memeluknya dan mencium kepalanya berkali kali. Perempuan itu tidak dapat menahan tangisnya, rasanya ingin teriak dan kabur dari dunia. Rasanya segala usaha yang ia lakukan berujung sia-sia, dan dimanfaatkan.

"Hey, listen to me..." Jasmine berusaha mendorong Niall dengan seluruh tenaganya, namun energi Niall jauh lebih besar daripada Jasmine.

"You don't have to explain anything, Ni. I already know everything. You really don't deserve me. I hate you so much."

Kali ini, Jasmine benar-benar melepaskan dirinya dari genggaman Niall dan pergi menjauhi Niall. Pria itu hanya diam, tidak tahu harus apa. Rasanya lelah, namun sangat menyayangi Perempuan itu. Perlahan punggungnya semakin tidak terlihat, rasa putus asa dan sakit hati tidak bisa dihindari. Ia tahu ia salah, namun ingin melangkah lagi tapi sudah tahu apa hasilnya. Niall memutuskan untuk memberhentikan taksi untuk pulang ke hotelnya.

...

Seminggu sudah kejadian tersebut, sampai saat ini mereka berdua belum berhubungan. Jasmine cukup berharap Niall masih menghubunginya, namun nyatanya tidak. Rasanya masih berharap, namun sesaat pria itu menghubunginya kembali, Jasmine sudah tahu ia perlu menolaknya terlebih dahulu. Untuk memberikan Niall Pelajaran. Sampai saat inipun, ia masih belum memahami kenapa Niall dapat berbuat seperti itu dengan kondisi Jasmine sedang mengandung anaknya. Sudah berumur hampir 6 bulan, namun pria itu tidak terlihat khawatir bahkan merindukan Jasmine.

Hari-hari Jasmine sangat muram, Zen tidak bisa membantunya apapun. Ia hanya bisa hadir disaat Jasmine membutuhkannya. Kini, ia memberikan tanggung jawabnya sebagai CEO Armani Days kepada Zen untuk sementara. Rasanya, tidak cukup energi yang ia punya untuk mengurusi bisnisnya yang mendunia itu. Kalau ia memaksakan diri, bisa-bisa ia drop kembali. Perempuan itu pun berusaha berlari sejauh mungkin, terutama dari London dan kota yang Niall kunjungi selama World Tour. Diam-diam, Jasmine memperhatikan kota yang di kunjungi One Direction untuk menghindari pertemuan mereka. Kalau bisa dibilang kepedean, mungkin memang iya. Namun, Jasmine pun memahami value dirinya. Ia tidak ingin kerap dipermainkan oleh pria yang sangat ia sayangi, dan ia kandung anaknya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Small Talk (ft. niall horan) - in bahasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang