Suara alarm Niall sudah berbunyi tiga kali, selama lima menit. Dingin kota Amsterdam mulai memasuki kamar hotel Niall, karena heater yang lupa dinyalakan semalam. Entah kenapa semalam Amsterdam terasa hangat, padahal pagi ini sangat dingin. Niall merogoh meja kecil disebelah kasurnya, kemudian mematikan alarm tersebut. Pukul 6 pagi, waktunya cardio. Scott menyarankan Niall untuk secara rutin melakukan cardio di pagi hari, selain baik untuk jantungnya, ia akan merasa lebih fit dan lebih kuat untuk tour yang ia jalankan. Niall kembali menimbang-nimbang apakah ia ingin mengikuti apa kata Scott atau melanjutkan tidurnya. Udara seperti ini enaknya tidur atau makan sup hangat, bukan cardio.
Bzzz. Bzzzz.
"Oh god." Niall mendecak kesal.
Beep.
"It's your first day of solo tour! Good morning, Niall."
"Good morning, sweetheart." Niall menyapanya, Ia sangat hafal suara Jasmine.
"Open the door, Ni."
Niall langsung menoleh ke arah pintu, tanpa berpikir panjang langsung berlari dan mengintip dengan Door Viewer. Betapa kagetnya Niall saat melihat Jasmine telah berdiri didepan pintu kamarnya, dengan membawa sekantung Nandos. Nandos sudah buka jam 6 pagi?
"JASMINE!" Niall teriak sambil membuka pintunya, kemudian memeluk Jasmine dengan erat.
"Hey, Ni. How are you awake at 6 am?" Tanya Jasmine sambil tertawa melihat tingkah Niall.
"We'll talk about it later, come in, Jas. I miss you so much!"
Jasmine dan Niall masuk ke dalam kamarnya, Jasmine tetap dengan sekantung Nandos ditangannya. Niall merapihkan kasurnya, kemudian kembali ke arah meja makan. Ia masih tidak bisa percaya Jasmine benar-benar ada di kamar hotelnya pagi ini.
"Well...I should've do cardio this morning, Scott told me to for my maintain my health during di tour. But the fact that you're here—"
"We're not doing cardio, Niall!" Potong Jasmine, Niall berpikir sejenak kemudian tertawa.
"Of course not that cardio, Jas! You're so naughty! No, no. The fact that you're here, with Nandos, I think today I'm gonna spend my morning with this." Jelasnya, lagi lagi diakhiri dengan tertawa. Jasmine menghela nafas lega mendengar penjelasan Niall.
"Oh, anyway Ni, I can't be long in here."
Perkataan Jasmine membuat Niall sedikit sedih, namun ia sangat memahaminya. Kehadiran Jasmine saat ini sudah menjadi sesuatu yang sangat berharga dibanding tidak sama sekali. Bahkan, Niall merasa bersalah karena tidak bisa effort lebih untuk Jasmine. Lagi lagi, urusan pekerjaan. "That's totally fine, Jasmine. I feel so grateful that you're here."
"I'm gonna get back to London at 11 am, Ni. When are you gonna start preparing for the concert?" Tanya Jasmine.
"I need to prepare at 12 pm, soundcheck at 3 pm, and start the concert at 5 pm. I can even ride you to the airport, I can ask my driver." Jelas Niall, memegang tangan Jasmine memastikan Perempuan itu merasa dicintai.
"Sure, Ni. So, are we just gonna spend our time at your hotel room? It's okay if you want to take a rest." Jasmine tersenyum simpul, kembali mengelus tangan Niall.
"No, Jas. I want to explore the city like you do."
...
Mereka berjalan menyusuri jalan Brouwersgracht, membeli Stroop Waffle, dan meminum Koffie Verkeerd untuk menemani mereka di pagi hari. Mereka duduk di bench pinggir sungai, sambil memandangi sekitar. Kalau situasinya seperti ini, Jasmine merasa ia bukanlah siapa siapa. Bukan pemilik salah satu brand terbesar di dunia, dan salah satu keturunan Spanyol terkaya di dunia. Niall pun bukan salah satu penyanyi terkenal di seluruh dunia. Semua terasa damai dan nyaman.
![](https://img.wattpad.com/cover/367690029-288-k15309.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Small Talk (ft. niall horan) - in bahasa
FanficA love story between Jasmine Armani and Niall Horan. Jasmine is a rich girl from Spain, with a splurge of privilege and money. Jasmine has a huge business, called Armani Days. Jasmine is a successful business woman who has a high value. Who's Jasmi...