Chapter 1

1.9K 176 7
                                    

Tring...
Tring...
Tring...

Beberapa kali nada dering dari sebuah telepon genggam bergema menyayupi ruangan yang tengah ramai tersebut.

Alunan yang terputar dengan sama berulang kali disertai getaran yang mengiringi menandakan ada sebuah kepentingan mendadak yang tidak kunjung jua disauti, sebab sang pemilik telepon genggam tersebut tengah berkutat dengan sebuah nampan ditangan kanannya dan sebuah serbet ditangan kirinya.

"Segelas smoothies mango beserta sepiring pancakenya, silahkan dinikmati."

Tangannya terulur begitu rapi menyuguhkan pesanan pelanggan yang telah menunggunya sedari tadi.

Begitu terampil dirinya menghidangkan hingga ia pun mendapat balasan ramah dari wanita yang tengah berbalas senyum dengannya, "Terimakasih."

Lepas menghidangkan pesanan tersebut, pemuda itu lantas menyogoh kantung hoodie birunya, mencari benda yang sejak tadi tidak berhenti mengganggu ketenangan dirinya, hingga pada saat ia menemukan benda tersebut, rautnya seketika mendatar disusul dengan alisnya yang kini menukik sebelah.

"Renjun?"

Pemuda tersebut menekan ikon telepon guna menghubungi kembali seseorang yang telah menghubunginya berulang kali.

Tut!

Ketika panggilan itu terangkat, pendengarannya yang cukup sensitif mendengar sebuah nada ketus yang cukup menggema diseberang.

"Kenapa baru mengangkat teleponnya?"

Jawaban dari pemuda dilain sisi lantas membawa diri pemuda itu keluar dari restoran guna menjawab panggilan yang berlangsung dengan tenang.

"Aku kan sedang sibuk jadi wajar saja jika aku tidak bisa mengangkat panggilanmu dengan segera."

Masih dengan nada ketusnya, pemuda yang diketahui bernama Renjun itu pun menjawab kembali, "Tapi tidak dengan panggilan yang ke-10 kalinya juga Jeno!"

Ketika namanya dipanggil dengan nada penekanan tersebut, sosok yang kini duduk dibangku belakang itu lantas menghela napas, "Maaf, aku lupa memberitahumu kalau restoran sedang ramai hari ini karena ada perayaan ulang tahun resto."

Mendengar jawaban yang terkesan menyesal itu lantas membuat Renjun sedikit menurunkan emosinya, "Baiklah kalau begitu, kau tidak pulang lambat hari ini kan?"

"Sepertinya aku akan pulang telat sedikit, aku harus berbelanja ke supermarket dulu, persediaan panganku sudah habis."

Jeno menjawab panggilan itu dengan tenang sembari memperhatikan jam ditangannya, menghitung waktu yang ia gunakan untuk pergi dari tugasnya.

"Kalau itu yang kau khawatirkan, aku sudah memberikan solusinya. Aku sudah berbelanja persediaan untukmu."

Alis Jeno tertarik satu, "Aku tidak mau merepotkan mu Renjun."

Yang diseberang terkekeh kecil mendengar penuturan tersebut, "Aku sendiri sama sekali tidak merasa direpotkan, berhentilah merasa segan padaku."

Jeno pun menghela napasnya, "Yasudah nanti kita sambung lagi pembicaraannya, aku sudah cukup lama pergi dari pekerjaanku, nanti bos Huang bisa memarahiku."

"See you, baby."

Jeno mematikan teleponnya setelah menjawab kalimat terakhir Renjun, iapun bangkit dari posisinya guna menyelesaikan pekerjaan yang menyibukkan harinya sebagai pelayan.

"Hahhhh, aku sungguh lelah."





¤¤¤





Sugaring Candy || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang