05. Une Dame

479 85 18
                                    

MOBIL Ares berhenti di depan gerbang rumah yang menjulang tinggi dengan pilar-pilar marmer putih yang berkilauan di bawah sinar matahari, dan atapnya yang berbentuk kubah ditutupi oleh ubin berlapis emas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MOBIL Ares berhenti di depan gerbang rumah yang menjulang tinggi dengan pilar-pilar marmer putih yang berkilauan di bawah sinar matahari, dan atapnya yang berbentuk kubah ditutupi oleh ubin berlapis emas. Gerbang tersebut dijaga ketat oleh puluhan orang yang berdiri tegap dan waspada di sepanjang jalan.

"Tempat apa ini, Ares?" tanya Soraya, matanya mengamati sekeliling dengan penuh rasa ingin tahu. Di sekitarnya, bunga-bunga eksotis tertata rapi, menyebarkan aroma harum yang menyegarkan indera penciumannya. Sebuah air mancur besar berdiri-percikannya memantulkan cahaya seperti berlian.

Ares menoleh ke samping, menatap Soraya dengan heran. Bagaimana mungkin ia tidak tahu di mana dirinya berada? Ares tidak yakin gadis itu benar-benar putri dari Romero Haling.

"Ares?" Soraya memanggil, suaranya terdengar ragu setelah Ares hanya diam dan menatapnya tanpa sepatah kata pun.

Salah satu penjaga-dengan wajah tegas dan tatapan tajam, menghampiri mobil Ares. Ia mengetuk jendela dan bertanya, "Apa tujuan anda kemari?" Ares menjelaskan niat kedatangannya, tetapi penjaga itu menolak tegas, "Maaf, anda tidak bisa masuk tanpa janji dengan Tuan."

Ares berdecak. Ares meragukan perkataan Arthur. Namun, saat mata penjaga itu melirik ke arah penumpang di dalam mobil dan mengenali Soraya, ekspresinya berubah. "Tunggu sebentar," katanya dengan nada hormat. Pria berbadan kekar itu segera memberi isyarat kepada penjaga lainnya untuk membuka gerbang besar berlapis emas dihadapannya.

Gerbang itu terbuka dengan perlahan, menampakkan jalan masuk yang luas dan beraspal sempurna, diapit oleh deretan pohon palem yang menjulang tinggi. Soraya, dengan mata yang terbelalak kagum, mengakui dalam hatinya bahwa rumah ini sebanding dengan kemewahan istananya sendiri.

"Wah..." gumam Soraya tanpa sadar.

Ares segera mengemudikan mobilnya masuk, melaju pelan menyusuri jalan yang indah menuju pintu utama rumah megah tersebut.

Soraya menoleh ke belakang. "Kenapa pria itu tiba-tiba memperbolehkan kita masuk setelah melihatku?" tanyanya, kini menatap Ares dengan tatapan menuntut penjelasan.

Ares berdecak kesal. "Sampai kapan kau akan berpura-pura bodoh, Soraya?"

"Aku tidak mengerti maksudmu," balas Soraya.

Ares menghela nafas. Mobilnya telah terparkir dengan rapi. Ares keluar dari mobil setelah melepas sabuk pengamannya, diikuti oleh Soraya. Saat tiba di luar, di sekitar mereka, terparkir rapi puluhan mobil mewah. Rolls-Royce Phantom berdiri di samping Ferrari 488 GTB berwarna merah, sementara Lamborghini Aventador dan Bentley Bentayga juga turut menghiasi deretan tersebut. Mercedes-Benz S-Class dan Audi R8 pun tidak ketinggalan.

The Princess of Two Worlds [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang