Khansa

0 0 0
                                    

 Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat, dalam hitungan jari lagi gua akan melanjutkan pendidikan di SMK Leondra sebagai anak baru. Tapi tenang saja, gua masuk tidak sebagai anak kelas satu baru yang masih bau kencur, melainkan sebagai anak baru yang memiliki privilege sebagai anak kelas XI. 

 Setelah berbelanja di Plaza Indonesia bersama Angkara kemarin, hari ini gua  mencoba beberapa barang pendukung sekolah yang akan gua bawa setiap kali berangkat ke sekolah. Mulai dari produk make up Yves Saint Laurent hingga parfum Tom Ford Black Orchid masuk dalam daftar barang wajib gua bawa setiap hari. Kalau enggak, bisa rusak mood gua. 

 Denger-denger di berbagai siaran berita beberapa pekan ini sedang heboh akan lembaga data pembelian tata busana internasional yang baru saja disahkan di United States of America. Tentu saja ini merupakan hal yang mengejutkan sekali bagi sebagian banyak orang termasuk gua pribadi setelah mendengar berita ini. 

 Mengapa pemerintah internasional lebih mementingkan hal seperti ini dibandingkan masalah  peperangan yang masih berlanjut di daerah lain, bahkan tidak sedikit negara miskin yang masih kekurangan gizi. Apakah tidak ada kerjaan lain selain mengurusi tata busana yang tidak akan pernah habis. Maklum saja jika seluruh dunia sibuk dengan tata busana dan dibutakan oleh brand berharga premium, karena sejatinya dunia memandang itu semua tanpa terkecuali. 

 Seharusnya hari ini gua tetap di dalam rumah menyiapkan segala kebutuhan untuk esok hari. Namun, teman dekat gua yang berkerja sebagai head of executive department boutique meminta gua untuk hadir di acar peluncuran produk baru yang dihadiri beberapa ahli tata busana muda di Indonesia.  Bahkan, hanya terdapat seribu lima ratus tamu undangan dari sekitar ratusan juta orang yang mendaftarkan diri ke acar ini.

Mentari berada tepat di atas kepala gua, mengenai tubuh gua yang baru saja keluar rumah beberapa detik yang lalu. Mobil HRV E 2015 AT melaju dengan cepat membelah keramaian lalu lintas kota metropolitan.

Dengan kesadaran penuh, gua mempercepat kelajuan mobil ini karena gua sudah ada janji temu dengan salah satu teman gua yang sangat berpengatuh di butik tersebut.

Hari ini benar-benar panas banget, dilihat dari cahaya yang dipancarkan oleh matahari. Kondisi jalanan dipenuhi dengan campaign fashion besar-besaran yang lebih didukung oleh berbagai banyak pihak.

Arloji yang gua kenakan menunjukkan pukul tepat jam dua belas siang. Menandakan jam makan siang sudah tiba dan kini mobil kebanggaan gua sudah terparkir di parking yard khusus tamu VVIP.

Entah mengapa gua merasa heran dari butik ini. Di sini parkir dibeda-bedain, ada sekitar dua belas parking yard berdasarkan tata busana yang pengunjung gunakan. Bahkan tidak tanggung-tanggung pakiran di sini sudah di klasifikasikan berdasarkan harga mobil.

Walaupun mobil yang gua kenakan dibawah dua belas digit, setidaknya gua datang sebagai tamu VVIP yang sengaja diundang di acar lauching produk baru dari butik ini.

Apalagi kalau bukan Sadina boutique yang menyiapkan parikiran segede sepuluh hektar, hanya untuk ukuran parkiran saja. Sejauh mata memandang, mata gua menatap ribuan mobil yang kemungkinan harganya menyentuh angka dua belas digit.

Menurut kabar burung, pemiliki butik ini masih sekolah dan katanya umurnya masih muda banget. Berarti seumuran sama gua atau mungkin kelebih tua. Bisa saja pemiliknya sedang menempuh pendidikan di Fashion Design Institue yang berada di USA. Tetapi, kalau kenyataannya dia masih sekolah menengah kejuruan di Indonesia, sangat-sangat tidak terpikirkan sebelumnya.

Pikiran gua seketika buyar ketika nada lagu blank space terdengar memenuhi mobil. "Halo, iya Sangkala. Ini gua  sudah sampai di parkiran. On the way ke lobi." Hening beberapa saat sebelum terdengar suara dari sebrang sana.

"Jangan lewat pintu depan ya, lu bisa langsung lewat pintu yang sudah disediakan bagi tamu VVIP. Jangan kelihatan banget kalau lu itu Khansa Anora. Biar menjadi surprise bagi para hadiri." Gua mengangguk kecil sebelum mematikan panggilan.

Langkah kaki gua percepat karena beberapa saat lagi acara akan segera dimulai. Gua enggak mau ketinggalan acara seremonial yang sangat elegan ini. Pokoknya gua harus mengikuti acara sakral ini demi perwakilan Anora Group yang sama-sama terjun di dunia fashion.

Kedua mata ini disuguhkan dengan pemandangan yang sangat-sangat menakjubkan. Mulai dari ornamen yang digunakan hingga perpaduan warna merah dan unggu yang menambah kesan mewah nan elegan.

Tidak sedikit para tamu VVIP yang hadir pada acara kali ini. Mulai dari fashion designer, fashion model dan fashion expert turut hadir dalam acara ini. Wajah-wajah yang tidak lagi asing di mata gua. Namun, ada satu wajah yang jarang banget gua lihat di berbagai acara konfersi tata busana maupun di acara formal seperti ini.

Wajah tampan yang sempat mencuri antesi gua sebagai tamu VVIP. Pakaian yang ia kenakan cukup simple, hanya kemeja putih oxford yang dibalut dengan blazer dan celana bahan hitam dipadukan dengan loafer clasic yang warnanya sama seperti celananya, tidak luput juga dari dasi kupu-kupu yang menggantung di lehernya.

Senyumnya yang manis sempat membuat diri gua bungkam seribu bahasa tanpa melakukan apa-apa. Baru setelah itu, Sangkala memanggil nama gua untuk briefing di belakang panggung. Seketika diri gua ditarik ke dunia nyata dan melupakan sejenak pikiran gua yang sudah berkenala entah ke mana.

Ada satu cowok lagi yang sempat menarik atensi gua setelah cowok yang berpakaian formal. Cowok itu berkulit sawo mateng dengan stylenya yang cukup elegan.

"Baiklah, para hadiri yang saya hormati. Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya karena sudah menyempatkan diri untuk hadir di acara ini ..." terdengar clap yang meriah dari para hadirin. Termasuk gua yang memberikan tepuk tangan yang meriah.

"Saya, Sangkala Wilaya. Selaku head of executive department boutique, meminta kerja samanya kepada kalian semua untuk memberikan kesan-pesan perubahan dunia saat ini. Karena produk yang akan kami lauching pada siang hari ini ada hubungannya dengan perubahan tata busana secara global. Saya meminta tolong kepada nona Khansa Anora, selaku fashion maker, beserta tuan Andhika yang berkutat di dunia tata busana sebagai popularizing vintage style untuk memberikan sepatah-dua patah sebagai simbolisasi bahwasannya mulai detik ini hingga seterusnya tata busana akan mengudara bersama kemajuan teknologi!" Jelas Sangkala dengan penuh semangat. Jujur, ketika nama gua disebutkan ada kebanggan sebagai anak muda yang akan merubah dunia tata busana yang sedang melambung tinggi.

Akhirnya kami dipersilahkan duduk di tempat khusus tamu VVIP. Tempat yang luxurious, dengan ornamen klasik dari Imperium Romanum memanjakan setiao mata yang melihatnya.

Terdengar suara mic dari arah podium yang di letakkan di tengah-tengah panggung gaya Italia. Cowok tadi berdiri tegap di atas sana sembari membetulkan posisi dasi kupu-kupunya. Terilihat dewasa dan semakin berwibawa.

"Selamat siang para hadirin sekalian!!" Sapanya dengan begitu menggelegar memenuhi langit-langit gedung. "Siang!!" Balas hadirin yang sama semangatnya.

"Perkenalkan nama saya, Jemal Sadina selaku pewaris dari Sadina Boutique  Group yang akan memberikan sambutan kepada hadirin sekalian."

Seketika jantung gua berhenti berdetak seperkian milidetik dan napas gua tertahan selama beberapa saat setelah mendengar sambutan dari cowok yang menarik atensi gua beberapa saat. Rupanya dia pemilik butik terkenal ini.

Bersambung

Gara-Gara FashionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang