[2] Sekolah & Mereka

18 4 1
                                    

Happy reading!
Jangan lupa vote dan komen ya cinta 😙

***

Vyora berlari super ngebut menuju kelasnya. Untung saja Vyora belum terlambat saat sampai di sekolah. Sebenarnya, bisa dibilang sebentar lagi gerbang sekolah sudah akan ditutup. Mungkin karena Vyora baik hati dan tidak sombong, jadi Tuhan memberinya kesempatan untuk tidak datang terlambat ke sekolah.

Saat berbelok Vyora hampir saja menabrak seorang cowok tinggi, tapi untungnya dia berhasil menghindar. Namun, ketika melewati cowok itu, Vyora mencium aroma wangi yang nyaman di hidungnya. Padahal biasanya parfum cowok aromanya menyengat.

"Eits! Sorry, yaa!" ujar Vyora tanpa melihat cowok itu dan kembali berlari. Wangi banget tuh cowok, batinnya.

Dengan napas ngos-ngosan, sampailah Vyora di depan kelasnya. Tepat waktu kerena setelah itu bel masuk berbunyi. Vyora tersenyum merasa takjub dengan dirinya sendiri karena bisa berlari secepat itu.

"Ampun dah kenapa kelas gue jauh gini," gerutunya sambil melangkah memasuki kelas.

Vyora tersenyum melihat sudah ada salah satu teman dekatnya. Memang suasana kelas sudah ramai. Vyora yang duduk di kursi barisan tengah dekat jendela merasa bersyukur.

"Vyo, gue kira lo nggak masuk sekolah," ujar Abel yang duduk di belakang Vyora. Cewek dengan potongan rambut seperti cowok itu kembali fokus ke ponselnya. Jarinya lincah sekali menekan layar ponsel ke sana sini. Bisa Vyora tebak kalau Abel tengah bermain game.

"Ya enggaklah. Kan gue nggak sakit," balas Vyora sambil melongok penasaran dengan game apa yang dimainkan temannya itu.

"Habisnya tumben banget lo dateng jam segini. Biasanya lo dateng paling pagi," ucap Abel tanpa melihat Vyora. Tentu saja karena jika dia lengah sedikit saja, musuh di dalam game yang sedang dilawannya malah membuatnya kalah.

"Vyo, Vyo pasti lo kesiangan, kan?" ucap Sanya heboh ketika baru masuk ke kelas dengan cewek di sampingnya. Rambut sebahunya sengaja digerai. Cewek dengan jepit rambut pink itu tampak manis ketika tersenyum.

"Tau aja lo." Vyora melirik jengah sambil melepaskan tasnya.

"Kok bisa?" celetuk Queen yang ada di samping Sanya. Cewek dengan rambut panjang tergerai lurus nan lembut itu memiliki wajah tegas yang cuek. Aura elegan langsung terpancar dari wajah dan sikapnya. Dan jangan lupakan hidung mancung Queen. Cewek blasteran Kanada ini cantiknya bukan main.

"Tadi malem gue baca komik, tapi malah kebablasan sampe malem," balas Vyora sambil menghela napas.

"Kebiasaan lo tuh nggak ilang-ilang dari dulu," ujar Queen yang sudah duduk di samping Abel.

"Lo aja begadang," celetuk Abel yang masih bermain game di ponselnya.

"Ya gue begadang karena baca buku," balas Queen sambil menatap datar.

"Wah, anak pinter mah beda banget, ya," ujar Sanya.

"Terus lo apa, San? Kalo lo nggak pinter juga nggak bakalan bisa masuk SMA Kartanama Bangsa ini," ucap Vyora sambil mengerutkan keningnya.

"Eh, iya juga. Kok gue goblok, sih?" Sanya memandang bergantian teman-temannya. "Tapi tunggu dulu. Sebenernya, gue pinter apa goblok, ya?"

"Hadeh!"

Kompak semuanya menghela napas lelah. Muak menatap tingkah Sanya yang bisa membuat kepala sakit.

"Ngomong-ngomong, jidat lo kenapa?" tanya Queen lembut.

"Oh, ini. Nggak apa-apa," jawab Vyora sambil menggeleng pelan.

"Nggak apa-apa apanya? Itu jidat lo ditempelin hansaplast." Sanya kembali bertanya dengan sewot. Dia sedikit khawatir melihat temannya terluka seperti itu.

Awas Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang