Happy reading!
Jangan lupa untuk vote dan komen 😙***
Semenjak kejadian kemarin, Vyora jadi was-was ketika di sekolah. Zavio bisa saja muncul tiba-tiba di setiap belokan koridor sekolah. Sebisa mungkin Vyora benar-benar hanya berada di kelas, bahkan dia jadi jarang ke kantin. Ketika sampai di sekolah dengan Satria, Vyora juga langsung berlari ke kelas. Bukannya takut, tapi ini demi kewarasannya tetap terjaga. Berhadapan dengan Zavio membuat emosi Vyora meluap-luap. Lama-lama Vyora bisa darah tinggi menghadapi cowok itu.
Namun, sepertinya kali ini pun waktu sedang tidak bersahabat dengan Vyora. Tepat di ujung koridor Vyora melihat Zavio yang sedang berjalan sendiri. Ada rasa ingin berbalik untuk kembali ke kelas, tapi nanti kesannya Vyora seperti menghindari sekali cowok itu---walau benar adanya. Ditambah lagi Zavio sedang menatapnya dengan senyum mencurigakan. Vyora jadi semakin was-was.
Nggak! Gue nggak boleh keliatan takut sama tuh cowok, batin Vyora.
Dengan langkah percaya diri dan tatapan lurus, Vyora berusaha tidak mempedulikan kehadiran Zavio. Toh dia hanya ingin ke kantin untuk membeli minum. Sengaja pergi sendiri karena Vyora ingin ke kantin yang ada di bawah. Niatnya supaya tidak bertemu Satria dan teman-temannya, tapi di tengah jalan malah bertemu manusia dengan sifat setannya itu.
Nggak usah ngeliat. Pura-pura nggak tau aja, batin Vyora sambil melangkah melewati Zavio. Pikiran Vyora malah teralihkan dengan wangi parfum cowok itu.
"Udah nggak caper lagi?" Zavio berkata tepat saat Vyora melangkah di sampingnya.
"Lo ngapa, sih?" Vyora berbalik dengan wajah kesal. Sumpah ini cowok nggak bisa apa diem aja? batinnya.
"Nggak ke kantin, takut lo?" Zavio menatap Vyora sambil tersenyum. Mungkin bagi orang lain senyumnya itu sangat menawan, tapi tidak bagi cewek di depannya.
Vyora mengernyit heran. Dia sama sekali bingung dengan apa yang diucapkan Zavio. "Lo ada masalah apa sama gue? Nggak seneng bilang."
"Seneng, kok."
Sial! Ingin rasanya Vyora menendang wajah Zavio. "Jelas-jelas lo benci gue. Gara-gara gue nggak sengaja nabrak lo itu, kan?"
"Itu kan yang di pikiran lo," balas Zavio sambil menarik ujung rambut bagian kanan cewek di depannya.
"Ak!" Vyora tercengang dengan sikap Zavio. "Kelahi ajalah kita! Lo nyebelin banget tau nggak?"
Zavio terdiam dengan tatapan yang tak lepas dari wajah Vyora. Cowok itu tidak lagi tersenyum. Vyora jadi bingung apa yang sebenarnya sedang dipikirkan Zavio.
"Kenapa diem? Takut lo kelahi sama cewek?" tanya Vyora dengan senyum meremehkan. Biar begini pun Vyora percaya diri dengan kemampuan berkelahinya. Meski sering disebut pendek oleh Satria, nyatanya dia bisa membanting cowok itu.
Zavio masih diam dengan wajah yang seperti menahan senyum. Cowok itu sebenarnya kenapa, sih? Vyora jadi heran sendiri.
"Takut kan lo? Iya, kan?" Vyora semakin gencar mengejek Zavio. Masa cowok itu hanya berani adu mulut dengannya.
"Lo banyak omong, ya?" bisik Zavio sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Vyora.
"Lo nggak ngaca kalo lo juga banyak omong?" Vyora menunjuk Zavio sambil melangkah mundur. "Mending lo bawa kaca deh tiap hari. Biar sadar diri!"
Dengan wajah datar, Zavio menatap Vyora sambil melepaskan dasinya. Lucu sekali melihat Vyora yang langsung menatapnya was-was. Pasti cewek di depannya itu berpikir bahwa dirinya sudah siap untuk berkelahi, tapi mana mungkin begitu. Zavio tentu punya cara lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awas Jatuh Cinta
Teen Fiction"Lo lupa, Vyora? Dulu pas kecil lo main nikah-nikahan sama gue. Inget kita belum cerei." "Hah?! YANG BENER AJA, ZAVIO?!" *** Menurut Vyora jatuh cinta itu berbahaya, makanya dia enggan untuk jatuh cinta lagi. Namun, bersekolah di SMA Kartanama Bangs...