Happy reading!
Jangan lupa vote dan komen ya cinta 😙***
"Assalamu'alaikum!" salam Raka sambil tersenyum ketika pintu rumah dibuka oleh Vyora.
"Waalaikumsalam!" jawab Vyora sambil mempersilakan abangnya masuk.
"Nih, spesial untuk Tuan Putri!" ucap Raka sambil menyodorkan kantong plastik berwarna putih bening.
Vyora mengambil kantong plastik itu dengan wajah senang. Matanya berbinar melihat isi dalam kantong plastik itu. Ternyata Raka membelikan makanan kesukaan Vyora, yaitu mie ayam dan tahu isi goreng. Walau di sekolah Vyora sudah makan semangkuk mie ayam, dia tidak menolak jika harus makan mie ayam lagi.
"Hehehe, pokoknya Abang emang yang terbaik. Makasih ya, Bang!"
Rasa lelah Raka seketika hilang ketika melihat senyuman Vyora. Raka ingin seperti ini terus. Ingin membuat Vyora tersenyum terus tanpa rasa sedih lagi, tapi Raka belum bisa. Kehadirannya masih belum cukup.
"Masakin juga buat Abang. Oh, iya kasih buat Bi Inah juga," pinta Raka sambil berjalan hendak ke kamarnya.
"Beres, Bos!" balas Vyora sambil memberi hormat.
Dengan langkah riang, Vyora berjalan ke dapur. Di sana dia bertemu Bi Inah yang baru saja membereskan piring-piring yang telah dicuci.
"Den Raka udah pulang, Neng?" tanya Bi Inah mendapati Vyora di belakangnya.
"Udah, Bi. Nih, Bang Raka beliin mie ayam buat Bibi juga," jawab Vyora sambil mengangkat kantong plastik di tangannya.
"Aduh, seharusnya Bibi mah nggak usah," ujar Bi Inah dengan wajah segan.
"Ah, Bibi mah kayak sama siapa aja."
Ditaruhnya kantong plastik itu dan mulai Vyora mengeluarkan isinya satu persatu.
Bi Inah menyambar kantong plastik yang ada di tangan Vyora. "Sini biar Bibi yang buatin aja, Neng."
"Ya udah Bibi bantuin Vyo aja biar cepet selesai."
Di dapur Vyora mulai berkutat dengan peralatan masak. Vyora juga menyiapkan piring dan gelas untuknya dan Raka. Setelah selesai, Vyora menyajikan mie ayam di atas meja makan sambil menunggu Raka turun.
Tak lama kemudian, Raka turun dengan keadaan wajah segar karena sudah mandi. Rambutnya masih terlihat basah, tapi dibiarkan begitu saja. Kebiasaan, padahal sudah malam, tapi malah mandi.
"Den Raka makasih udah beliin mie ayam." Bi Inah muncul dengan semangkuk mie ayam di tangannya.
Raka tersenyum sambil mengangguk. "Iya, sama-sama, Bi. Sekalian tadi pas pulang keinget Vyo."
Bi Inah hanya balas tersenyum dan melangkah menjauh.
"Mau ke mana, Bi?" tanya Vyora.
"Makan di belakang, Neng," jawab Bi Inah.
"Sini aja, Bi," ucap Vyora sambil menepuk kursi di sampingnya. Bi Inah sudah dianggapnya seperti keluarga, tapi masih saja sungkan kepadanya.
"Nggak usah atuh, Neng. Bibi mau makan sambil nonton drakor," balas Bi Inah dengan cengiran lebar.
Raka menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Ada-ada aja Si Bibi."
Bi Inah walau sudah berumur, tapi masih gaul mengikuti perkembangan zaman. Itu yang membuat Vyora senang. Bi Inah bisa sefrekuensi dengannya di rumah. Apalagi Vyora yang sering sendiri di rumah, jadi tidak kesepian karena ada Bi Inah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awas Jatuh Cinta
Fiksi Remaja"Lo lupa, Vyora? Dulu pas kecil lo main nikah-nikahan sama gue. Inget kita belum cerei." "Hah?! YANG BENER AJA, ZAVIO?!" *** Menurut Vyora jatuh cinta itu berbahaya, makanya dia enggan untuk jatuh cinta lagi. Namun, bersekolah di SMA Kartanama Bangs...