Yura merasa ada yang melingkar di perutnya. Dia terlonjak kaget dan segera menoleh.
"Jakie?"
"Lain kali kalau mau keluar pakai baju panjang, lo bukan cewe murahan yang harus pakai baju pendek" ucap Jakie tepat di telinganya.
Kepala Jakie tetap bersandar di pundak Yura, dan tangannya tetap melingkar di perut rata Yura.
"Lepas Jakie" ucap Yura sembari berusaha melepaskan pelukan Jakie. Ini di supermarket, ga lucu dengan posisi ambigu mereka berdua.
"Naur baby, listen to me" ucap Jakie dengan suara seraknya.
"Le-lepas"
"Cepet selesain belanjanya" ucap Jakie
"Lepas dulu makannya"
Jakie melepas pelukannya, tapi tangannya tetap berada di pinggang Yura.
Yura sendiri ingin segera menyelesaikan belanjanya dan pulang, meski sedikit terganggu dengan tangan besar Jakie yang melingkar di pinggangnya.
"Lo liat cowok-cowok ga ada adab itu" ucap Jakie membuat Yura menoleh menatap sekumpulan cowo yang mencuri pandang ke arahnya.
"Bayangin kalo gue ga dateng, lo udah disantap sama mereka" ucap Jakie membuat Yura melotot.
"Kenapa? Gue bicara fakta karena gue tau gimana pola pikir cowok"
"Makannya kalau mau keluar bilang sama gue, pakek baju panjang" ucap Jakie panjang lebar.
Yura sedikit memikirkan ucapan Jakie, ada benarnya. Mungkin kalau Jakie tidak datang dia sudah digoda-goda oleh sekumpulan cowok-cowok itu.
"Emang lo gapunya celana panjang ya? ngapain pakek hot pants keluar hm?" tanya Jakie namun lidah Yura terlalu kelu untuk menjawab.
"Lo ga bisu kan? Kalo ditanya itu jawab" ucap Jakie sekali lagi.
"Males ganti" jawab Yura ngasal.
"Lazy to change or really want to tease a guy?" Jakie bertanya sekali lagi. Cerewet pikir Yura.
"Maksud lo ngomong gitu?"
"Nothing"
Jakie ini mulutnya ga pernah diajarin sopan santun makannya kalo ngomong los. Kalau Yura anak baperan udah pasti nangis terus setiap ngomong sama Jakie.
Yura ga semurahan itu sampai mau goda-goda cowo, omongan Jakie bikin sakit hati.
Yura berlalu meninggalkan Jakie sendirian sambil mendorong trolinya menuju kasir.
"Lah? Salah ngomong nih gue?" tanya Jakie ke dirinya sendiri.
Jakie menghela nafas kesal kenaapa setiap beebicara dengaan Yura selalu saja ada adegan ngambeknya.
Jakie berbicara seperti itu karena khawatir sama Yura, apa Yura salah tangkap ya.
Jakie menyusul langkah kaki Yura dan kembali memeluk pinggang ramping Yura.
Keduanya tak membuka suara dan hanya diam sampai di kasir dan pulang.
"Lo ngapain?" tanya Yura kepada Jakie yang terus membuntuti nya.
"Nganter lo pulang"
"Ga usah, rumah gue deket dari sini. Lo pulang aja sana" usir Yura karena tidak mau bersama Jakie terlalu lama.
"Ngusir?"
"Iya"
"Lo kenapa sih, niat gue kan baik" ucap Jakie mengeluarkan unek-uneknya.
"Niat baik? Sejak kapan lo punya niat baik?" Yura bersuara namun sedikit pelan. Tapi tetap saja Jakie dengar karena jarak mereka yang dekat.
Jakie diam setelah mendengar apa yang Yura ucapkan. Yura langsung berjalan meninggalkan Jakie, tapi Jakie tetap berlari mengejar Yura.
Bagaimana pun Jakie akan mengantarkan Yura sampai rumahnya.
Namun baru beberapa langkah kedua kornea mata Jakie menangkap pemandangan yang menusuk ulu hatinya.
'Udah tua ga inget umur'
Kedua tangan Jakie terkepal kuat, rasanya ia ingin mengobrak-abrik isi dunia.
Yura yang merasa tidak diikuti pun menoleh kebelakang, menatap Jakie yang hanya diam dengan pandangan yang terpaku. Yura menoleh untuk melihat apa yang sedang Jakie lihat.
Belanjaan Yura luruh dengan sendirinya. Air matanya berdesakan ingin keluar.
Namun tiba-tiba Jakie memelukanya.
"Jangan di lihat" ucap Jakie sambil menaruh kepala Yura di dada bidangnya.
"Jakiee" lirih Yura
"Iya, gue disini. Sekarang pulang ya?" ucap Jakie sembari menangkup wajah kecil Yura.
"Ay-ayah dia s-sama selingkuhannya" ucap Yura terbata.
"Yura, lo yang tenang"
Yura bergerak gelisah, seperti sedang mengalami trauma. Dadanya sesak, dia ketakutan.
"Yura tenang, ada gue" ucap Jakie sambil mengelus punggung Yura.
Yura masih tetap bergerak gelisah, Jakie jadi tidak tega untuk memakinya.
"Kita pulang ya?" ucap Jakie, namun ia rasa salah bicara. Yura malah menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.
"Pulang kemana? Rumah Yura udah hancur" ucapnya lirih yang berhasil membuat Jakie tertegun.
_______Jakie melangkahkan kaki jenjangnya untuk masuk kedalam rumahnya. Rumah ini sangat gelap dan kosong.
Ia melihat sekeliling, apa ayahnya belum pulang?
Jakie tak memperdulikannya dan terus naik ke atas menuju kamarnya. Namun betapa kagetnya dia ketika melihat kamar nya yang selalu rapi tiba-tiba berantakan.
Apa rumahnya habis kemalingan?
Jakie menyalakan lampu dan mendapati ayahnya meringkuk di pojok kamarnya. Sedang apa?
"Ayah?" paanggil Jakie pelan
"Kau sudah pulang? Kau sembunyikan di mana istriku?" tanya Ayahnya dengan nada dingin.
"Apa maksudnya?" Jakie menjawab tak mengerti
Ayahnya berdiri dan langsung menarik kerah baju Jakie. Menatap lekat Jakie yang semakin hari semakin mirip dengan istrinya.
"Kembalikan istriku sialan" ucap Ayahnya dan mendorong Jakie sehingga tubuhnya sedikit terhuyung kebelakang.
Ayahnya menunduk dan menangis.
"Kenapa kau tega sekali?"
"Apa dosa yang telah ku lakukan kepadamu?"
Ayahnya mulai meracau tidak jelas, namun Jakie tak berani mendekat.
Kapan bahagia datang untuk Jakie?
Ia tidak tegaa melihat ayahnya seperti itu namun dirinya tak bisa berbuat apapun selain meninggalkan ayahnya sendirian.
Durhaka memang, tapi mau bagaimana lagi.
☆☆☆
hai haii
jangan lupa vote dan komen yaa biar semangat updatenyasee u♡
