03 ; RPT

82 22 4
                                    

"Santan?"

Apa?’

"Apa yang harus aku lakukan agar bisa dekat dengan mereka? Maksud ku apa kau tau.... Aku sedikit gugup untuk memperbaiki hubungan kami ini," Kata Halilintar sendu.

Santriantar terdiam sejenak. Oke, dia dapat memahami kenapa Halilintar sedikit takut dan gugup untuk memperbaiki hubungan dirinya dengan saudaranya yang lain.

Halilintar,’

"Ya?"

‘Dengarkan aku, pada dasarnya para Pangeran lain tidak membenci dirimu, mereka hanya kecewa saat kau mulai memilih untuk menjauhi mereka bahkan mulai tidak peduli dengan mereka. Yang mereka mau adalah kasih sayang dari mu, karna hanya kau lah panutan yang mereka harapkan sekarang, karna apa? Karna kedua orang tua kalian kan sudah tidak ada, otomatis keenam adik mu tidak dapat lagi merasakan kasih sayang dari mereka,’

‘Percayalah pada ku, mereka hanya kehilangan sosok pemberi kasih sayang dan semangat mereka. Kau boleh membalaskan dendam atas kematian kedua orang tua mu, tapi satu hal yang tidak kau pikirkan, kau tidak pernah mengerti bagaimana perasaan adik–adik mu yang lain, aku tau kau melakukan ini semua demi mereka, tapi kau tau tidak hubungan yang tidak baik diantara sesama saudara justru mendatangkan sebuah malapetaka besar,’

‘Mereka tidak butuh kehidupan yang tenang jika tidak rasa kasih sayang didalam hidup mereka. Cobalah perbaiki hubungan kalian secara perlahan Halilintar, aku yakin mereka hanya kehilangan sosok dirimu, bukannya membenci dirimu, hati mereka akan luluh lama–kelamaan terutama untuk Thorn dan Taufan. Tapi akan lebih sulit lagi untuk membujuk Solar dan Blaze. Atau mungkin Ice dan Gempa hanya perlu penjelasan ketika kenapa kau lebih memilih mengasikan dirimu dari mereka,’

‘Cobalah dengan hal–hal kecil misalnya, aku yakin mereka pasti akan sedikit senang ya walau mungkin masih agak malu–malu aja gitu.’ Jelas Santriantar panjang dan lebar.

Halilintar terdiam sejenak. Lalu bibir laki–laki itu terbuka untuk mengatakan sesuatu, "Ohhhh," Jawab nya watados.

Didalam dimensi Santriantar wanita itu ingin sekali memukuli wajah tidak berdosa milik Halilintar. Ayolah dia sudah ceramah panjang lebar gitu jawaban nya cuman ohhh doang? Mana gak kesel coba ಠ◡ಠ.

HALILINTAR! KAU INI AKU MENASIHATI MU PANJANG LEBAR HINGGA TENGGORAKAN KU KERING TAPI KAU MALAH MENJAWABNYA DENGAN OHHH DOANG?! AKHHHH SIALAN KAU KEPARAT HALILINTAR!’ Nah kan, tantrum sudah Santriantar dibuat kesal oleh Halilintar ಠ◡ಠ.

Layaknya saja seperti ini, kalian sedang curhat sama temen kalian panjang dikali lebar tapi jawab nya cuman ohh, iya, emm, ngerti–ngerti, oke pasti kesel banget dan langsung badmood kan? Ahahah, sama kok aku juga pernah gitu ಠ◡ಠ.

"Hehehe maaf, aku gak tau harus jawab apa.... Lagi pula masih mending ku jawab dari pada ku anggukin aja kan?!"

"Dan bisa tidak jangan berteriak didalam pikiran ku?! Itu hanya menambah beban pikiran ku tau!"

‘Ck, ini semua juga karna kau!’

"Yasudah aku kan sudah minta maaf, jadi diem lah kau bawel sekali,"

Cih sudahlah, tidak ada gunanya bicara dengan orang seperti mu. Lalu bagaimana rencana mu untuk awal ini?’

"Aku akan mengajak mereka ke Danau Leuser, Danau yang dulunya sering kami datangin bersama Ayah dan Bunda dulu,"

.

.

.

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Restarting Past TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang