📎BIJAK DALAM MEMBACA!
🌷TYPO? TANDAI PLEASE!.........
"Ouh, bagus. Setelah sih brengsek itu mengirim salah satu pengawalnya, sekarang aku harus berhadapan dengan enam anak kesayangan sih brengsek itu." Desis Halilintar seraya memandangi datar kearah keenam Pangeran yang dia ketahui adalah anak dari Ayah nya dengan juga Selir kesayangan Ayah nya itu."Woah, woah, bisa kah ku bilang kata–kata mu itu sedikit kasar, Putra Mahkota? Ayolah kami datang kesini baik–baik lho, masa iya kau menyambut kami dengan cara yang tidak baik seperti tadi?" Ujar Taufan, dengan senyuman tengil muncul diwajahnya.
"Aku tidak suka basa–basi. Jadi lebih baik kalian pergi dari sini, dan bilang pada sih brengsek itu, bahwa aku tidak akan pernah mau kembali ke istana." Ucap Halilintar dengan wajah datarnya yang menjadi ciri khas seorang Halilintar. Lalu, tanpa menunggu keenam orang itu menjawab, Halilintar langsung saja ingin memasuki area depan rumah sederhana nya, tapi di cegah oleh tangan seseorang.
"Tunggu." Halilintar menoleh kearah seseorang yang mencegah nya tadi. Ah, pemuda itu memakai jubah biru muda, dengan netra Aquamarine yang nampak sayu, dengan wajah datarnya tengah memandangi dirinya.
"Kami datang kesini, diperintahkan oleh Ayah untuk membawa mu. Mau itu secara paksa atau dengan kau yang suka rela ikut kami ke istana. Jadi, kau punya dua pilihan, mau ikut ke istana bersama kami dengan suka rela atau paksa? Oh ya, kami juga berhak memaksa mu, karna Ayah telah memerintahkan kami jika kau tidak ingin ikut dengan kami secara suka rela, maka cara paksa lah yang akan kami gunakan." Lanjut sang Pangeran Kelima, ya siapa lagi kaloh bukan, Ice.
"..."
"Kau tau? Aku kesini, ikut dengan semua saudara ku, merelakan waktu tidur ku yang berharga, jadi tolong jangan menyusahkan kami. Ya, tapi jika kau yang minta sendiri untuk dipaksa seperti nya kami tidak akan menolak, Putra Mahkota." Kata Ice.
"Apa gunanya aku kembali ke sana? Lagi pula, dia sama sekali tidak peduli akan salah satu anak dari wanita yang tidak di cintainya bukan? 5 tahun, dan baru sekarang dia memaksa ku kembali ke istana, ahahaha lawak banget, oh dan satu lagi berhentilah memanggil ku Putra Mahkota!" Decak Halilintar merasa kesal dengan semua drama ini.
Tidak bisa kah, sih brengsek itu tidak membuat drama yang melelahkan satu hari saja? Dan membiarkan Halilintar hidup tenang sendirian dirumah yang pernah Kira'na buatkan untuknya?
"Lho, kenapa? Bukan kah kau adalah Putra Mahkota? Putra sulung dari Permaisuri pertama, itu berarti kau adalah kandidat tetap untuk menjadi Raja Baezo seterusnya bukan?" Tanya pemuda dengan jubah putih keemasan, dia adalah Solar.
"Aku tidak peduli akan hal itu. Lagi pula dia memiliki banyak Putra, kenapa harus aku yang menjadi penerusnya?" Bukannya menjawab pertanyaan dari Solar, Halilintar malah menanyakan hal yang pasti sangat mudah untuk dijawab oleh mereka bereenam.
Atau karna, memang Halilintar sedang memancing keenam Pangeran yang lahir dari rahim Selir kesayangan Ayah nya itu, ralat maksud nya cinta pertama Ayahnya.
"Kau bodoh ya? Sudah jelas karna kau anak pertama disini dasar idiot! Lagi pula memangnya kau pikir kami mau menjadi Putra Mahkota gitu? Dih ogah sih kata ku," Celetuk Taufan dengan tatapan datarnya mengarah ke Halilintar, jangan lupakan dia yang tengah bersedekap dada juga.
"Lalu kau pikir aku mau?" Tanya Halilintar, dia memandangi sengit ke arah Taufan.
"Kau—"
"Sudah, cukup hentikan!" Kata seseorang dengan jubah emas kecoklatan, dia adalah Gempa dengan suara dingin nya yang memotong ucapan Taufan tadi.
"Aku tidak ingin melihat kalian semua berdebat disini, bukan kah kita hanya di utus untuk menjemput mu, Halilintar? Dan bukan membahas tentang ahli waris tetap penerus Kerajaan Baezo seterusnya, kan?" Gempa berjalan mendekati Halilintar dan Taufan, dia juga menghentikan sejenak ucapannya tadi.
"Baiklah, aku bertanya padamu sekali lagi dengan baik–baik, apa kau mau ngikut dengan kami kembali ke istana dengan suka rela atau dengan paksaan, Alderickal Ryen Kalindara Halilintar Beazo?" Tekan Gempa.
Halilintar menandingi Gempa sejenak, lalu kembali membuka suaranya. "Beri aku satu alasan, mengapa aku harus kembali ke istana. Jika alasan itu—"
"Ini menyangkut tentang sesuatu yang Ibu mu tinggalkan sebelum dia pergi, Kalindara."
"Apa kau bilang?"
---- OBSESI ----
"Akhirnya kau pulang juga Halilintar, setelah lima tahun lamanya kau tidak ingin kembali kesini." Celetuk Amato saat melihat anak pertamanya hadir dalam acara makan malam kali ini.
Halilintar hanya dapat memutar bola matanya jengah. "Kaisar pikir, saya datang ke sini atas dasar memang ingin kembali? Jika Kaisar berpikir seperti itu, Kaisar salah. Saya kesini hanya untuk mendengarkan rahasia Ibu yang dia tinggalkan sebelum pergi saja." Ucap Halilintar datar, ouh dan tampaknya Halilintar sama sekali tidak ingin memanggil Amato dengan sebutan 'Ayah' lagi.
"Rahasia Ibu mu sebelum dia pergi? Apa maksud mu, Kalindara? Ayah tidak paham sekali," Tanya Amato bingung. Perasaan dulu, sebelum Kira'na atau yang lebih akrab di panggil dengan Ratu Zeara, pergi dia sama sekali tidak meninggalkan sebuah rahasia apa–apa yang dititipkannya kepada dirinya.
Halilintar yang melihat reaksi Amato begitu jujur pun, akhir nya mendengus kesal kearah Pangeran Kedua Baezo, siapa lagi jika bukan Taufan? Oh dan jangan lupakan Taufan juga menatap Halilintar dengan seringai jahil diwajahnya.
"Bocah sialan, kau menipu ku?"
—To Be Countined—
Maap pendek, lagi buntu ide soalnya.
Janji deh, chapter selanjutnya akan sedikit lebih panjang, dan mungkin bakalan ada sesi adu bacot nya Amato sama Halilintar.
Eh btw makasih lho, buat 99 notifikasi selama beberapa hari ini, agak kaget sih ngeliatnya. Dan itulah yang bikin aku jadi suka up banyak–banyak hehe~
@AqueeneIntan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi
RastgeleMenceritakan tentang bagaimana pahit dan manis nya kehidupan seorang Pangeran manis yang selalu saja ditemani dengan drama dari para saudara tirinya, dan calon tunangannya. "Lha kocak! Kalin itu tunangan saya, kenapa kalian yang jadi sewot kaloh say...