Kesepuluh.

72 12 4
                                    


UPDATE!
BELAJAR MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN DENGAN CARA,VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK YA.
SELAMAT MEMBACA SEMOGA SUKA.
TANDAI KALO ADA TYPO.















Happy reading.

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








“Gue bisa patahin tulang rahang lo bang btw.” Jean mengusap wajahnya jengkel. “Lagian tawuran gini nggak gentleman bang, rame-rame gue kira parade tadi.” Jean menyeringai setelah melihat wajah kesal kedua pria itu.

“Mau lo apain bocah ingusan ini bang?” Tantang Jean lagi.

“Bacot juga ya lo.”

“Yaudah, gerak aja biar nggak banyak bacot lagi.” Jawab Jean seperti mengejek.

Kedua pria kekar itu dengan senyuman sumringah melayangkan pukulan ke arah Jean namun dengan lincah Jean menghindar. Jean dengan tengil menaik turunkan alisnya membuat pria itu semakin emosi.

"Gitu doang bang? Pantesan tawuran, cupu ternyata." Ejek Jean lagi. Kedua pria itu saling tatap dengan nafas yang menggebu penuh emosi. Jean dengan santainya mengibas rambutnya.

"Maju lah cepet bang, waktu gue ga banyak." katanya dengan tangan bersedekap dada.

Dengan emosi yg sudah sangat emosi salah satu pria itu berlari dengan bogeman yang akan mantap jika mendarat di pipi Jean yang mulus itu.

bugh.

Dengan sekali pukulan di rahang, pria itu tumbang. Jean mengibas-ngibas tangannya setelah mukul rahang pria itu.

"Keras juga. Tangan gue kebas bang." Adu Jean pada pria satunya lagi. Pria itu dengan kasar menelan ludahnya.

"Boleh juga lo bocah." Gumamnya sambil melihat temannya yang tergeletak pingsan.

"Buru elahh, kayak betina lo bacot doang gede" Kata Jean sudah mulai jengkel. Namun pria itu masih menatap Jean. Jean yang sudah bosan menunggu, memberi pilihan.

"Lo yang kesini atau gue yang samperin lo bang?"

"G..gue yang kesana." Dengan gagap pria itu menjawab. Jean tertawa dengan kencang mendengarnya.

"Hufttt, kok gagap gitu bang, belum gue apaapain padahal." Katanya sembari tertawa. "Buru dah sini bang, gue udah di tungguin temen gue." Lanjutnya lagi.

Dengan tergesa-gesa mata pria itu mencari-cari benda apa yang bisa ia gunakan untuk senjata. Matanya melotot senang saat ia melihat balok yang sepertinya mantap untuk memukul kepala.

Mata Jean sedikit melotot melihat pria itu mengambil sebuah balok. Senyum resek pria itu kembali terukir di bibirnya.

"Si cupu make balok." Gerutu Jean.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CIRCLE FREAK|| HAJEONGHWAN OF TREASURE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang