07. Ignorance Is a Bliss

100 23 3
                                    

Lalisa Manoban awalnya merupakan orang terakhir di muka bumi yang akan berhubungan dengan ilmu sains. Dia tidak pernah tertarik dengan fenomena/peristiwa alam, semua yang harus terjadi akan terjadi. Pikirnya, kenapa manusia harus repot-repot mencari tahu segala hal yang ujung-ujungnya akan mereka hancurkan?

Nilai pengetahuan alam di tahun-tahun sekolah Lalisa selalu terjebak di kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sains tidak pernah menjadi ilmu pengetahuan yang menarik buatnya.

Setelah lulus dari sekolah, Lalisa mengambil jurusan manajemen di perkuliahan. Jika orang-orang biasanya senang karena tidak perlu berurusan lagi dengan matematika, maka Lalisa senang tidak akan ada lagi urusan sains dalam hidupnya.

Namun, dia salah. Tanpa diduga, semua idealisme yang dimilikinya dipatahkan oleh realitas di dunia kerja: semua berawal dari Lalisa yang dipertemukan dengan seorang sahabat penggila ilmu alam, Jisoo Kim. Jisoo adalah orang yang penyendiri, dia menganggap semua orang bodoh kecuali dirinya. Itu sebabnya Jisoo bisa dipercaya, karena dia tidak memiliki teman sama sekali selain Lalisa.

Selama pertemanan mereka berlangsung, Jisoo selalu menjelaskan segala teori yang telah dia pelajari di internet kepada Lalisa, tetapi pada lubuk hati yang terdalam, Lalisa tidak pernah benar-benar mengerti dengan apa yang dijelaskannya. Lalisa merespon Jisoo selama ini hanya karena dia sahabatnya, dan Lalisa tidak ingin menyakiti hati Jisoo karena mengabaikannya.

Tetapi setelah peristiwa memilukan itu di Antartika, banyak sekali hal yang berubah di hidup Lalisa. Tidak ada yang menyangka semua hal gila ini akan terjadi: Lalisa sekarang adalah ilmuwan mandiri yang meneliti segala sesuatu tentang topografi (pemetaan terperinci muka bumi pada daerah tertentu) benua Antartika dan dunia yang diduga ada di bawahnya. Sudah bertahun-tahun sejak Jisoo tertelan lubang misterius di benua es itu, dan Lalisa meyakini 100% bahwa sahabatnya itu belum meninggal.

Sebelum Jisoo terjatuh, dia menaruh alat pemancar gelombang di kantungnya, dan berkat alat itu Lalisa bisa mendapatkan koordinatnya. Dugaannya, alat itu berpisah dengan Jisoo saat dia terjatuh, dan terdampar di suatu tempat di dalam lubang itu. Itu kenapa signalnya tidak pernah bergerak dan tetap pada satu koordinat. Selama bertahun-tahun mempelajari koordinasinya, Lalisa menemukan bahwa titik itu berada pada suatu tempat di bawah lapisan es yang sangat tebal. Kedalamannya belum pernah dicapai manusia.

Selama itu, segala informasi dikumpulkan, bertahun-tahun kinerja yang keras akhirnya membawakan kesimpulan bahwa dunia di bawah permukaan bumi, tempat yang bernama Agartha, sebenarnya ada. Dari zaman dahulu, seorang filsuf bernama Plato telah meyakini keberadaan terowongan/ruang kosong di bawah permukaan yang manusia tempati itu nyata adanya.

Pernyataan itu sempat menuai kontradiksi dari ilmuwan-ilmuwan lainnya, namun pada abad ke-21, hal ini kembali diteliti kebenarannya. Pakar pendukung teori ruang di bawah permukaan bumi menyebutkan, adanya medan magnet yang berbeda-beda sebagai indikasi. Mereka juga merujuk pada sinar aurora yang merupakan gas yang muncul di kutub.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝗢𝗽𝗲𝗿𝗮𝘁𝗶𝗼𝗻 𝗕𝘂𝗿𝗶𝗲𝗱 𝗨𝗻𝗸𝗻𝗼𝘄𝗻 || 𝗖𝗵𝗮𝗲𝘀𝗼𝗼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang