|Kenji Sato x Reader| - THE END.
Seorang bintang terkenal pemain bola terbaik kini kembali ketanah kelahirannya untuk melakukan pertandingan bola bisbol. Akan tetapi sesuatu hal aneh terjadi, Kenji bukan hanya sekedar pemain bola bisbol terbaik teta...
Keesokan harinya, Kenji bangun dari tidurnya dengan kondisi rambut beracakan dan membawa segelas air ditangannya. "Apa yang sedang kalian lakukan sepagi ini?"Tanya Kenji sembari menguap. "Pagi Kenji!"Ucap (name).
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hei"Balas Kenji sedikit bersemangat. "Kita perlu memeriksanya sebelum merencanakan latihan, agar bisa melindungi Emi dari predator"Jelas profesor Sato.
Kenji terkejut mendengarnya disela minum air. "Tunggu?, ayah memberikan namanya menggunakan nama ibu?"Tanya Kenji. "Kurasa ibumu akan menyukainya, Kenji"Sela (name) yang ada disampingnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Baiklah Emi, berdirilah dengan tegap"Pintah profesor Sato lalu mengeluarkan boneka kelinci itu dari dalam tasnya dan bayi kaiju yang diberi nama Emi itu pun patuh dan bangkit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Wow, ayahku adalah seorang pawang kaiju, keren"Ucap Kenji dan (name) hanya bisa terkekeh kecil disampingnya.
Profesor Sato pun hanya menghela nafasnya lalu menoleh kearah Mina. "Mina tolong siapkan untuk memasukkan alat pelacak mikro"Ucap profesor Sato dan Mina pun terbang dihadapan Emi.
"Emi, bisakah kau menggerakkan tanganmu seperti ini?"Panggil profesor Sato dan Emi pun menatap boneka kelinci itu yang digerakkan oleh profesor Sato "Ayo, Emi kau bisa!"Seru (name).
Emi pun langsung mengangkat lengan kirinya dan mengikuti gerakan boneka kelinci itu. Lalu Mina pun maju dan menusukkan sebuah jarum kedalam lengan Emi.
"Gadis pintar, kau benar benar hebat!"Seru (name) mencoba menyemangati Emi. "Mina, tolong kudapan. Sebelum kita makan, kita harus mengatakan 'Mari makan' "Ucap profesor Sato sembari menunduk lalu mengayunkan donat yang ada ditangannya.
