42. awal keretakan

390 74 15
                                    

Vote nya dong.... Gue males nya begini nih karena vote nya rendah terus gak kaya cerita² sebelumnya dapet 100 vote. Ini mah boro².

















Ga vote ga mau lanjut. Target 100 ya















"Dir..." Aldo tiba-tiba saja memeluk Indira dari belakang membuat gadis itu terperanjat kaget karena kehadiran Aldo yang tiba-tiba

"Ngagetin ah... Datang dari kapan??" Tanya Indira membiarkan tangan Aldo melingkar di perutnya

"Barusan..." Jawab Aldo mengendus tengkuk leher Indira menghirup aroma tubuh yang ia rindukan, sedangkan hasratnya sudah berat sekali menantikan pertemuan ini.

"Kok ga ketuk pintu dulu??" Tanya Indira

"Kamu ga kunci pintu.. kebiasaan. Nanti kalo ada orang jahat ngapa-ngapain kamu gimana hayo...."

"Bukannya semua orang jahat ya sama aku Al..??" Tanya Indira seolah mengode Aldo yang mulai bertingkah tak seperti biasanya.

Indira bukan tak merasa, Indira merasakan sekali perubahan sikap Aldo.

Bagaimana bisa mereka berpacaran bertahun-tahun dan untuk kali ini Aldo melupakan nya.

Seminggu lebih Aldo di Bandung, Aldo sering mengabaikan pesan nya, telepon nya, bahkan Aldo tak bisa di hubungi beberapa waktu.

Aldo tersenyum seolah orang jahat yang di maksud Indira pengecualian dirinya padahal sebaliknya.

Mereka hanya bertatapan beberapa detik saja, kemudian Aldo kembali bergelayut di tubuh Indira, Memberikan semua beban tubuhnya pada tubuh kekasihnya nya, menempel di punggung Indira begitu lengket.

Indira sudah bisa mengartikan apa yang di inginkan kekasihnya itu.

"Bentar dulu ya... Aku mau minum dulu..." Pinta Indira

Namun nafsu Aldo terlampau menggebu-gebu.

Indira yang berdiri di depan wastafel itu di giringnya ke atas kasur.

"Aldo... Aku mau minum dulu sayang..." Kata Indira menahan badannya dari tenaga Aldo yang terlampau lebih besar dari dirinya

Aldo mengendorkan tangannya dari perut Indira, Indira pikir Aldo akan menuruti permintaannya membiarkan ia minum hanya beberapa teguk saja.

Namun nyatanya tangannya nakal masuk ke dalam baju Indira, merambat ke atas menyentuh salah satu dari dua buah yang menonjol.

Bbuuuurrrrrrhhhh...

Indira menyemburkan air dari mulutnya saat Aldo mulai menekan bagian dadanya yang begitu kenyal, tubuhnya condong ke depan tak bertenaga oleh ulah Aldo yang tak sabaran itu.

Indira tertawa terbahak-bahak karena kegelian tangan nakal Aldo.

"al.. udah ah.." pinta Indira

Seperti orang tuli Aldo tak menggubris sedikit pun ucapan Indira, saat tubuhnya tertawa tak bertenaga saat itu pula Aldo mengangkat tubuh Indira ke atas kasur menjamahnya seperti biasa saat ia sudah tak tahan menahan nafsunya, melampiaskan dan menuntaskan nafsunya pada Indira.

Beberapa jam kemudian Aldo sudah terbaring di atas tempat tidur bersama Indira.

Kebiasaan Aldo setiap selesai melancarkan aksinya adalah tertidur lelap.

Keduanya tak lagi berbusana.
Tubuh polos keduanya hanya tertutup selimut tebal sedangkan di atas nya AC tetap menyala.

Indira berbaring berbantalkan lengan Aldo, tangan nya menarik selimut ke atas agar dadanya tertutupi rapat hingga leher.

Flower Petals Bloom (Delsha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang