5. Lucas Idiot

368 59 6
                                    

Hari ini Marsha sengaja membawa Katherine untuk menemaninya makan bersama Aldo di warung mie ayam yang tak jauh dari sekolah.

"Kamu pulang jadinya sama Katherine Sheng??" Tanya Aldo yang baru melepas tas nya yang di taruh di sebelah kursinya yang masih punya space cukup banyak

"Iyalah.. sama siapa lagi, kan katanya kamu mau pulang sama temen mu itu kan??" Mata Marsha melirik Lucas yang kini duduk di depan Aldo tepat di samping Katherine

Mereka berempat sudah seperti double date ala-ala anak SMA low budget yang baru pulang sekolah.

Kedua tangan Aldo membantu Marsha melepas tasnya, menumpuknya dengan tas miliknya di sebelah kirinya

Jika di luar Aldo sangat memperlakukan Marsha bagaikan budak yang sedang melayani sang ratu.

Hal seperti itu sudah terbiasa bagi Marsha membuat nya nyaman dan tak lagi sungkan, tak ada istilah tak enak hati bagi nya.

Karena hubungannya dengan Aldo bukan lah sehari dua hari, ia sudah biasa dengan perlakuan Aldo padanya

"Iya juga sih.. maaf ya aku sibuk terus. Kita jadi jarang keluar bareng lagi. Aku cuma bisa anter pulang kamu doang, abis ini juga aku harus packing siap-siap buat pentas ke stasiun televisi nasional besok.."

Semenjak Aldo aktif dengan Orkestra nya, ia selalu menghabiskan waktu nya di sekolah.

Berlatih orkestra tak semudah berlatih basket. Membuat dirinya sering kali pulang sekolah hanya untuk mengantar Marsha pulang dan mengisi perut yang kosong kemudian kembali ke sekolah untuk berlatih musik, dan kembali pulang ke rumah jam 9/10 malam, itupun ia akan menelpon/chat mengabari Marsha bahwa dirinya sudah pulang atau bahkan mengajak ngobrol kekasihnya sebelum tidur agar gadis itu tak merasa bosan padanya.

"Gapapa kok Sheng.. aku malah suka kamu aktif di sekolah dari pada kamu kaya pas zaman SMP bikin ulah terus.. nyampe ga kehitung udah berapa kali kamu di panggil BK.. Untungnya kamu anakkkk......"

"Plisss.... Gausa di terusin...." Kata Aldo penuh tekanan

Ia tak ingin kekasihnya itu mengungkit power orang tuanya, yang membuatnya bisa sekolah aman tentram meski banyak membuat kegaduhan di sekolah dulu.

"Oke.. mianhe.." Marsha mengerti mengapa Aldo memotong pembicaraannya.

Bagi Aldo rasanya tak nyaman saja apalagi saat ini mereka sedang berkumpul bersama teman-temannya.

Aldo tipikal pria yang tidak suka mengumbar apa yang ia miliki, apalagi semua itu hanya berasal dari orang tuanya.

Sedangkan dirinya hanya remaja pria biasa yang ingin di perlakukan sama oleh temannya atau siapapun itu. Aldo tak ingin orang yang mendekati dirinya hanya ingin mengambil keuntungan dari nya karena tahu dia anak dari orang tua si A atau si B.

Aldo ingin siapapun yang berteman dengan nya karena tulus, merasa cocok dan nyaman berteman dengannya. bukan karena memandang harta atau dari latar belakang keluarga nya.

"Sayang mau mie ayam baso?? Atau mie ayam biasa aja??" Tanya Marsha melirik kekasihnya yang masih bermuka masam karena perkataannya barusan.

"Terserah kamu aja deh.."

rasanya Aldo sudah tak berselera makan karena ucapan Marsha yang malah membawa-bawa keluarganya di saat mereka berkumpul bersama orang lain seperti ini

"Yauda aku gamau makan kalo gitu..." Marsha melipat kedua tangannya di dada tanda dirinya ikut ngambek

"Loh kok pundung...." Aldo menatap Marsha, sebelah tangannya menahan kepala dengan ujung siku bertumpu di meja.

"Ya kamu nya begitu..." Sinis Marsha

Flower Petals Bloom (Delsha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang