21. One Night

531 65 12
                                    

"Pasti Soobin?" Tebak madam melihat Rio tersenyum.

"Ya, dia meminta maaf pada ku" balas Rio, madam mengeluarkan kapas dan obat dari kotak P3K nya, lalu memegang tangan kiri Rio, dan mengambil pinset karena masih ada batu kecil yang tertinggal di luka Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya, dia meminta maaf pada ku" balas Rio, madam mengeluarkan kapas dan obat dari kotak P3K nya, lalu memegang tangan kiri Rio, dan mengambil pinset karena masih ada batu kecil yang tertinggal di luka Rio.

"Ah" spontan Rio mengerang kesakitan, madam mendongak menatap wajah Rio, begitu juga dengan pemuda itu yang menatap wajah madam, yang begitu dekat, mereka sama-sama saling mendekat, Rio yang sedang patah hati dan madam yang lama tak pernah dekat dengan lawan jenis, jadi mudah tergoda.

"Mama" Soobin memanggil lirih, kedua manusia dewasa berlainan jenis itu pun segera memundurkan kepala masing-masing, lalu saling berbagi senyum bodoh.

"Ya sayang, mama sedang mengobati luka Rio hyung" sahut sang ibu tanpa menoleh, Soobin pun mendekat, dan menatap luka di tangan Rio yang tengah di bubuhi obat, lalu dibungkus plester

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya sayang, mama sedang mengobati luka Rio hyung" sahut sang ibu tanpa menoleh, Soobin pun mendekat, dan menatap luka di tangan Rio yang tengah di bubuhi obat, lalu dibungkus plester.

"Apa besok akan sembuh luka nya hyung?" Tanya Soobin merasa bersalah.

"Sembuh, karena sudah diobati mama" jawab Rio, Soobin seperti nya sudah bisa tenang sekarang, ia pun duduk manis di samping Rio dan menunggu nya.

"Soobin, kata kan pada ahjuma agar menyiapkan makan malam, mengerti?" Perintah sang ibu.

"Mengerti ma" Soobin lalu pergi ke dapur.

"Berapa usia nya?" Tanya Rio.

"Sepuluh tahun" jawab madam

"Tapi dia memiliki tubuh yang kuat untuk ukuran anak seusia nya" puji Rio

"Dia suka basket dan renang dua olahraga yang dia tekuni" cerita nya.

"Pantas saja"

"Madam, aku kemari ingin membahas tentang tembakau itu" kata Rio lagi.

"Iya, papa mu sudah tak bekerja sama lagi dengan ku, dia memutus nya secara sepihak" ungkap madam

"Maafkan papa, madam, biar aku beli tembakau nya" kata Rio

"Untuk apa?" Kaget madam

"Nanti aku tawarkan pada teman ku yang lain, tapi aku belum bisa membayar semua nya, mungkin setengah nya dulu" lanjut Rio, madam bingung, di sisi lain dia tak tega dengan Rio, karena dia tahu pemuda itu melakuka hal ini sebagai wujud tanggung jawab nya dalam bekerja sama, tapi di sisi lain, modal nya sudah terlanjur dia investasikan di tembakau untuk perusahaan Manoban Cigarette semua.

Teman HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang