37. Pasca Operasi

425 89 2
                                    

Lia dan Somi kembali dari makan siang, dan melihat sang ibu bersandar pada sang oppa, mereka tak berani mengganggu.

Operasi telah selesai dilakukan, papa Manoban pun dipindah ke ruang ICU karena belum sadar, darah Rio juga sudah di transfusikan pada sang ayah, begitu tuan Besar dibawa keluar dari ruang operasi, istri dan anak-anak nya pun mengikuti nya, Rio menuntun sang ibu, sedangkan Somi dan Lia berjalan di belakang mereka, keluarga di larang masuk, dan hanya bisa melihat pasien dari luar.

Operasi telah selesai dilakukan, papa Manoban pun dipindah ke ruang ICU karena belum sadar, darah Rio juga sudah di transfusikan pada sang ayah, begitu tuan Besar dibawa keluar dari ruang operasi, istri dan anak-anak nya pun mengikuti nya, Rio men...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekarang mama yang makan ya? Rio belikan" kata si sulung, sang ibu mengangguk tak berani membantah, mama Manoban lebih banyak diam karena pikiran nya kalut, disatu sisi ia takut akan di tinggal sang suami, karena bagaimana pun nyonya Besar tak bisa mengurus perusahaan rokok, dan juga, ia belum siap ditinggal, masih butuh pendamping untuk mengasuh dan membimbing Somi dan Lia.

Rio datang, membawakan makan siang untuk sang ibu, dan menyuapi nya, dan saat masih menyisakan setengah sang ibu menolak suapan terakhir.

"Mama sudah kenyang" Rio tak memaksa karena setidak nya perut sang ibu tak kosong.

"Papa pasti akan segera sadar, mama tak perlu khawatir, papa adalah pria yang kuat dan hebat" hibur Rio.

Rio mengechek ponsel nya, dan layar kunci nya adalah foto Jake, sang mama pun bertanya.

"Apa kabar Jake? Mama kangen dengan nya" tanya nyonya Besar, Rio menoleh kaget.

"Dia semakin pintar ma, paling suka main air, kalau diajak mandi semangat sekali" cerita Rio, sambil nenunjukan video si Jake yang kegirangan main air, sang nenek tertawa lucu juga bangga menatap cucu pertama nya itu, suara tawa Jake membuat kedua aunty nya penasaran, tapi tak mungkin mereka akan ikut bergabung, gengsi nya terlalu tinggi, mama Manoban bisa sedikit terhibur dengan cerita Rio tentang putra nya.

"Rio pulang dulu ya ma, mengambil baju ganti, nanti Rio kemari lagi" pamit nya.

"Iya, hati-hati sampai kan salam rindu mama untuk Jake" balas sang ibu

"Ne eomma" Rio meninggalkan rumah sakit, menaiki bus menuju ke rumah nya.

Begitu tiba di rumah, senyum Rio mengembang, melihat Jake sudah menunggu nya.

"Hi boy" sapa Rio, ia berjalan menuju je wastafel dekat kamar mandi untuk mencuci wajah dan tangan nya, lalu menghampiri sang putra yang berada di gendongan mommy nya.

"Hyunie, tolong siapkan beberapa potong baju untuk ku ya, hari ini aku menginap di rumah sakit" pinta nya pada sang istri.

"Ya oppa? Bagaimana keadaan papa?" Tanya Seohyun sambil menata baju sang suami ke dalam tas ransel nya.

"Operasi nya berjalan dengan lancar, tapi papa belun sadar" jawab Rio sendu.

Rio lalu mandi bersama Jake, dan saat sang anak bersama mommy nya, Rio pergi ke rumah sakit.

"Kalian bertiga pulang lah" ujar Rio.

"Tidak, mama mau menemani papa mu"

"Kami juga" imbuh Somi

"Besok kalian bisa kemari lagi setelah pulang kuliah dan sekolah, dan mama butuh istirahat, jangan sampai mama juga sakit saat papa sadar nanti, Rio takut papa akan semakin marah pada ku nanti" tutur si sulung lembut, akhir nya para wanita itu pun menurut, mereka semua pulang kecuali Rio.

"Jangan matikan ponsel kalian, dan tetap pada mode berdering" pesan Rio.

Kini si sulung sendirian menjaga sang papa di luar kamar ICU, sedangkan di rumah keluarga Manoban, mama dan kedua dongsaeng Rio tengah makan malam.

"Jangan salahkan oppa kalian, dia juga ingin bahagia, kelak saat kalian sudah mengenal yang nama nya cinta, pasti akan paham dengan pilihan oppa mu" nasehat sang mama sebelum meninggalkan meja makan.

Perawat jaga malam memasuki ruang ICU, memeriksa infus dan alat medis yang ditempelkan ditubuh papa Manoban.

"Suster" hadang Rio.

"Ya?"

"Apa saya boleh menemui papa saya sus?" Tanya Rio.

"Boleh, diajak bicara malah lebih bagus" jawab sang perawat.

"Baik, terima kasih sus"

"Jangan lupa pakai baju steril nya lebih dulu"

"Ya sus" Rio lalu mulai memakai baju steril berwarna biru sebelum memasuki rungan sang papa, langkah nya terlihat pelan, dan ragu, ia menghela nafas menatap sang ayah berbaring tak berdaya.

"Ya sus" Rio lalu mulai memakai baju steril berwarna biru sebelum memasuki rungan sang papa, langkah nya terlihat pelan, dan ragu, ia menghela nafas menatap sang ayah berbaring tak berdaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio pun mendekat, ia mencium kening sang ayah sebelum akhir nya menggenggam tangan kanan papa Manoban, punggung tangan sang ayah ia tempelkan di pipi kanan Rio.

"Rio minta maaf papa" lirih nya dengan suara gemetar, Rio lalu terisak sambil menciumi tangan sang ayah, ia tentu di serang rasa bersalah dan tertekan, jika sampai sang ayah pergi, tentu yang Rio khawatirkan adalah Somi dan Lia, yang masih butuh bimbingan sang ayah.

"Bangun ya pa, papa sudah menjadi seorang harabeoji sekarang" ucap Rio masih dengan tangis nya, jika seorang ayah akan selalu menjadi cinta pertama sang putri, maka dimata anak lelaki nya, sang ayah adalah seorang pahlawan dalam kehidupan nya, lelah menangis membuat Rio ketiduran, ia terduduk di kursi dan menyandarkan kepala nya diatas bangsal sang ayah, tepat disamping tubuh papa Manoban.

"Tuan" seorang perawat membangunkan Rio, ia terkejut menyadari diri nya tertidur di dalam ruang ICU

"Sebaik nya anda keluar, tidak boleh ada orang di dalam sini" beritahu sang perawat.

"Ah iya sus, maaf saya ketiduran" kata Rio, ia lalu membuka baju steril nya dan keluar dari kamar ICU.

Pagi pun tiba, mama Manoban datang membawakan sarapan untuk Rio, dan menemani nya sampai siang, saat Somi datang dari kampus Rio pun pulang, mengerjakan pekerjaan nya yang kemarin.

Rio sudah mandi, dan sekarang ia bersiap untuk ke rumah sakit, tapi ponsel nya berdering.

"Hallo ma"

"Rio-yaa, papa mu sudah sadar"

"Ya ma, Rio senang dan lega mendengar nya"

"Kamu datang ke rumah sakit kan?"

"T-tidak ma, Rio belum mengerjakan laporan penjualan Jaehyun dan Mark akhir-akhir ini" alasan Rio.

"Ya sudah tidak apa-apa, kamu juga pasti lelah menjaga papa mu beberapa hari ini" sambungan telpon pun di putus.

"Jake, ayo kita jalan-jalan" ujar Rio kembali memasuki kamar, sang putra menjerit girang, sedangkan sang istri menatap curiga.

"Papa sudah sadar" ucap Rio menjawab rasa penasaran sang istri karena dia tak jadi ke rumah sakit.

#TBC

Teman HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang