Chapter 5

217 17 37
                                    

Happy reading


Kai memasang wajah bingung, didepannya kini sudah ada Taro.

"Kenapa kesini?" Tanya kai.

"Jemput kai"

"Hah jemput? Ini masih jam lima subuh" Kai tidak habis pikir dengan tingkah Taro.

"Bisakah aku masuk? Suhu nya masih dingin" meski memakai jaket tetapi taro masih merasakan dingin.

"Ah maaf kan aku, Taro boleh masuk" Kai mempersilahkan Taro untuk masuk ke kos nya.

"Kos nya sedikit sempit maaf jika Taro merasa tidak nyaman"

"Tidak masalah"

"Masih ada waktu dua jam, apa yang akan Taro lakukan sambil menunggu ku?" Tanya Kai.

"Bermain dengan Kai"

"Hah?" Apa maksud Taro dengan bermain? Kai tidak punya mainan disini.

"Lupakan aku hanya bercanda" ingin rasanya Taro menerkam wajah mengemaskan itu tetapi sepertinya tidak bisa sekarang.

"Hmmm baiklah"

"Dari mana Taro tahu alamat kos ku?" Tanya Kai, merasa penasaran sedikit.

"Tidak perlu tahu dan kenapa kai belum mengirimkan aku pesan?" Tanya Taro balik, apa kai belum memakai ponsel yang dia berikan itu.

"Aku belum memakainya, aku terlalu sibuk tadi malam jadi tidak sempat memegang ponsel pemberian Taro" jelas Kai.

"Ah seperti itu ya, baiklah nanti aku yang akan menelpon kai terlebih dahulu agar tidak lupa" final Taro.

"Kenapa harus menelpon ku?"

"Tidak boleh?" Taro menatap kai sambil menaikkan sebelah alisnya bertanda apa maksud dari ucapan Kai.

"Bu-bukan tidak boleh, aku hanya bertanya" kai panik, apa ucapannya salah?

"Tidak perlu panik manis, aku akan menunggu kai bersiap-siap"

"Aku akan membuat bekal terlebih dahulu baru bersiap-siap"

"Kai ingin membuat bekal apa?"

"Aku ingin membuat sandwich saja, aku merasa malas untuk memasak" kai mengerucutkan bibirnya, apa karena pekerjaan yang dia lakukan tadi malam dan kesialan yang dia alami kemarin membuat dia jadi tidak punya semangat.

"Nanti nikah sama aku jadi Kai tidak perlu memasak" goda Taro.

"Hei apa maksud mu!" Wajah kai memerah, apa-apaan perkataan Taro ini.

"Hahaha jangan marah aku hanya bercanda tetapi jika Kai mau aku juga senang"

"Aku tidak marah, tapi jangan bercanda seperti itu"

"Baiklah, Taro duduk dulu aku akan membuat sandwich nya" suruh Kai dan berjalan ke dapu.

Taro baru menyadari bahwa kai hanya memakai celana pendek dengan kaos putih oversize, lengkungan tubuhnya tercetak dengan jelas, kaki jenjang dan paha putih itu seolah-olah menggoda Taro untuk meraba nya.

Segera Taro menggelengkan kepalanya untuk mengembalikan pikirannya agar berpikir positif.

Jika melihat kai dengan modelan seperti ini setiap hari dipastikan Taro akan gila.

"Kai kapan-kapan main ke rumah ku ya?" Ajak Taro.

"Ngapain?" Tanya balik Kai tetapi masih fokus membuat sandwich nya.

"Datang saja, sekalian kai bisa mengajari ku tentang materi yang belum aku pahami"

"Baiklah"

Setelah 15 menit akhirnya sandwich nya sudah selesai, kai juga membuat roti panggang untuk mereka jadikan sarapan.

"Taro bisa memakannya lebih dulu, aku akan mandi"

"Tidak, aku akan menunggu kai dan kita akan sarapan bersama"

"Rotinya akan menjadi dingin jadi makan lah selagi hangat"

"Tidak mau" tolak Taro lagi.

"Ishhh ya sudah lah terserah Taro saja" sambil menghentakkan kaki nya kai berjalan ke kamar mandi, Taro yang melihat hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kai yang lagi-lagi seperti anak kecil yang keinginannya tidak dipenuhi.

Sambil menunggu kai, Taro memainkan ponselnya, saat mulai bosan memainkan ponsel nya tiba-tiba kai memanggilnya.

"Taro hmmm"

Mendengarkan kai yang memanggilnya Taro segera melihat ke arah kamar mandi yang mana hanya terlihat kepala kai.

"Kenapa?"

"Bisa ambilkan handuk? Aku lupa membawa nya" minta tolong kai, dengan segera Taro mengambil handuk untuk diberikan kepada kai.

"YAKKKK JANGANNN" teriak kai saat melihat Taro akan mendorong pintu kamar mandi nya.

"Hei jangan berteriak" telinga Taro merasa mendengung karena teriakan Kai yang seperti gadis yang ingin diperkosa.

"Lagian Taro nya sih! Sini handuknya!" Kesal kai lalu mengambil handuk dari tangan Taro tetapi ditahan oleh Taro.

"Sini handuknya! Dingin ihhh" rengek kai.

"Siapa suruh telanjang!"

"Orang mandi pasti telanjang, aneh banget sih Taro nya kalau ngomong"

"Iya iya" setelah mengatakan itu Taro melepaskan handuknya.

Cklekk

Kai keluar dari kamar mandi, bagian bawah nya tertutup handuk yang dibawah oleh Taro tetapi kali ini dia memakai baju nya karena entah kenapa dia merasa malu kalau telanjang dada saat ini.

Taro memperhatikan Kai, kai terlihat manis dengan poni yang turun karena basah.

"Kai kalau poni nya turun makin manis"

"Aku emang manis dari dulu ya" balas kai pede.

"Iya makanya aku suka sama kai"

"Ehhhh~" apa lagi maksud Taro? Dia suka kai? Bilang ini hanya halusinasi Kai.

Taro bangun dari duduk nya, menghampiri kai yang masih diam karena ucapan Taro.

"Aku menyukai kai" menarik pinggang ramping milik Kai dan menempel nya ke tubuhnya.

"A-apa yang Taro lakukan!" Panik kai.

"Hanya ingin memberitahukan kai bahwa aku menyukai mu" ulang Taro menatap kai yang mendongak untuk melihat wajahnya.

"Kenapa menyukai ku?" Tanya Kai.

Bukannya membalas Taro hanya tersenyum lalu mengecup bibir kai.

"Eh?" Seketika kesadaran kai menghilang, apa yang baru saja taro lakukan.

"Segera memakai pakaian mu atau kai ingin aku yang memakainya hm?"

"Eh ti-tidak!" Kai segera mendorong tubuh Taro dan masuk ke kamar untuk nya untuk bersiap-siap.

"Bibirnya juga tidak kalah manis"







TBC
Author back setelah lama menghilang :v
Jangan dihujat :)
Oke sampai jumpa di chapter selanjutnya
Terima kasih

KimLisa_14

Obsession with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang