09

163 25 0
                                    





“viona, mengapa disana sangat ramai?”

Hari sudah petang, caine dan viona sedang perjalanan untuk Kembali kekerajaan, mendengar penuturan caine dengan cepat viona menoleh kearah yang caine katakan.

Viona sedikit megerutkan dahinya “sial, masih saja perjualan budak illegal dikota. Tak usah dihiraukan tuan, biarkan saja”

“budak? Mereka menjual budak?” caine masih saja menoleh kearah sana.

‘100 keping koin emas ku berikan budak ini, ia sangat pintar dan dapat membantu anda mengurus perkerjaan rumah atau kebun’

‘budak ini seharga 50 koin perak’

Hiruk piruk teriakan yang memperjual belikan budak terdengar sangat ramai dikawasan yang sedikit kumuh itu.

Mata caine tiba-tiba saja tertuju pada salah satu budak, ia sangat diam bahkan tidak menangis seperti budak lainnya, hanya saja tatapan nya kosong.

“viona ayo kesana” caine langsung menarik tangan viona kearah orang-orang yang menjual budak, sesampainya disana caine langsung disambut oleh seorang pria tua.

“hallo tuan, ingin membeli budak, kelihatannya tuan adalah orang kaya, tuan bisa membeli budak yang ini” pria tersebut menunjuk kearah budak yang lain.

“aku ingin yang itu” caine menunjuk kearah budak yang menggambil  perhatiaannya sedari tadi.

“maaf tuan, budak itu tidak akan berguna bagi tuan, ia tidak pernah berbicara, bahkan tak memahami hal apapun, lebih baik tuan membeli budak yang lain”

“tuan caine kita harus segera Kembali, tak usah membeli budak tidak akan berguna” viona sedikit menarik tangan caine agar beranjak pergi dari sana.

“100 keping emas dan 50 keping perak” mendengar hal itu, pria tersebut langsung menarik budak yang caine tunjuk sedarii tadi kehadapan caine, tanpa mengatakan apapun caine langsung memberikan sekantong uang kepada pria tua tersebut.

“ayo ikut aku” caine langsung menarik tangan budak tersebut dan berjalan kearah kerajaan.

Disepanjang perjalanan menuju kerajaan, caine hanya melirik kearah budak tersebut, pakaian nya sedikit kusam, serta wajahnya yang tertutupi dengan rambutnya yang sedikit Panjang.

“siapa namamu?” caine tidak mendapat balasan apapun.

‘apakah dia tidak bisa berbicara?’

“lebih baik kau menjawab pertanyaan tuan caine “ viona sedikit menepuk pundak budak tersebut.

“berapa umurmu? Ku tebak kau berumur sekitar 16 tahun , tidak apa, aku tau kau masih takut, viona setelah sampai diistana, masukkan dia kedalam daftar tangan kanan pelayan ku, berikan ia hanfu ku yang sudah kecil, sebelum makan malam antarkan dia ke kamarku, kau mengerti?”

Viona hanya mengangguk mendengar penuturan tuannya, Ia tak bisa melarang, sungguh merepotkan menjadi seorang pelayan caine, pemikiran nya tak dapat ditebak.
.
.
.
.
.
“cepatlah, jangan biarkan tuan caine menunggu lama” viona menarik kuat tangan budak itu.

Budak itu hanya mengikuti Langkah viona yang menuju kediaman caine, penampilannya sudah lebih baik dari sebelumnya, hanya saja ia masih saja diam sedari tadi, tak pernah berbicara satu kata pun.

“tuan”
“masuklah viona”

Setelah mendengar perintah caine, viona segera memasuki kediaman caine sembari menatap kebelakang.

“percepat Langkah mu”

“tuan caine”

“ah iya” caine menatap viona dan budak yang baru saja ia beli.

“kemarilah nak, duduk didepan ku, kita makan terlebih dahulu setelah ini aku ingin berbicara kepadamu “

Anak itu hanya diam saja tak membalas ucapan caine sedikit pun, bahkan tatapannya masih sama, tetapi ia tetap mengambil sendok dan memakan makanan yang dihidangkan didepannya.

“siapa namamu?” caine menatap anak didepannya dengan lembut.

“tak apa bicaralah, aku tak akan menyakitimu, siapa namamu?” caine.

Srett

Anak itu mengeluarkan secarik kertas yang sudah using dibalik sakunya, dan memberikannya kepada caine.

“garin akira?” gumam caine.

“itu namamu?”

Anak itu hanya menganggukkan kepalanya pelan.

Caine tersenyum “nama yang indah, maaf garin aku hanya ingin bertanya, kau bisa berbicara?”

garin hanya diam tidak membalas apapun, melihat hal itu caine dengan cepat mengambil secarik kertas, tinta dan kuas.

“tuliskan sesuatu apabila kau ingin berbicara kepada ku”

Melihat hal itu, garin langsung menuliskan sesuatu diatas kertas tersebu.

‘aku kehlilangan suara ku, sudah 2 tahun, dikarenakan ada seseorang yang melukai leher ku, tabib kata suara ku tak akan bisa Kembali lagi’

Garin memberikan kertas itu kepada caine. Caine sedikit memahami kata-kata yang dituliskan garin, sepertinya garin belum memahami cara menulis dan Menyusun kata.

Caine tersenyum kearah garin “garin, sekarang kau akan tinggal disini dan menjadi rekan viona”

“kau akan melayani tuan caine, kau akan mendapatkan sebuah kamar nanti akan ku antarkan”

Caine memberikan lagi kertas tersebut kepada garin.

‘tuan caine, seorang pangeran’

Melihat hal itu caine sedikit terkekeh, sedangkan garin memberikan raut wajah yang bingung.

“astaga, bukan garin aku ini seorang selir”

‘selir laki-laki? Wahh aku kira hal itu Cuma omongan saja’

Caine semakin mengeraskan suara tawanya, sedangkan viona hanya tersenyum tipis, sungguh garin ini sangat menggemaskan.

“hal itu benar adanya, sekarang kau, aku dan viona adalah teman, paham?”

Garin hanya menggangukkan kepalanya, dan memberikan senyuman tipis kearah caine.

“aku akan membelikan kau kertas dan pena yang banyak agar kau bisa berbicara dengan ku ataupun dengan viona, tak usah khawatir lagi sekarang kau aman berada disini”



_________

TBC

kali ini sedikit dulu ya, saya lagi sibuk ngurus kuliah, sialan saya mau nangis mikirin kuliah T_T.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

西國男妾 Xī guónán qièTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang