Sore yang cerah. Udara yang segar, membuat semua orang ingin menghirup udara itu dalam-dalam untuk memenuhi paru-paru mereka—
Kecuali Jaemin.
Burung-burung bertengger di pohon, bernyanyi seperti sekelompok anggota paduan suara. Lagunya riang, membuat senang semua orang yang melewati jalan itu—
Kecuali Jaemin.
Bunga-bunga musim semi memberi warna setiap kebun yang ada di Neosfiera. Terlihat sangat indah seperti lukisan hidup yang sesekali bergoyang tertiup angin, membuat semua orang yang menatapnya berdecak kagum—
Kecuali Jaemin.
Apapun yang ditangkap panca indera Jaemin sore itu adalah salah.
"Semuanya salah! Udara sore ini kau bilang bau busuk! Burung-burung bernyanyi kau bilang berisik seperti peri kebun sedang bergosip! Bunga-bunga di taman kau bilang merusak pemandangan seperti muntah unicorn! Kenapa sih denganmu?!" Haechan tak tahan lagi untuk tidak mengomel. Dari tadi Jaemin mencibir setiap hal yang mereka lewati. Kalau lama-lama seperti itu, malaikat lainnya akan berpikir Jaemin sudah kerasukan iblis.
"Kenapa? Kau masih tanya aku kenapa?!" Jaemin membalas pertanyaan Haechan dengan mata melotot. Di ubun-ubunnya seperti ada kuali yang airnya sedang mendidih. Saking jengkelnya, ia sampai menendang keras pohon apel yang ada di sisi mereka, hingga kelompok paduan suara burung yang bertengger di sana langsung membubarkan diri dengan takutnya.
"Karina memang menyebalkan. Kau tahu itu kan? Semua orang di Neosfiera tahu!" Haechan menarik Jaemin menjauh dari apapun sebelum semua yang ada di sekitar mereka rusak.
Haechan benar, semua penduduk Neosfiera tahu betapa Karina adalah darah murni yang menyebalkan. Kalau darah murni semuanya menyebalkan, maka dia ada di puncak gunung itu. Keangkuhannya tak terkalahkan. Ibaratnya, bahkan Zeus pun tak bisa membuatnya menundukkan kepala.
Jaemin tahu kalau sihir Karina kuat sekali. Tapi bukankah untuk menjadi pemimpin klan malaikat cinta, hatinya harus penuh cinta dan kasih sayang? Kenapa mereka justru mengangkat Medusa bersayap untuk jadi pemimpin klan Caera? Melihat kelakuannya, menurut Jaemin harusnya mereka mengurung gadis itu di Thanaterra.
Dan kenapa juga Jaemin harus direkrut oleh klan Caera?
"Tenangkan dirimu, Jaemin. Jangan khawatir soal gertakan yang dia beri—"
"Itu bukan sekedar gertakan, Haechan! Dia serius! Aku langsung melihat penugasan itu di perkamenku. Tulisannya: DETENSI. Huruf kapital semua dengan tinta merah!" Jaemin menendangi semua kupu-kupu yang sedang menghisap madu bunga-bunga freesia yang ada di dekat mereka. Kupu-kupu yang kena tendang semuanya terbang kocar-kacir karena ketakutan. Semua makhluk di Neosfiera harus berduka bersama Thea hari ini!
"Berhenti merusak taman! Nanti kau kena sabit melayang dari peri kebun sini!"
Peri kebun-peri kebun di taman-taman umum Neosfiera sudah tersohor dengan kegalakan mereka jika ada yang mencoba mengganggu apa yang mereka pelihara. Terakhir kali salah seorang teman sekelas mereka kembali dengan rambut hangus karena menginjak petak bunga di dekat sekolah.
"Aku kesaaaaal! Sekarang semua malaikat Caera tahu kalau aku dihukum!"
"Sudahlah. Kita pergi saja dari sini. Aku tahu kita harus ke mana," Haechan berkata sembari menyeret Jaemin jauh-jauh dari sana. Mereka terbang melewati patung Cupid, terus ke arah selatan. Haechan mempercepat kecepatan terbangnya saat mereka terbang melintasi Taman Utopia sebelum Jaemin melempari malaikat-malaikat kecil yang sedang bermain riang di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Immortal Apprentice [NOMIN]
FanficJaemin adalah malaikat yang paling bodoh, ceroboh, dan hanya bisa membuat onar. Tapi kali ini kesalahan yang ia perbuat cukup fatal: ia mencium pacar Karina - pemimpin klannya sendiri. Karina pun murka. Ia melempar Jaemin ke Dimia (dunia manusia) da...