**
Dua hari terlewati tepat setelah MV baru Universe dirilis. Ke tujuh dari mereka tentu merasa lelah. Namun juga bangga atas pencapaian masing-masing yang bisa sampai di titik sekarang bersama Galaxy. Terutama Seon.
Meski tubuhnya benar-benar sudah terasa tidak baik-baik saja, Seon tetap tersenyum seperti orang bodoh di hadapan Jay pagi ini. Jadwal mereka belakangan ini memang tengah padat-padatnya. Membuat Seon yang dasarnya sudah sakit menjadi bertambah buruk keadaannya.
"Kenapa mukamu sangat pucat?" tanya Jay curiga. Ia pandangi terus wajah si bungsu yang kelihatan tidak bersemangat. Berbeda dengan hari-hari biasanya.
"Tidak. Seon hanya masih sedikit mengantuk, Hyung." Seon membalas sekenanya. Anak itu segera berlalu dari hadapan Jay yang kini berusaha acuh.
"Hoon," panggil Jay seraya mencegat lengan pemuda yang lebih muda darinya itu.
"Kenapa?"
"Seon sepertinya sakit. Tolong awasi anak itu. Bilang juga pada member lain. Aku takut dia kenapa-napa."
Sunghoon terpaku mendengarnya. Setelah mengangguk dan mengiyakan ucapan Jay, ia berlalu dari sana. Mengikuti langkah Seon yang sudah lebih dulu duduk di dalam mobil menunggu yang lain.
**
"Se, Kau mau-
Sunghoon sedikit mematung begitu tahu wajah Seon yang justru semakin pias. Dengan panik, pemuda dengan julukan pangeran es itu mengecek suhu tubuh si mungil yang memang terasa sangat panas.
Buru-buru Sunghoon membuka kembali pintu mobil yang kini ditumpanginya. Ia berlari masuk ke dalam, menemui para member lain yang masih berkemas di ruang tamu. Wajahnya yang panik sontak membawa kehebohan bagi kelimanya.
"Hyung! Seon demam!" serunya khawatir.
Heeseung yang mendengar itu langsung menghentikan pergerakannya yang tengah memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Ia dengan cepat berlari ke luar, yang tentu hal itu diikuti oleh beberapa member lain di belakang.
Pintu mobil Heeseung buka dengan kasar, sama seperti Sunghoon tadi, Heeseung ikut terdiam mematung melihat keadaan Seon yang jauh dari kata baik.
"Se? Hei? Bangun." Beberapa kali bahu si mungil Heseeung usap, berharap dengan itu, Seon akan segera terbangun. Namun sampai ketika Heseeung menggoyangkan badannya dengan cukup keras, pun, Seon tak kunjung membuka matanya.
"Shit! Seon pingsan!"
**
Mata bulatnya secara perlahan terbuka dengan sempurna. Seon sedikit menggeliat di atas ranjang rumah sakitnya itu, tentu diiringi oleh ringisan lirih ketika ia menyadari bahwa tangannya dipasangi infusan.
"Eh?" Seon terdiam, berusaha mencerna segalanya. Tentang apa yang terjadi pada pagi tadi, dan kenapa bisa ia berada di sini sekarang.
Tunggu ...
Seon masuk ke rumah sakit?!
Ia tidak sadarkan diri tadi?
Mengingatnya membuat air mata Seon menggenang di pelupuk. Tubuhnya seketika gemetaran. Seon sekuat diri menahan agar ia tidak menangis. Melirik ke jam dinding, Seon bertambah panik ketika tahu bahwa sekarang sudah sore.
"Hyungie ..." Suara lirihnya tidak ada yang mendengar. Ia sendirian di ruang rawat yang lumayan besar itu.
"Hiks mian.. maafkan Seon ..." Entah apa yang tengah dipikirkannya, Seon menangis. Tak bisa lagi menahan semuanya sendirian, Seon mengeluarkannya bersama dengan sebuah tangisan pilu.
"Kenapa Kau harus sakit, sih?! Merepotkan! Pergi ke rumah sakit sendiri! Tidak akan ada yang sudi mengantarmu ke sana!"
Cercaan Heseeung berusaha Seon hadapi dengan senyum tipis.
"Mianhae, hyung. Seon janji tidak akan meminta untuk diantarkan."
Seon benar-benar berangkat ke rumah sakit sendiri kala itu. Ia sudah meminta tolong pada kedua orang tuanya, dan mereka jelas menolak. Seon tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain memohon pada para hyung-nya itu. Namun, permintaannya langsung ditolak mentah-mentah.
Seon paham. Mereka masih labil. Ia bahkan belum genap berusia lima belas tahun kala itu.
"Seon merepotkan ... Maaf." Air matanya hampir saja jatuh. Seon terkekeh, ia menyembunyikan tangannya ke dalam saku coat tebal milik Jungwon yang kini membalut tubuh kecilnya.
"Tak apa. Tapi setelah ini, ingat untuk jangan sampai berani meminta apa-apa lagi."
Lamunan Seon buyar kala pintu ruangannya dibuka secara perlahan. Oh ... Itu Jake dan Ni-ki. Keduanya langsung duduk di Sofa yang memang disediakan di sana tanpa basa-basi pada Seon sedikit pun. Bahkan setelah itu, Keduanya justru larut dalam dunia masing-masing dengan mata yang terus terarah pada ponsel mereka.
"Hyung," panggil Seon pelan, setelah berhasil mendudukkan diri di atas ranjang.
Tidak ada yang menyahut. Seon terdiam. Ia menunduk. Ini kesalahannya. Ia kekanakan. Wajar jika mereka marah dan berujung mendiaminya. Seon sangat memaklumi itu.
Pintu kembali dibuka. Kali ini, Heeseung dan Sunghoon masuk. Mereka membawa satu keresek putih penuh yang berisikan jajanan dari supermarket di depan rumah sakit. Bibir Seon melengkung ke bawah. Ah ... Seon jadi ingin menangis lagi.
"Kenapa tidak bilang?" Pertanyaan dengan nada intimidasi dari Heeseung membuat Seon seolah mati kutu. Ia tidak tahu harus menjawab apa.
"Mian." Seon justru menunduk takut. Matanya berkaca, sekali ia berkedip, Seon yakin air matanya akan ikut terjatuh.
"Aku memintamu untuk menjawab, bukan meminta maaf." Heeseung kembali bersuara. Kali ini, ia menatap langsung Seon yang gemetar ketakutan di posisi duduknya.
"Seon tidak mau merepotkan Hyung," tuturnya lirih. Heeseung menghela napas kasar mendengar jawaban lugu sang Adik.
"Kau justru menambah kerepotan Kami dengan cara bertingkah kekanakan seperti ini, Se," ujar Sunghoon datar.
"Mian. Seon minta maaf. Seon bingung, hyungie. Seon takut jika meminta untuk diantarkan ke sini. Seon ... Takut akan dimarahi lagi. Maaf sekali. Seon janji tidak akan kekanakan lagi. Hehe. Maafkan Seon, ya?"
**
08.10
KAMU SEDANG MEMBACA
[im]perfect
FanfictionSeon Woo Kim, Maknae dari sebuah boy group besar yang sudah didebutkan selama lebih dari tiga tahun; Universe. Seon panggilannya. Penggemar juga biasanya menyapa bocah berpipi gembul itu dengan sebutan sunshine. Parasnya yang manis dan menggemaskan...