Pagi hari itu Adit sudah bersiap-siap pergi ke rumah Aksa, masalahnya adalah pacar kesayangannya itu tiba tiba saja bilang ada hal mendesak yang buat Adit sedikit kalang kabut.
Adit sendiri belum tau masalah apa yang bisa bikin Aksa sampai harus menghubungi Adit di pagi pagi buta.
Adit sebagai pacar siaga tentu saja langsung berencana untuk datang ke rumah Aksa detik itu juga, tapi anehnya lagi Aksa bilang untuk ke rumahnya pukul delapan pagi, ada apa lagi? pikir Adit."Sa, Aksa?!"
Adit setengah berlari masuk ke dalam rumah Aksa yang tidak dikunci, agak sedikit panik juga Adit waktu tau pintu rumah Aksa bisa dibuka dengan mudahnya.Adit langsung menuju ke lantai atas tempat kamar Aksa berada, tanpa basa basi ia masuk ke dalam dengan wajah paniknya.
Tapi apa yang Adit lihat malah semakin membuatnya kebingungan. Sekarang, di depannya itu sudah ada Aksa yang sedang menampilkan senyumnya dan di sebelahnya ada satu manusia kecil yang sedang sibuk menjilati mainan nya, Adit bingung bukan kepalang.
"Sa??"
"Hey Dit, aku kira kamu bakal agak siang datengnya." jawab Aksa dengan santai sambil menampilkan senyum lucunya tanpa tau tentang jantung Adit yang hampir turun ke perut itu.
"Kamu bilang ada hal mendesak, aku buru buru kesini Sa."
Aksa hanya membalas dengan kekehannya, sambil menunjukan dua jari ke arah adit sebagai tanda perdamaian.
"Hehe, ini aku dititipin Farel sama Kak Reya." sahut Aksa sambil terus mencoba mengambil mainan di tangan Farel yang sudah dibasahi dengan liur bayi nya itu.
Adit menggelengkan kepala heran, Adit kira masalah mendesak serius yang Aksa alami itu bukan berhubungan dengan manusia kecil di hadapannya.
Farel memang keponakan Aksa dari Kakak perempuannya, bayi berusia genap delapan bulan itu sering dititipkan ke Mama Aksa kalau ada beberapa keperluan keluarga mendesak, yang juga kebetulan mengharuskan Aksa untuk mengasuh buah hati Kakak pertamanya itu tepat di hari ini.
Aksa memang jarang mengasuh bayi dan dia juga masih belum terbiasa untuk mengatur keperluan manusia kecil itu, jadi satu-satunya yang bisa Aksa pikirkan memang minta tolong sama Adit."Dasar kamu nih, Adit panik loh Sa. aku kira kamu kenapa napa."
"Ini emang mendesak Adit, Aksa gak tau cara ganti popoknya El tanpa bikin dia nangis." ucap Aksa sambil memajukan bibirnya kesal, Adit hanya terkekeh menanggapi kelakuan pacarnya itu.
Adit yang notabenenya memang sudah terlatih mengasuh adik semata wayangnya itu akhirnya dengan telaten membantu mengganti popok Farel, ditemani Aksa yang memperhatikan Adit dengan seksama sambil sesekali beroh-ah ria melihat ketelatenan Adit dalam mengurus keponakannya.
"Nah, kan emang bener kalo ada Adit semua jadi beres, makasih ya Adit." Ucap Aksa sumringah, Adit hanya menggelengkan kepalanya sambil mencubit pipi gembil Aksa.
Ya iya, lagian bayi masa suruh ngasuh bayi.
pikir Adit dalam hatiSetelah kegiatan memasang popok Farel, mereka berdua sepakat untuk menonton di ruang tamu keluarga Aksa dengan ditemani Farel yang masih setia memakan dua buah snack bayi di tangannya.
"Sa, dedek El bobo siangnya jam berapa biasanya?"
"Oh iya! astaga Dit harusnya jam sepuluh loh, sekarang udah jam sebelas gimana dong?" tanya Aksa
Adit melirik jam tangannya sekilas, benar memang sudah pukul sebelas.
"Hmm, ya udah kamu bawa El ke kamar aku coba buatin susunya." perintah Adit sambil membereskan beberapa mainan Farel yang berserakan.
Aksa hanya mengangguk sambil menggendong Farel dan membawa si bocah delapan bulan itu ke kamarnya, Farel juga kelihatannya sudah mengantuk berat karena begitu dibawa ke gendongan Aksa bayi itu langsung mengusap matanya dan menempelkan pipi lucunya ke bahu Aksa.
Adit hampir saja meleleh melihat pemandangan menggemaskan di depannya itu."Aku ke kamar dulu ya Dit." Ujar Aksa sambil menepuk nepuk pelan punggung Farel.
Adit mengangguk membereskan beberapa mainan dan menuju ke dapur untuk membuat sebotol susu hangat untuk Farel.
Setelah perjalanan yang cukup panjang dalam membaca manual pembuatan susu formula yang dicatat Mama Aksa, akhirnya Adit berhasil membuat satu botol susu hangat yang sudah siap untuk Farel.
"Sa, ini susunya El uda-"
Adit menghentikan ucapannya saat melihat dua manusia lucu yang sekarang sudah tertidur pulas di ranjang Aksa.
Aksa yang tengah tidur lelap menghadap Farel dengan satu tangannya yang berada di kaki bayi mungil itu.Hati Adit sepertinya benar benar sudah meleleh tidak karuan melihat pemandangan dua manusia menggemaskan di depannya itu, rasanya Adit mau cubit pipi keduanya. Tapi sayangnya gak mungkin Adit lakukan karena bisa bisa Adit kena omel karena membangunkan Farel yang juga sudah masuk ke dunia mimpi.
Adit akhirnya menaruh botol susu di meja Aksa, menarik selimut dan menutupi setengah badan Aksa dan Farel, gak lupa juga untuk mengusap pelan rambut Aksa dan sedikit mencuri cium di pipi Aksa dan Farel yang sama gembilnya itu.
"Selamat tidur anak anak bayi."
ujar Adit sambil menutup pintu kamar Aksa dengan sangat pelan.