Years Ago
Adit gugup setengah mati. Rasanya semua makanan yang sudah ia cerna sejak pagi ingin menerobos keluar melalui mulutnya.
Jujur saja Adit belum pernah merasa segugup ini selama 18 tahun hidupnya. Aksara dan Kencan Pertama, dua kata yang terpatri dalam otak Adit sejak dua minggu lalu.
Adit bangga tentu saja, karena dengan seluruh keberanian yang ia taruhkan, akhirnya seorang Aksara bisa menjadi miliknya.
Pacarnya Aksara Putra
Wow, Adit hebat bukan?Tapi masalahnya ternyata gak sampai disitu saja, Adit masih harus merasakan kegugupan tanpa ujung yang entah sejak kapan bisa bersarang bebas di benaknya.
"Oh iya Aksa, Adit mau ngajak kamu ke pantai, boleh? Aku denger kamu suka banget ke pantai kan"
tanya Adit lewat panggilan suara hari itu, jantung nya sudah lari entah kemana."Suka banget Dit, aku udah lama loh gak ke pantai lagi"
Aksa jawab dengan suara riangnya, tanda nya dia memang suka pantai. Oke, Adit catat.
Emangnya wajar gue se deg degan itu telponan sama Aksa, padahal kita udah sering banget kaya gini, duh ilah kenapa sih tung jantung.
Dua minggu setelah sesi panggilan suara malam itu, satu minggu setelah Adit dapat persetujuan dari Mamah Reta dan Bunda tentunya, mereka akhirnya sampai di pantai dengan segala perbekalan yang ada. Memang niatnya Adit mau piknik gemas bersama sahabat, eh 'pacar' lucu nya itu.
"Adiitt, pantai nya indah banget!!" celotehan riang Aksa kembali masuk ke indra pendengaran nya, Adit ikut senang kalo Aksa senang.
Rasa gugup yang dari dua minggu lalu itu menghantui seketika hilang waktu dia lihat senyuman Aksa yang kalau dibandingkan manisnya dengan gula, pasti ia akan menjadi nomor satunya."Duduk dulu Saa, jangan lari lari terus" kata Adit sambil merapikan beberapa bekal buatan Bunda di atas tikar yang sudah ia gelar.
"Hehe, iyaa Adit. Abisnya seru banget ini aku udah lama gak liat pantai, makasih banget ya Dit."
Adit gak bisa nahan kegemesan pacarnya itu, dua tahun berteman sama Aksa belum cukup puas rasanya Adit buat menyalurkan rasa sayangnya untuk manusia satu ini.
"Iyaa, Aksa nya Adit. Nih ya sekarang kamu makan dulu bekal buatan Bunda."
Adit baru sadar dengan panggilannya pada Aksa, duh malu banget. Rasanya Adit perlu nenggelamin diri ke laut di depannya.
Aksa juga sepertinya sama kaya Adit, liat aja pipi nya mulai berubah warna, aduh Adit mau cubit pipi Aksa rasanya."Makan dulu ya Aksaa." sambung Adit sambil menyodorkan kotak bekal nya, gak lupa tambahan usapan gemas pada rambut hitam Aksa yang daritadi tertiup angin pantai.
Lawan bicaranya itu cuma bisa senyum dan makan bekal sambil berusaha meredakan detak jantungnya yang mulai bergejolak tak menentu di dalam sana.