Copyright by Regard Dermata Visqoo
Disclaimer : Pemeran yang saya ambil merupakan milik diri mereka sendiri, keluarga, serta agensi yang menaungi. Ide cerita yang tidak jelas ini mutlak milik Penulis. Jika ada kesamaan dalam tulisan, dipastikan bahwa itu unsur yang tidak disengaja.
🌱
SETELAH mengerahkan seluruh tenaga, daya dan upayanya untuk berlari, Sunghoon berhasil sampai di samping Ni-ki.
Niat berdiri bersisian di halte yang lenggang begitu menggebu-gebu seirama tarikan nafasnya.
Bunyi nafas Sunghoon yang terengah-engah membuat Ni-ki melirik sekilas, tetapi detik berikutnya malah membuang muka.
Meski biasanya Sunghoon termasuk jajaran lumayan ahli—bahkan menyerempet master cumlaude—dalam mengartikan setiap guratan di wajah orang lain.
Ekspresi wajah Ni-ki terlalu rumit untuk Sunghoon mengerti.
Sunghoon merinding.
Apakah efek filter cinta membuat tumpul bakatnya?
"Ngapain?"
Satu kata.
Datar tanpa intonasi dan terasa menusuk tulang iga, sumsum, serta pankreas Sunghoon dengan jarum es tak kasat mata nan imaji.
Menumpulkan syaraf dan sendi Sunghoon tanpa ampun.
Sudut bibir Sunghoon berjungkit kaku, begitu kentara gagal membentuk senyuman.
"Galak amat. Kayak kambing mau di-guillotine aja,"
"Gul—apa?"
"Nanti kukasih liat gambarnya, sekalian sama video tutorial kalau mau. Tapi, versi yang PG kalau buat Riki mah,"
"Versi PG?"
"Iya, biar bocah kayak kamu bisa nonton,"
"Kita satu angkatan, Sunghoon."
Sunghoon menyigi dagu.
"Tapi, aku meragukan usia mentalmu."
Bibir Ni-ki berkedut-kedut, dia mendengus kembali membuang muka.
Melihat itu Sunghoon menepuk jidatnya sambil menerawang.
Wahai kakek moyang di langit, rupanya kepekaan cucu buyutmu ini memang sudah terkikis.
Rupanya Ketua Kelas benar adanya. Sunghoon menghela napas berbau kekalahan.
Hanya ada keheningan.
Sunghoon tengah bersemedi dalam diam, mencoba menghilangkan jiwa-jiwa jahul dan memanggil bakat prince charmingnya.
Hingga telinga Sunghoon menangkap bunyi, dia menoleh ke sumber suara, beralih pada Ni-ki yang masih setia memalingkan wajah.
"Him—Riki..."
Hanya suara gumaman yang menjadi sahutan.
"Noh, busnya datang."
"Oh!" Setelah berseru Ni-ki bergegas naik meninggalkan Sunghoon begitu saja.
Dia menempelkan kartunya sambil lalu, berjalan menuju kursi paling belakang.
Begitu Ni-ki berbalik hendak duduk, sosok Sunghoon langsung terlihat.
Tepat di depannya.
Lebih mengagetkan dibanding jumpscare andalan film horor yang sering Ni-ki tonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jamapeca [ NikHoon / Hoonki ] ✔️
Teen FictionSunghoon itu cantik, tapi dia top. Ni-ki itu manis nyerempet ganteng, tapi dia sub pengen jadi top. Kisah manis keduanya yang membuat akal imajinasi menjadi liar. B x B Sunghoon x Ni-ki Ni-ki x Sunghoon