Bagian 05

174 14 0
                                    

Copyright by Regard Dermata Visqoo

Disclaimer : Pemeran yang saya ambil merupakan milik diri mereka sendiri, keluarga, serta agensi yang menaungi. Ide cerita yang tidak jelas ini mutlak milik Penulis. Jika ada kesamaan dalam tulisan, dipastikan bahwa itu unsur yang tidak disengaja.

🌱

"Asli aku gagal paham." Komentar Yeonjun bergelindingan.

Jungwon di sebelah ikut melakukan hal serupa sambil cekikikan.

Si pipi kue beras bersenandung riang gembira mendapat trik baru mengisi waktu kosong.

Sunghoon menumpukan kepala dengan sebelah tangan, jari tangan kirinya memainkan ujung poni yang sudah panjang menyentuh mata.

"Sama apa?"

"Si Ketua." Yeonjun berhenti, tertelungkup menopang kepalanya di atas tangan.

"Kenapa kita harus latihan drama aneh bin ajaib ini tiap hari?"

Lalu Yeonjun menjerit tertahan saat Jungwon rebah di atas punggungnya.

Tawa Jungwon semakin menjadi, dia menyamankan posisi telungkupnya di atas punggung Yeonjun.

"Aku nggak keberatan tuh," Celetuk Soobin membuka bungkus Chiritos.

"Heh gigi kelinci, makan nasi jangan ciki mulu,"

"Acieee yang perhatian, tapi tsundere." Ejek Jungwon menoel-noel puncak kepala Yeonjun dari belakang.

"Sesungguhnya orang yang bilang cie adalah orang yang cemburu, ya, kan, Hoon?"

"Lah, kok bawa-bawa—"

"Semuanya kumpul kemari!"

Sayangnya teriakan Jay menginterupsi percakapan unfaedah Trio Kolangkaling dan Sunghoon.

"Cepat dong, cepat!"

Siswa lain menggerutu, berjalan gontai nyaris bagai zombie kekurangan kalsium dan otak.

Setelah memulai pagi dengan Matematika yang memusingkan, mereka harus berkutat dengan Sosiologi—yang tidak menyerempet sosialnya sama sekali.

Dan siapa yang akan tahan melakukan latihan drama setelah dipanggang di bawah matahari saat jam pelajaran olahraga?

Hanya Trio Kolangkaling yang sanggup begitu.

Itu sebabnya ketiga orang itu masih bisa bergerak seraya cekikikan. Sunghoon geleng-geleng kepala, melangkah sama loyonya dengan siswa lain.

"Mau aku laporin ke Miss Wednesday?"

Kalimat itu sukses menyuntikkan semangat dadakan ke tubuh lunglai mereka. Saking ampuhnya sampai-sampai ada yang berlari super cepat menuju titik kumpul.

Guru wali kelas mereka itu memang cantik luar biasa, tetapi semua juga tahu bagaimana mengerikannya hukuman yang akan menimpa mereka bila berani membuat satu kerutan tak suka di wajah Miss Wednesday.

"Siap, bosqu!" Teriak Yeonjun paling lantang.

"Jay itu bos aku, bagong!" Balas Heeseung tak kalah nyaring.

"Babunya Jay diam saja." Yeonjun mendengus, menempelkan diri pada Jungwon.

"Jungwon, kutuk perosotan ancol ini jadi cebol."

Jungwon tertawa.

"Aku belum diajarin Sunghoon mantra itu."

"Ish, Sunghoon pelit." Lidah Yeonjun terjulur menyebalkan.

Jamapeca [ NikHoon / Hoonki ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang