Bagian 07

128 14 1
                                    

Copyright by Regard Dermata Visqoo

Disclaimer : Pemeran yang saya ambil merupakan milik diri mereka sendiri, keluarga, serta agensi yang menaungi. Ide cerita yang tidak jelas ini mutlak milik Penulis. Jika ada kesamaan dalam tulisan, dipastikan bahwa itu unsur yang tidak disengaja.

🌱

SUNGHOON menggigiti bagian dalam mulutnya.

Ni-ki yang canggung terlihat sangat menggemaskan! Sunghoon kan jadi tidak tahan!

Eh?

Kepala Sunghoon tergeleng menghapus pikiran yang tidak semestinya.

"Ringtone-mu luar biasa."

"Lupakan itu! Ugh... Gara-gara Jaeyoon nih, seenaknya ngeganti nggak bilang-bilang."

'Nama itu...' Binar mata Sunghoon meredup.

"Akrab banget kayaknya sama Jaeyoon,"

"Iya. Aku sama Jaeyoon satu sekolah terus dari zaman Playground! Bahkan sampai highschool begini masih satu sekolah juga. Sayang banget rumah kami jauh, jadi nggak bisa barengan."

"Malah bagus." Celetuk Sunghoon tanpa sadar.

Dia menepuk mulut di detik berikutnya.

Terjadi perang kutukan dan sumpah serapah dalam batin Sunghoon. Si jiwa jahil rupanya berhasil lepas kendali dari kewarasan.

Ni-ki memicing tak suka.

"Bagus, ya?" Ulangnya, tak ada setitik pun nada keramahan di dalam suara itu.

"Bukan begitu, hanya saja, emm, gimana ya..." Mata Sunghoon bergetar, dia meringis.

'Kan, lagi-lagi bikin kacau.'

Ni-ki menunduk, memainkan kuku jemarinya.

Menyaksikan itu, Sunghoon semakin salah tingkah.

Seseorang, siapa saja, tolong berikan Sunghoon pencerahan.

Dia memijat pelipis, suara-suara gohib nan mistik tak menyenangkan milik teman-temannya, yang tak sengaja tertekan pilihan repeat-nya. Terus berulang tanpa tanda akan berhenti.

Suara sok tau Heeseung, suara Jay yang menyebalkan dan suara Trio Kolangkaling yang mendes—what?!

Sunghoon menjambak rambut, merutuki kenapa juga tiba-tiba otaknya malah memutar kenangan dimana Sunghoon saksi YeonSoobWon moment yang lucknut mendarah daging.

Gara-gara menyaksikan itu Sunghoon sampai harus mandi kembang tujuh rupa dengan air dari tujuh sumur yang berbeda.

Dan itu misi yang sangat sulit karena tidak ada sumur sama sekali di daerah tempat tinggalnya.

Terpaksa Sunghoon harus mengganti dengan tujuh air botol yang berbeda merek yang mengaku mengambil langsung dari air pegunungan di tujuh negara—meski dibohongi iklan pun dia tak tahu.

Lagipula

"Aku itu cuma klop-nya sama Jaeyoon." Ucap Riki tiba-tiba membuyarkan pemutaran kenangan Sunghoon.

Sunghoon menoleh otomatis.

"Kami punya kegemaran yang sama dan saling mengerti. Jaeyoon itu kayak saudara banget buat aku. Apalagi waktu aku middleschool, aku..." Ucapan Ni-ki terhenti. Tanpa sadar tangannya singgah di lengan sebelah kiri, menggenggam erat pangkal tangan.

Sunghoon mengerjap, otaknya yang kelewat imajinatif langsung menghubungkan kalimat Ni-ki dan pergerakan itu.

Sebuah kesimpulan tak mengenakan terbentuk.

Jamapeca [ NikHoon / Hoonki ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang