ENAM

387 66 7
                                    

The Gesture

1100 tahun lalu ..

Dunia Atas adalah definisi dari Surga itu sendiri. Begitu kira-kira para makhluk mortal di Dunia Bawah menggambarkan tempat Noir lahir dan tumbuh. Noir belum pernah berkunjung ke Surga—sedikit-banyak meragukan jika tempat itu betul-betul ada—, tapi ia setuju kalau Dunia Atas memang indah. Dunia Atas dibagi menjadi empat klan penting. Mauvais, Droit, Clysmic, dan Vad.

Noir berasal dari Klan Clysmic. Ayahnya adalah seorang Daga, sebutan bagi petinggi sebuah klan. Daga Drystan adalah pria penuh wibawa yang disegani oleh para penduduk setempat. Dalam kamusnya, kejayaan dan harga diri Clysmic adalah yang terutama. Noir selalu mengagumi sang ayah. Baginya, pria itu adalah pahlawan paling berani dan kuat. Sewaktu Noir kecil, Drystan selalu membawanya ke medan tempur dan mengajaknya menjelajahi berbagai jenis senjata. Ia merupakan anak bungsu sekaligus kesayangan sang ayah.

Noir adalah mahakarya paling sempurna milik Drystan dan Clysmic, hingga ia jatuh cinta kepada seorang mortal.

°❈°

Noir baru mengenal istilah hari dan tahun setelah ia dibuang ke Dunia Bawah. Dulu, imortalitas tidak pernah menjadi masalah atau pertanyaan baginya. Waktu berjalan dengan cara yang berbeda di Dunia Atas. Seribu tahun di Dunia Bawah telah mengajarkan Noir banyak hal, terutama tentang mortal yang kerap merayakan hal-hal bodoh seperti ulang tahun. Katakan, untuk apa mereka merayakan kerutan yang bertambah di kulit wajah dan hari yang semakin sedikit di dunia?

Lalu Noir dibuat sadar. Alasannya sesederhana karena mereka tidak memiliki selamanya. Setiap menit, setiap detik yang terbuang, adalah suatu kemewahan. Di awal, Noir melihat itu sebagai sebuah kemalangan, tapi sekarang, ia mulai dirambati rasa iri. Waktu berkelimpahan tanpa batas yang dirinya miliki membuat segala sesuatu terasa hambar, kehilangan arti.

Di depan sana, gadis mortal itu sedang sibuk membuat sesuatu. Sesuatu yang Noir tebak sebagai kue tar. "Jelek sekali. Siapa yang akan memakannya?" Kehadiran Noir sama sekali tidak diekspektasi oleh Mora, membuat gadis yang terlampau fokus dengan kegiatannya itu melompat kaget. "Aku dengar dari Rune, kau memintanya mengantar kue buruk rupa itu untuk dimakan oleh adikmu," ujar Noir santai, sama sekali tidak merasa bersalah walaupun telah membuat Mora nyaris terkena serangan jantung.

"Ya, benar. Hari ini adalah hari ulang tahun Nehemia."

"Apa itu bahkan aman untuk dikonsumsi?" Noir bertanya skeptis, mengernyitkan kening saat melihat bentuk kue tar yang belum seratus persen jadi. Ia mendadak merasa kasihan kepada siapa pun yang akan memakan benda itu kelak.

"Hei, kau terlalu menghina!" Mora berdecak sebal, sama sekali tidak sadar kalau kini separuh wajahnya dibaluri oleh tepung. "Ini bukan soal bentuk, tapi rasa dan ketulusanku saat membuatnya!"

"Ah, jadi kau juga mengakui kalau benda itu tidak layak dipandang ..." Noir menopang dagunya, lantas menggeleng-gelengkan kepala beberapa kali seperti sedang dihadapkan dengan tragedi paling menyedihkan. "Ini tidak bisa dibiarkan. Lupakan dan ikut aku."

Mora terlihat bingung, tapi tetap melepas celemek dan mengikuti langkah Noir. Mereka bergerak beriringan menuju titik yang sebelumnya belum pernah Mora pijak—taman belakang yang terlihat terawat dan dipenuhi oleh tumbuhan unik berwarna-warni. "Ini tempat apa?" Mora berujar dengan binar menari di kedua matanya.

"Lihat." Noir meraih buah berbentuk bulat dengan warna ungu muda—mirip seperti beri yang pernah Mora temui di pasar, tapi tetap memiliki perbedaan signifikan. "Ini adalah Cato."

Embrace of Endless NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang