[0.9] rumah kosong [빈 집]

239 33 10
                                    

_____

_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____

Hari ini adalah hari ke lima wonwoo tinggal di desa. Dua hari lagi dia akan kembali ke Jakarta. Saat ini wonwoo sedang berada dipasar. Ia membeli bahan makanan untuk nanti malam.

Orang-orang yang ada di pasar pangling melihat wonwoo yang semakin cantik. Jika dulu kecantikan seorang Arkana Wonwoo Prospera tertutupi oleh penampilannya yang lusuh, sekarang sangat berbeda. Pemuda itu sudah mahir dalam menjaga dan merawat diri.

Pakaian yang wonwoo pakai juga terlihat bagus walau sederhana. Padahal wonwoo hanya mengenakan sebuah kemeja simple, tapi sungguh dia terlihat sangat cantik, semua orang akan bingung saat melihat wonwoo entah itu bingung akan ia seorang wanita atau ia sosok pemuda yang memiliki wajah cantik.

Saat sedang memesan buah-buahan dalam jumlah yang lumayan banyak, mata wonwoo tidak sengaja bertemu tatap dengan pemuda cantik berseragam PNS. Pemuda itu menatap wonwoo dengan tatapan tajam.

Wonwoo tidak memusingkan itu. Ia kembali fokus memilih buah-buahan yang akan ia beli. Kwano sedikit kesal karena diabaikan. Ia berjalan mendekati wonwoo.

"Aku turut berduka cita atas kematian keluarga satu-satunya yang kau punya." Ucap kwano seadanya. Wonwoo melirik sekilas sebelum mengangguk ragu.

"Terimakasih." Ucap wonwoo singkat. Ia kembali memilih buah-buahan.

Wonwoo yakin, pemuda itu menghampirinya bukan hanya karena ingin mengucapkan turut berduka, Pasti ada tujuan lain. Ia sangat memahami watak dari adiknya mingyu yang sangat sombong dan angkuh itu.

"Tapi tidak kusangka, ternyata kau sangat licik. Kau menjadikan kematian bibimu sebagai jalan untuk mencari perhatian kakakku." Ucap kwano dengan nada tuduhannya.

Benar dugaan wonwoo, bahkan wonwoo hampir saja menyemburkan tawanya saat mendengar tuduhan itu.

Kwano selalu berpikir kalau wonwoo adalah orang yang mengganggu kakaknya. Padahal tidak seperti itu. Kejadian yang sebenarnya adalah pria itu yang akhir-akhir ini terus-menerus mengejar dan mencoba mendekati wonwoo.

"Aku tidak sedang menarik perhatian siapapun, Sepertinya disini kau yang salah mengira." Balas wonwoo santai.

"Kakakku pulang ke desa secara tiba-tiba, Dia tidak pernah berhenti mendatangimu. Aku heran, kenapa sejak dulu kau tidak pernah berhenti mengganggu kakakku. Harusnya kau sadar dan berkaca! Kau sangat tidak pantas untuk kakakku! Kau tidak selevel dengan keluarga kami. Apalagi sekarang kau sudah menjadi pelacur! Kau harus bersyukur karena saat ini bukan Ibuku yang datang langsung ke hadapanmu." Kwano yang sekarang masih sama seperti kwano delapan tahun lalu. Kejam, bermulut pedas, angkuh dan sombong.

"Oh, ayolah kwano. Padahal barusan kau sendiri yang bilang, kakakmu itu tidak pernah berhenti mendatangiku. Kenapa kau berpikir aku yang mengganggu dan merayu kakakmu itu?" Balas wonwoo sedikit terkekeh.

End In Regret [후회로 끝나다]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang