[0.1] Penyesalan [후회]

384 36 5
                                    

________

________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______

Warning!! ⚠⚠
_______

Waktu menunjukkan pukul 21.05 Guntur sesekali menggelegar sangat keras, cahaya kilat menyambar, disertai hujan yang turun lumayan deras.

Terlihat sosok pemuda manis, Arkana wonwoo yang sedang berteduh di sebuah rumah milik warga yang sudah lama di tinggal oleh pemiliknya. Letaknya diujung kampung, tidak jauh dari gapura desa.

Jika biasanya di jam seperti itu masih terdengar suara berisik dari para pemuda desa yang duduk sambil bermain gitar, maka malam ini berbeda. Suasana disana sangat sunyi. Yang terdengar hanya suara hujan dan binatang orong-orong yang saling beradu meramaikan heningnya malam.

Wonwoo tiba-tiba merinding, Bukan karena rasa takut atau dinginnya hujan dan Bukan pula karena suasana mencekam diantara gelapnya malam dan basahnya jalan. Tapi karena sepasang lengan kekar yang tiba-tiba merengkuh pinggang Wonwoo dari belakang.

Flashback...

Seharusnya Wonwoo sudah pulang sejak tadi-setelah selesai menyaksikan pertandingan sepak bola antar pemuda di seberang desa bersama teman-temannya.

Tapi mirisnya, saat Wonwoo keluar dari kamar mandi umum yang letaknya tidak jauh dari lapangan tempat pertandingan dilakukan, ia tidak melihat satupun temannya disana.

Ya, wonwoo di tinggal oleh teman-temannya. Dan Yang membuat Wonwoo terkejut adalah keberadaan seorang pria yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Terlihat seperti sedang menunggu dirinya?

Jantung Wonwoo berdetak kencang. Matanya yang polos berbinar-binar saat melihat pria yang sudah lama ia kagumi berdiri tidak jauh darinya.

Pemuda itu adalah Mingyu. Pemuda tampan yang dikagumi oleh semua gadis di desa itu. Kali ini Wonwoo merasa keberuntungan sedang berpihak padanya.

"Delano bilang, kamu suka padaku. Apa itu benar?" Tanya pria itu. tentu Kalimat pertama yang keluar dari mulut pria itu berhasil membuat jantung Wonwoo berdetak lebih cepat.

Wonwoo si pemuda polos dan jujur dengan bangga mengiyakan pertanyaan itu dengan anggukan kepala. "Kalau begitu... Ayo, biar kuantar pulang."

"K-kamu serius? Apa tidak merepotkan?" Tanya Wonwoo gugup.

"Sama sekali tidak." Mereka berjalan menuju sepeda motor pria yang terparkir. Sebelum melajukan sepeda motornya, pria itu meraih tangan wonwoo, lalu membawa tangan itu melingkar di pinggangnya.

Wonwoo yang polos berfikir bahwa rasa sukanya bersambut. Ia menganggap pria yang ia sukai juga menyukainya. Pemuda polos itu tidak memikirkan hal lain. Seperti hal yang bisa membawanya ke dalam situasi berbahaya. Situasi yang berujung penyesalan.

End In Regret [후회로 끝나다]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang