[0.3] keributan [동요]

232 34 3
                                    

______

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

Wonwoo melangkahkan kakinya di koridor sekolah dengan senyum tipis setelah membayar SPP yang sudah menunggak hingga empat bulan.

Wonwoo baru selesai mengikuti ujian akhir. Walaupun tidak sepintar murid yang berprestasi lainnya, dia tetap bisa menjawab soal-soal itu dengan baik tanpa kesulitan.

Langkah kaki wonwoo berhenti saat mata rubahnya melihat kumpulan siswa dan siswi dipinggir lapangan sekolah. Ia melihat ke arah lapangan, yang ternyata ada pertandingan sepak bola antar kelas.

Wonwoo berjalan ke arah lapangan. Ia duduk di bangku yang masih kosong, yang memang ada di pinggir lapangan sekolah. Wonwoo memutuskan untuk menonton pertandingan itu sebentar sebelum pulang.

"Arkana, apa benar yang dibilang orang-orang itu? Kau bekerja di warung remang-remang yang ada kampung sebrang?" Seorang pemuda manis yang duduk di sebelah wonwoo bertanya tepat saat wonwoo duduk.

Wonwoo menoleh ke arah suara. Ternyata yang bertanya adalah kwano-adiknya mingyu. Pemuda itu duduk di sebelah wonwoo bersama kedua temannya sambil bersidekap dada.

Kwano menatap wonwoo dengan tatapan remeh dan merendahkan. Gosip tentang wonwoo yang menyukai kakaknya sudah menyebar kemana-mana. Bahkan satu sekolah juga sudah tahu. Mungkin itu yang membuat kwano menatap wonwoo dengan tatapan remeh.

"Iya, Itu benar. Aku memang bekerja disana." Jawab Wonwoo santai. Wonwoo kembali mengalihkan pandangan ke arah lapangan untuk melihat siswa-siswa yang sedang bermain sepak bola dengan perasaan mulai tidak nyaman.

"Wah, kana! Kau pasti bekerja sebagai pelacur disana, kan? Kau menjual tubuhmu pada laki-laki yang datang untuk mendapatkan uang! Sama seperti para wanita yang bekerja di warung remang-remang itu." Ucap Kwano dengan nada mengejek.

Wonwoo kembali menoleh ke arah kwano. "Aku sungguh tidak menyangka. Siswa terbaik dari sekolah ini bisa mengeluarkan kata-kata sehina itu."

"Kukira kau pintar dalam segala hal, Kwano Adhitama. Ternyata aku salah besar, Kau hanya pintar di bagian akademik. Di bidang lain, seperti menghargai orang lain, ternyata kau bodoh. Kwano, kurasa hatimu juga perlu disekolahkan." Lanjut wonwoo dengan senyum mengejek di bibir mungil miliknya. Ia sudah tidak mau diam saat ada yang menjatuhkannya.

Setelah mengatakan kalimat itu, Wonwoo mengambil tas yang sebelumnya ia letakkan di kaki bangku. Ia beranjak dari tempat itu, meninggalkan kwano dan teman-temannya yang masih diam ternganga dan heran.

Arkana Wonwoo?... siswa yang selama ini dikenal sebagai pribadi yang polos, pendiam, tidak banyak bicara dan tidak pernah melawan, kini berubah menjadi sosok yang tegas secara mendadak.

"Haha! Tidak usah mengelak, Arkana. Emang kalau bukan jadi pelacur, kau bekerja sebagai apa di warung remang-remang itu?" Kwano kembali bertanya.

Wonwoo yang masih berjarak lima langkah dari lawan bicaranya menghentikan langkahnya. "Itu bukan urusanmu!" Jawab wonwoo yang masih mencoba sabar.

End In Regret [후회로 끝나다]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang