"Kana" Abrar memanggil Kana dari kamarnya.
"Ada apa lagi nih bocah" ucap Dika
Kana dengan di temanin Dika pergi ke kamar Abrar, sampai di sana Abrar memberikan setumpuk pakaiannya kepada Kana.
"Nih, cuci baju ini"
Kana membawa baju itu, saat hendak menyuci baju Abrar, Dika berkata kepada Kana bahwa di rumah ini ada mesin cucinya, mendengar itu Kana kembali tersenyum.
"Kana, jangan cemas! Di rumah ini ada mesin cucinya"
"Benarkah?"
"Iya"
Dika menemani Kana mencuci baju Abrar, hingga menjemurnya.
"Jemurnya di mana Dik"
"Sini aku bantu bawanya"
Selesai menjemur pakaian Dika mengajak Kana duduk di depan rumah, sampai di depan rumah Kana tak bisa duduk dengan tenang melihat sampah yang berserakan. Kana mengambil sapu lidi dan membersihkan halamannya.
"Dia cocok banget jadi istri saya, takut terlalu sayang sih, takutnya cuma jagain jodoh orang" pikir Dika
Saat Kana sedang menyapu, orang tua Abrar pulang, Dika meminta Kana bersembunyi namun Kana mengacuhkannya, pura-pura tidak dengar.
"Bagus, dengan bergini Abrar bisa di pecat jadi anak" pikir Kana
Orang tua Abrar memasukkan mobil ke garasi lalu ia bertemu Dika.
"Hai Dika" ucap Mama Abrar
"Hai Ma"
"Kenapa kalian sewa pembantu? Mama kan sudah bilang jangan" Tanya Mama Abrar
Dika ingin membenarkan, tapi saat ia menoleh ke Kana. Kana kesal di katakan pembantu, Kana menjatuhkan sapu ke bawah. Ia ingin menghampiri Mama Abrar, Dika takut dia bilang yang nggak-nggak karna udah terlalu membenci Abrar, Dika cepat mengambil keputusan untuk menjawabnya.
"Bukan Ma, dia teman Dika"
"Kok temannya di suruh nyapu?"
"Dika minta dia kesini untuk bantu Dika beres-beres dan juga merawat Abrar"
"Kenapa Abrar Dik"
"Dia sakit Ma"
Mama Abrar memanggil Kana, Kana pun mengiakan sahutan Mama Abrar.
"Nak, sini nak!"
Kana menghampiri Mama Abrar, sambil tersenyum, ia menyembunyikan kekesalannya. Dika melihat Kana sangat pandai menyembunyikan perasaannya lewat senyuman.
"Senyuman palsu" pikir Dika
"Iya tante" jawab Kana
"Cantiknya, nama kamu siapa?"
"Kana tante"
"Kok kamu nyapu?"
"Kana mau bantu Dika aja tante"
"Masha Allah, yuk masuk Kana"
"Iya tante"
Kana, Dika dan kedua orang tua Abrar masuk kerumah, mereka duduk bersama di sofa.
"Abrar" Mama Abrar memanggilnya
Mendengar itu Abrar kaget, dan lansung turun ke bawah, ia takut ada masalah dengan Kana. Sampai di ruang tamu Abrar malah melihat mereka akrab
"Ini aku Ma" ucap Abrar
"Kamu udah mendingan" tanya Mamanya
Abrar bingung harus jawab apa, ia melihat ke arah Dika, Dika memberinya kode.
"Alhamdulillah, udah mendingan Ma"
"Yuk sini duduk!"
"Kalian ada masak, Mama lapar nih"
"Biar saya masakin Tante" jawab Kana
"Nggak usah, biar Tante aja"
"Kalo gitu biar Kana bantu ya Tante"
"Boleh" Kana dan Mama Abrar pergi ke dapur berdua untuk masak.
Di sini Abrar mulai bingung, takut Mamanya tanya yang nggak-nggak, terus Kana jawab yang aneh-aneh. Keringat telah membasahi keningnya, ia taku di coret dari KK.
"Mati saya" pikir Abrar
Ia melihat kearah Dika, namun Dika hanya membalasnya dengan sebuah senyuman.
"Dika nggak bisa diandelin lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadikan Aku Bidadarimu Abrar
Teen FictionWanita adalah hiasan dunia, dan sebaik-baik hiasan adalah wanita sholehah. Wanita sholehah itu bidadari dunia yang sangat beharga dan dimuliakan. Bergitulah dengan Kana, yang ingin menjadi hiasan dunia berbalut takwa seperti Annisa. Kana menjadi ist...