Mereka bertiga memasuki rumah, sampai di rumah Abrar memanggil Kana.
"Kana"
"Iya"
"Zaman sekarang nggak ada yang gratis, kamu harus membayar tinggal di sini"
Dika kaget dengan perkataan Abrar, kenapa Abrar tiba-tiba tak manusiawi setelah ditolak Nisa.
"Bar, kamu kenapa sih" tanya Dika kesal
"Oke aku akan bayar" jawab Kana
"Aku tidak butuh uang, uang ku banyak" jawab Abrar kembali.
Dika sungguh bingung dengan pemikiran Abrar, apa sebenarnya yang di inginkan Abrar. Ia minta bayaran tapi tidak butuh uang.
"Bar, maksub mu apa?" Dika bingung dengan Abrar
"Dia harus bayar pakai tenaga. beres rumah, cuci baju kek"
"Baik saya terima" jawab Kana
"Bar, kok kamu tega sih" Dika mengoceh ke Abrar
"Aku nggak peduli"
Abrar duduk di sofa, meletakkan kakinya di atas meja.
"Kan, buatkan aku minum" ujar Abrar
"Mau minum apa?"
"Kopi"
Kana pergi ke dapur membuatkan kopi untuk Abrar, memang sedikit kesal namun ia terpaksa lakuin ini.
"Gimana bikinnya ya?"
Kana agak sedikit bingung, ia tidak tahu selera Abrar seperti apa. Yang ia ingat dulu sering buatin kopi untuk bapaknya, jadi Kana membuatkan kopi sesuai selera bapaknya.
"Aku bikin sesuai selera bapak aja ya"
Setelah membuatkan kopi, Kana mengantarkannya untuk Abrar
"Nih kopinya"
Abrar meminum kopi yang dibuatkan Kana.
"Enak juga buatannya" pikir Abrar
Saking enaknya, Abrar lupa ia mau balas dendamnya. Hampir saja kopinya habis. Abrar membuang sisanya kelantai dan berkata
"Nggak enak, sekarang tugasmu bersihin lantai ini"
Abrar pergi ke kamarnya dengan penuh kekesalan, ia ngomel-ngomel masuk kamar.
"Maaf Kana, ini semua karna aku" ucap Dika
"Nggak, kamu nggak salah kok"
"Sini biar aku bantu"
"Jangan-jangan, ini tugas ku"
"Baiklah"
"Dik, aku salah menilai. Ternyata yang lebih baik itu kamu bukan dia"
"Sebenarnya aku bingung Kan, nggak biasanya dia kayak gini, dia itu orangnya baik"
Kana membersihkan sisa kopi yang ada di lantai, dari kejauhan Abrar melihat kekejamannya, ia merasa bersalah atas perbuatannya, namun ia sudah terlanjur menghina Kana di depan Dika, ia juga udah terlanjur merasa gengsi untuk mengakui Kana di hadapan Dika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadikan Aku Bidadarimu Abrar
Novela JuvenilWanita adalah hiasan dunia, dan sebaik-baik hiasan adalah wanita sholehah. Wanita sholehah itu bidadari dunia yang sangat beharga dan dimuliakan. Bergitulah dengan Kana, yang ingin menjadi hiasan dunia berbalut takwa seperti Annisa. Kana menjadi ist...